"Ah kau sudah datang?" ucap seorang pria kepada seorang gadis cantik yang baru saja datang bersama seorang asistennya.
"Kau sudah liat sendiri kan?" balas gadis itu dengan ketus.
"Hahahaha"
Pria itu tertawa melihat gadis itu terlihat kesal dan juga seperti menyesal bertemu dengannya.
"Ada yang lucu?" tanya gadis itu dengan tatapan tajamnya.
"Ah..tidak ada, gadis manja."
"Jangan memanggilku seenakmu, memangnya kau siapa ha?"
"Aku? Kenalkan aku Kwon Yuri."
"Aku sudah tau."
"Pft tapi tadi kau bertanya."
Gadis itu mengangkat bahunya acuh. Setelah itu, mereka memesan makanan masing-masing. Tak ada percakapan diantara mereka, mereka hanya menikmati makanan dan pikiran mereka masing-masing.
"Aku sudah selesai."
"Lalu?"
"Ekhem.. begini nona Krystal Jung, sekarang bisakah kita bicara sesuatu yang serius?"
Pria itu mengelap mulutnya dan menaruh peralatan makannya diatas piring.
"Apa yang mau kau bicarakan?"
Yuri pun tersenyum melihat Krystal menyetujui permintaannya.
"Baik. Jadi begini, aku sebenarnya tak ingin dijodohkan seperti ini, kau pasti juga sependapat denganku. Terlihat sekali dari tadi kau tidak tertarik dengan pertemuan ini."
"Bagus kalau kau sadar."
" Apakah ada orang yang sedang kau sukai?"
"Bukan urusanmu, Tuan Kwon."
"Maaf Nona Krystal, masalahnya aku juga sudah punya orang yang aku sukai, ah bukan.. bahkan aku mencintainya."
"Lalu apa maumu?"
"Aku akan bilang pada ayahku untuk membatalkan perjodohan ini."
"Bagus, jadi sekarang aku boleh pergi?"
"Haha kau boleh pergi sejak tadi sebenarnya nona Krystal."
"Terima kasih, Tuan Kwon. Terima kasih juga makanannya."
"It's okay."
Yuri pun mengacungkan jempolnya kearah Krystal. Lalu Krystal pun kekuar dari restoran itu. Ia segera mencari assisten nya.
Aish kemana sih si stupid itu, sudah gerimis seperti ini pula
Lalu Krystal melihat seseorang yang dia cari-cari sedang berbicara lewat telpon dengan seseorang.
"Ya nuna, aku sedang menunggu nya."
"..."
"Ya, dia sedang bertemu calon suaminya."
"..."
"Iya, yah padahal calonnya itu tak setampan aku sih nuna, tapi ia cukup kaya hehehe."
"..."
"Denganku? mana mungkin.. aku hanya seorang asisten pribadinya saja, lagipula aku sudah punya seseorang yang aku sukai."
"..."
"Haha itu rahasia dong nuna."
Sret
Bip.
"Hei, kenapa kau mengambil telponku dan mengganggu percakapan ku dengan nuna ku?!"
Amber terlihat kesal dengan perlakuan Krystal yang seenaknya saja.
"Kau kan harusnya menemani ku saat bersama orang asing, kalau terjadi sesuatu padaku, kau mau tanggung jawab, hah?!"
"Dengar ya, aku asistenmu bukan pacarmu yang harus berada selalu disampingmu, tau?!"
"Aku juga tidak mau punya pacar seperti mu!"
"Siapa juga yang mau jadi pacar orang sepertimu?!"
Bughh
Krystal memukul lengan Amber dengan sekuat tenaganya sambil menahan bulir-bulir air mata yang ia tahan untuk tidak keluar.
"Akhhh shhh."
Amber memegangi lengannya yang baru dipukul Krystal dan terus menundukkan kepalanya menahan sakit. Ternyata nona nya itu memukul lengan yang tadi pagi terkena pukulan juga dari Kakek Jung.
Aneh, apa pukulanku sebegitu sakitnya?
"Hei, kau jangan berpura-pura kesakitan seperti itu. Pukulan gadis manja sepertiku kan tidak mampu membuatmu berdarah?"
Krystal terus memandangi Amber yang dikiranya berpura-pura kesakitan didepannya.
Amber tak menjawab atau pun membalas perkataan Krystal, ia terus memegangi lengannya yang sakit.
Sebenarnya dia ini kenapa sih?!
Krystal pun menarik tangan Amber yang menutupi lengan Amber yang dipukulnya.
"Oh my God, why you're arms bleeding?!"
*******
"Sudah selesai, lukamu sudah kuperban."
"Terima kasih."
"Ohya, kemeja putihmu yang kau pakai tadi terkena darah, jadi aku sudah menyuruh orang untuk mencucinya."
Amber mengangguk. Mereka sekarang sudah ada dikamar Amber. Karna lengan Amber berdarah dan sakit, Krystal menelpon rumahnya dan menyuruh supir pribadi kakeknya menjemput nya dan juga Amber.
"Sebenarnya, aku ingin tau Amber."
"Ingin tau apa?"
"Lenganmu.. kenapa lenganmu bisa berdarah seperti itu."
"Bukan urusanmu, dan tak perlu kau khawatirkan."
Ish menyebalkan sekali
"Baiklah, istirahatlah. Besok aku bilang pada kakek agar kau tidak usah bekerja dulu."
"Tak perlu, aku bisa bekerja besok."
Krystal pun tak menggubris Amber, ia malah kekuar dari kamar Amber. Amber hanya membuang nafasnya kasar.
Kalau aku memberitahu mu ini adalah karna kakekmu, lalu kau mau apa Krystal? kau tak bisa apa-apa kan? terima kasih sudah mengkhawatirkanku.
Amber tersenyum sendiri mengingat Krystal yang biasanya kekanak-kanakan dan manja bisa bersikap dewasa seperti tadi.
Amber pun membuka kaus dalam nya, ia bermaksud untuk menggantinya karna sudah ia pakai seharian. Ia juga membuka celana panjangnya dan menyisakan celana boxernya saja dan juga badan sixpacknya yang terekspos sempurna.
Terlihat juga beberapa tatto di bagian tertentu pada tubuhnya itu yang terlihat keren dan maskulin.
Ketika ia ingin menaruh baju kotornya di keranjang, ia melihat handphone Krystal yang tertinggal di nakas kamarnya.
Ah handphone anak itu ketinggalan disini, dasar ceroboh
cklek
"Oh My God!! Aaaaaaa!!"
Amber menoleh ke arah pintu yang terbuka secara tiba-tiba itu, dan melihat seseorang yang sedang berdiri dengan tampang terkejut...
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc~
YOU ARE READING
Letting Go
RandomSaat kita ingin memperjuangkan sesuatu yg baru,sanggupkah kita melepaskan yg lama? (Jessber vs Kryber)