Baikan

17.7K 723 6
                                    


aku mendengus kesal saat mendengar suara pintu apartemenku digedor.
dengan setengah hati kuraih ganggang pintu dan menampakan sosok justin yang terlihat sangat kacau.

"justin kamu"

tanpa memperhatikan raut keterkejutan diwajahku justin langsung memelukku erat seolah dia takut kehilangan diriku aku hanya diam tanpa membalas pelukannya  justin kemudian melepaskan pelukannya.

"zahra aku kira kau pergi kemana aku sudah berulang kali menghubungimu namun kau tidak mengangkatnya sama sekali"ucap justin dengan nada khawatir.

"kamu jahat banget sama aku benci sama kamu" ucapku sambil mengerucutkan bibirku sebel

"udah kamu jangan gitu dong ra kamu jelek tau kalo kaya gitu "

"biarin.... habis kamu jahat aku benci sama kamu dasar jelek"

"jelek-jelek gini juga suami kamu" aku mencubit keras pinggang justin sampai dia meringis kesakitan.

"aww.... sakit tau ra kita pulang ya"

"ahh.... cubitanku itu enggak seberapa dan aku enggak mau pulang kalo kamu mau pulang, pulang aja sana sendiri aku maunya tetap disini"

"ya udah terserah kamu yang penting kamu jangan marah sama aku dan aku mohon kamu jangan main pergi gitu aja aku khawatir banget kalo kamu dan anak kita kenapa-napa"

"iya aku janji tapi kamu juga harus janji kamu jangan pernah diemin aku lagi" justin mengangguk dan tersenyum kemudian kembali memelukku.

                                *****
malam ini kami tidur diapartemenku karna aku tidak mau pulang kerumah mama.
aku melirik kearah jarum jam yang  sudah menunjukan angka sepuluh namun aku masih belum bisa memejamkan mataku dari tadi aku terus membolak-balikan tubuhku gelisah.
sampai akhirnya justin terbangun karna ulahku.

"kamu kenapa kok belum tidur"ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"aku susah tidur dari tadi babynya nakal gerak-gerak terus"

"masa sih coba sini"ucap justin kemudian meletakan tangannya diatas perutku yang mulai membuncit  dan mengelusnya dengan lembut.

"iya babynya gerak, sayang kamu jangan nakal dong kan momynya kasian" ucap justin tak kusangka ia mencium perutku.
hatiku berdesir hangat menerima perlakuannya.

"justin kamu mau baby kita cowok atau cewek" tanyaku

"aku sih maunya cewek"

"kok cewek sih kenapa"

"supaya nanti anak kita mirip kamu jadi saat aku kangen kamu aku bisa liat gambaran diri kamu dari dia" ucap justin tulus.

"udah sekarang kamu tidur ini udah malem enggak baik ibu hamil tidurnya larut malem"

"emang udah malam siapa bilang masih siang" ucapku ketus

"ihh.... kamu" justin mengacak rambutku gemas.

                                  *****
"justin hentikan nanti rambutku kusut" justin hanya terkekeh pelan mendengar protesanku aku hanya berdecih kesal melihat raut tidak bersalah diwajahnya.

"sayang nanti kita balik kerumah mama ya" ucap justin

"entar aja deh.... aku masih pengen disini kalo kamu pengen balik ya balik aja sendiri"

"sayang jarak apartemen kamu dari kantor aku tu jauh, kalo misalnya dari rumah mamakan dekat selain itu kalo dirumah mama, kamu kalo aku tinggalkan ada yang jagain"

"iya....iya tapi nanti aku masih kangen sama apartemen aku nanti kalo aku udah puas disini kita balik lagi kerumah mama"

"makasih ya sayang"

"iya sayang" ucapku dengan nada meledek

"kamu bilang apa tadi coba ulangin"

"aku bilang sayang" ucapku sambil memutar bola mataku kesel dengan tingkahnya

"aku salah denger ya" ucapnya lagi

"kamu tu gak salah denger aku tadi panggil kamu sayang udah deh.... kamu lanjut tidur sana"

"enggak kecuali kamu juga tidur"

"iya tapi nanti"

"kok nanti"

"belum ngantuk emm.... justin aku pengen..." aku menhentikan ucapanku karna ragu.

"kenapa"

"emmm..... aku pengen tidurnya dipeluk sama kamu bolehkan" ucapku ragu.

"tanpa kamu minta aku bakalan ngelakuin itu" ucap justin sambil membawa tubuhku kedalam pelukannya.

"sekarang kamu tidur" ucap justin kemudian mengecup keningku singkat

                             

maaf ya baru bisa update sekarang soalnya kemaren aku lagi sibuk sama tugas sekolah jadi enggak ada waktu buat mgurusin ini dan maaf juga part ini terlalu pendek harap maklumin.
dan juga aku minta maaf banget kalo part ini ceritanya jelek dan kurang memuaskan.

Hati yang lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang