seperti biasa aku melayani pengunjung di toko ku.
yap aku memiliki sebuah toko bunga, dari kecil aku sangat menyukai bunga dan bercita-cita ingin memiliki toko bunga dan tak ku sangka impianku itu bisa terpenuhi.ketika ku lihat seseorang yang sangat familiar orang itu tidak asing lagi untuk ku dia adalah raka laki-laki yang dua bulan lalu telah menyakiti hati ku.
dan untuk apa dia dan istrinya kesini tak puaskah dia menyakiti ku.
kenapa dia mesti menambah luka dihati ini dengan mengumbar kemesraanya itu."hai zahra apa kabar lama kita tidak bertemu" sapa raka sok manis seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami.
aku memandang jijik kearah perempuan yang sedang bergelayut mesra dengan raka.
dasar perempuan tak tahu diri perebut kekasih orang ingin sekali aku menjambak rambut dan mencakar wajah cantiknya itu."baik" jawabku ketus.
"kau sendiri bagaimana" ujar ku sekedar berbasa-basi
"seperti yang kau lihat sekarang, o ya kami kesini ingin mencari bunga krisan bisakah kau memilihkannya untuk ku"
"baiklah" ujar ku aku berusaha untuk bersikap profesional.
seolah tidak terjadi apa-apa.setelah memilih bunga untuk raka dan istrinya.
aku bisa bernafas lega akhirnya dua orang yang tidak ingin aku lihat didunia ini pergi.
berlebihan memang tapi jujur aku masih sangat sakit hati atas apa yang sudah mereka lakukan terhadap ku.setelah jam tujuh malam aku menutup toko ku aku bersiap-siap untuk pulang ke apartemenku.
jarak apartemen dan toko ku tidak terlalu jauh cukup berajalan sepuluh menit saja sudah sampai.
jadi aku tidak perlu untuk naik kendaran apapun.aku menghentikan langkahku saat mendangar suara klapson mobil.
aku menoleh kearah jendela mobil yang perlahan mulai terbuka dan tampaklah justin."zahra kau ada waktu ada yang ingin ku bicarakan denganmu"
didalam mobil hanya terjadi keheningan antara aku dan justin.
"ehemm...." aku berdehem untuk memecah keheningan antara aku dan justin.
"apa yang ingin kau bicarakan tanyaku" namun justin tak menjawab pertanyaan ku dan malah fokus menyetir.
"justin kau mendengarkan ku" ujar ku jujur aku sangat kesal dengan justin yang tidak menjawab pertanyaan ku.
"justin kau budek atau apa kau belum menjawab pertanyaan ku" aku setengah berteriak sakin kesalnya.
dan dengan tiba-tiba justin menghentikan mobilnya yang membuat tubuh ku terdorong kedepan.
"justin kau apa-apaan"
"zahra bisakah kau diam saja aku bosan mendengar ocehanmu" justin setengah membentak mengucapkan kata-kata itu.
dan dia bilang apa tadi dia bosan mendengar ocehan ku dan kenapa dia malah membawa ku ketempat yang aku tidak tau dimana.aku sadar ternyata semua laki-laki itu sama, hanya bersikap manis diawalnya saja.
mobil yang dikendarai aku dan justin berhenti disebuah lestoran.
"zahra aku ingin menutup matamu terlebih dahulu sebelum mengajakmu masuk kedalam"
"oh justin ayolah aku tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna"
"tapi ra ini spesial jadi aku harus menutup matamu"
"baiklah" akhirnya aku hanya mengangguk pasrah mengiyakan permintaan justin.
kemudian justin menutup mata ku dan menuntun ku turun dari mobil.
kemudian justin melepas penutup mataku, aku mengerjabkan mata ku berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kemata ku.
aku kaget dengan pemandangan yang ada didepan ku.sebuah meja yang ditata sedemikan rupa dan cahaya lilin yang temaram membuat kesan yang begitu romantis.
aku menatap kearah justin bingung namun ia hanya tersenyum dan mengajak ku untuk duduk dan aku hanya menurut.
kami duduk berhadap-hadapan.
"zahra aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu untuk yang kesekian kalinya aku tidak peduli kamu bosan atau apa tapi yang pasti aku tidak pernah bosan untuk mengungkapkannya" jeda sejenak
"zahra please jangan tolak aku lagi mungkin ini sedikit memaksa tapi aku tak peduli aku sangat mencintaimu"
"tapi justin jawaban ku tetap sama aku tetap mengatakan tidak maaf justin aku tidak bisa menerimamu"
"kenapa ra apa kamu masih ragu dengan cinta ku sudah ku katakan bahwa semua lelaki itu tidak sama aku mencintaimu ra aku tidak akan pernah menyakitimu kamu bisa pegang kata-kata ku"
"aku sudah tidak percaya dengan janji-janji" ucapku ketus.
aku hendak segera pergi namun justin menahanku tanpa ku sangaka ia berjongkok didepanku dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah."zahra marry me please"
aku menganga lebar tak percaya dengan ucapan justin barusan jika saja ada lalat mungkin sudah masuk kedalam mulut ku oh itu sungguh berlebihan.
"zahra..." sontak aku tersadar dari pikiranku
"i-iya" jawabku salting.
"menikahlah denganku dengan ini aku bisa membuktikan rasa cintaku padamu"
"maaf justin aku tidak bisa lupakan aku justin kau punya segalanya kau bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku" aku berusaha membuat justin untuk bangun dari jongkoknya.
"tapi yang aku inginkan kamu ra sumber kebahagiaan ku adalah kamu bukan orang lain"
"maaf justin aku tidak bisa" aku setengah berlari pergi menjauh dari justin.
aku masih belum bisa membuka hatiku untuk justin aku masih trauma dengan masa laluku dan selain itu aku punya alasan lain jujur aku masih mencintai raka
dan aku tidak mencintai justin dan aku takut jika justin menyakitiku meskipun kutau justin bukan raka
tapi siapa tau justin juga akan menyakitiku nanti seperti raka yang telah mengecewakan ku.jangan lupa voted and comment!.!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati yang luka
Romancehatiku hancur saat kekasih yang paling aku cintai lebih memilih gadis pilihan orang tuanya dibanding diriku lebih sakit lagi saat ia mengatakan selama ini dia tak mencintaiku namun disaat aku mulai membalut luka dihatiku dia datang memintaku untuk...