surat undangan

22.3K 1K 10
                                    



aku membuka pintu apartemenku saat mendengar suara ketukan dipintu apartemenku.

aku menyerngit bingung saat ku lihat seorang pemuda yang tak ku kenal tersenyum kepadaku.

"ada apa ya" tanyaku

"ini saya mau mengantarkan surat undangan untuk kamu" aku mengambil surat undangan itu.
tanganku gemetar saat kulihat disitu tertera nama raka dan calon istrinya sarah.

air mata perlahan turun membasahi pipiku.
kakiku terasa lemas aku tidak mampu menahan berat badan ku sendiri.
aku hampir saja jatuh kalo saja tidak ada tangan kekar yang menahanku.

"kamu baik-baik saja" tanya orang itu, aku tak menjawab malah aku semakin menangis.
tanpa sadar aku malah memeluk orang itu ia mengelus bahuku pelan berusaha untuk menenangkan ku.
setelah aku merasa tenang aku sadar dengan apa yang aku lakukan sekarang.
aku segera melepaskan pelukanku dari orang itu.

"Ooh.... maaf a-aku"

"tidak apa-apa" katanya sambil tersenyum

"kalau begitu aku pergi dulu".

"iya silahkan maaf atas kejadian tadi" ia mengangguk kemudian pergi

dari tadi aku terus membaca undangan itu berkali-kali.
berharap itu bukan nama raka, namun hasilnya nihil tetap saja disitu tertera nama raka.
undangan itu kini sudah kumal tak berbentuk.

apa maksud raka dari semua ini kenapa dia mesti menambah luka yang ada dihatiku.
aku benci kamu raka aku benci.

aku memutuskan untuk menghadiri pesta pernikahan raka.
walaupun hatiku rasanya sakit harus melihat raka bersanding dengan wanita lain.

dengan susah payah ku tahan air mataku agar tidak jatuh.
aku melangkah kedepan dengan perlahan untuk mengucapkan selamat untuk raka dan wanita yang kini menjadi istrinya.

"selamat ya ka ku harap kau bahagia" raka membalas uluran tanganku dan tersenyum manis.

"iya aku pasti bahagia" aku juga menyalami istrinya raka.

"selamat ya" istrinya raka membalas uluran tanganku.

aku tidak mau berlama-lama dipesta itu setelah mengucapkan selamat kepada dua orang yang sedang berbahagia tersebut aku memutuskan untuk pulang.

namun baru beberapa langkah aku berjalan seseorang menabrak ku dan menumpahkan minumanya kegaun yang ku pakai.

aku mendongkakan kepala ku kesal.

"hei kalau jalan liat-liat dong lihat karna ulahmu gaun ku jadi basah" aku kaget saat melihat orang yang menabrakku mengangkat wajahnya.

"k-kamu...."

"kita bertemu lagi, maaf aku buru-buru jadi aku tidak sengaja menabrakmu, aku sunggu menyesal maafkan aku" ujarnya

"ahh.... tidak apa-apa kalo begitu aku pergi" ujarku hendak berlalu namun pria itu malah memegang tanganku.

"kita sudah dua kali bertemu tapi aku belum tau nama mu perkenalkan aku justin" katanya sambil mengulurkan tangannya aku membalas uluran tangan itu.

"zahra senang bisa berkenalan dengan mu" ujarku sekedar berbasa-basi.

"kau kelihatan lebih cantik sekarang dari pada saat pertama kali kita bertemu"

"terima kasih" ujarku sambil tersenyum

"apa kau ingin pulang" tanyanya.

"iya aku ingin pulang"

"kalo begitu aku akan mengantarkan mu"

"tidak perlu aku bisa pulang sendiri"

"oh ayolah ini sebagai permintaan maaf ku karna telah mengotori gaun mu"

"tidak usah dibesar-besarkan aku sudah memaafkan mu"

"tapi tetap saja aku merasa bersalah ayolah"

"oke baiklah" ujarku pasrah

selama diperjalanan tidak ada percakapan diantara kami hanya terdengar suara musiklah yang memecah keheningan diantara kami.

hingga akhirnya kami sudah sampai didepan apartemenku.

"terima kasih maaf merepotkanmu" ujar ku

"sama sekali tidak merepotkan, bolehkah aku sesekali main keapartemen mu"

"oh tentu boleh kalau kau ada waktu kau bisa datang kapan pun keapartemen ku"

sebelum keluar dari mobil aku kembali mengucapkan terima kasih.

aku memasuki apartemenku dengan perasaan yang campur aduk antara sedih marah dan benci.
dengan penghiyanatan raka entalah jujur aku masih belum bisa melupakan raka meskipun ia sudah menyakitiku aku teramat sangat mencintainya.
benar kata orang cinta pertama itu sulit untuk dilupakan.







Hati yang lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang