biarkan aku sendiri

15.7K 727 3
                                    


waktu terus berlalu sejak penolakan ku dengan justin seminggu yang lalu.

semenjak itu aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak bertemu dengan justin.
namun semakin aku berusaha untuk menjauhinya ia malah semakin gencar mendekati ku.

jujur aku risih dengan perlakuan justin tak tau kah dia bahwa aku tidak memiliki perasaan sama sekali untuknya.

cintaku hanya untuk raka sekarang dan selamanya walupun raka sudah menyakitiku aku tetap mencintainya katakan bahwa aku bodoh tetap mencintai laki-laki yang sudah menghiyanati ku.

seperti saat ini justin sedang menungguku didepan.
ia masih baik padaku meskipun aku sudah menolaknya berulang kali entah terbuat dari apa hati laki-laki ini.
kenapa dia mesti keras kepala seperti ini.

"zahra ayo aku antar pulang" aku mengangguk mengiyakan

aku terus memperhatikan justin yang sedang fokus menyetir.

"justin kenapa kamu masih baik padaku padahal aku sudah menolakmu"

"seberapa sering kau menolakku aku akan semakin sering untuk mengungkapkan perasaanku"

"maafkan aku justin aku tidak bisa meneriama mu"

"aku akan menunggumu sampai kau membuka hatimu untuk ku"

"maaf justin tapi hati ku masih milik raka seorang"

"lupakan raka apakah kau tidak sadar raka sudah menyakitimu ia sudah menikah dan bahagia dengan wanita lain kau tidak bisa untuk mengharapkannya"

air mataku menetes perkataan justin begitu menohok dihati ku.

"maaf aku tidak bermaksud untuk menyakitimu aku hanya tidak ingin kau terus mengharapkan raka"

aku sadar bahwa justin tidak membawa ku keapartemen aku kaget.

"justin kamu mau bawa aku kemana"

"justin aku mau pulang hey kau dengar aku" namun justin tak menghiraukan perkataan ku.

"justin turunin aku disini sekarang kalo tidak aku akan lompat"

"silahkan lompat jika kau berani" kata justin.

tanpa pikir panjang aku melompat keluar tak peduli apa yang akan terjadi denganku nanti.

aku meringis kesakitan saat tubuhku terhempas diaspal jalanan.
lutut dan tanganku berdarah.
namun aku tak peduli aku berusaha untuk berdiri.

ku lihat justin menghentikan mobilnya dan berlari kearahku.

"zahra kenapa kau begitu bodoh liat apa yang terjadi denganmu sekarang"

"lepasin aku mau pulang"

"kita kerumah sakit dulu"

"gak lepasin"

aku berusaha menepis tangan justin aku berlari dan menyetop sebuah taksi.

"pak cepetan jalan pak"

aku menghela nafas lega bisa pergi menjauh dari justin.
sesampainya diapartemen aku segera memasuki lift dan menekan angka sembilan untuk menuju kelantai apartemenku.

aku berjalan dengan langkah tertatih karna lutut dan kakiku berdarah.
setelah membersihkan lukaku aku segera mengganti bajuku dan tak ku sangka di tubuhku banyak sekali terdapat memar.
pantas saja tubuhku rasanya remuk.

aku memutuskan untuk segera tidur namun baru beberapa saat aku mendengar suara ketukan dipintu apartemenku.

aku terkejut setelah aku membuka pintu dan ku lihat raut wajah khawatir dari justin.

"zahra kamu gak papakan ayo kita kerumah sakit sekarang aku gak mau kamu kenapa-napa aku minta maaf ra"

"justin kamu tu apa-apaan sih.... sekarang kamu pergi aku gak mau liat kamu pergi"

"enggak ra aku gak bakalan pergi sebelum aku mastiin kamu baik-baik aja"

"seperti yang kamu lihat aku baik-baik aja akan lebih baik jika kamu tinggalin aku"

"engga ra kamu gak sedang baik-baik aja"

"justin aku bilang tinggalin aku sendiri" ujarku berteriak.
aku segera menutup pintu apartemenku tanpa memperdulikan justin yang terus memanggil namaku.

malam ini aku sangat susah sekali untuk tidur dikarenakan luka dan memar ditubuhku yang sangat sakit.
besok aku akan kerumah sakit

aku terkejut saat membuka pintu dan kudapati justin sedang berjongkok didepan pintu apartemenku

"justin...."

"zahra oh k-kau" justin langsung memeluk ku erat sampai aku jadi susah bernafas.

"oh justin lepaskan pelukanmu aku tidak bisa bernafas"

"maaf aku hanya terlalu khawatir denganmu ra" jeda sejenak.

"kamu gak papakan ra ya ampun tanganmu sampai biru seperti ini, maaf ra kalo aja aku gak egois pasti ini gak bakalan terjadi aku menyesal"

"lupakan saja apa kau mau langsung pulang" tanyaku.

justin menggelengkan kepalanya.

"tidak aku tidak langsung pulang aku ingin mengantarkan kerumah sakit dulu"

"baiklah"

setelah mengantarkan ku dari rumah sakit justin akhirnya pulang.
hari ini aku memutuskan untuk tidak membuka toko terlebih dahulu.
karna tubuhku rasanya sakit semua.




Hati yang lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang