Kita pernah sering berbicara tentang hari esok, seolah kita mengetahui segala sesuatu. Bermimpi di siang bolong sampai malam dan subuh tiba, kita berbicara tentang citacita yang digantungkan pada langit.
.
Sekarang tidak ada lagi angin lembut yang membelai dedaun, hingga ia tak lagi bingar menarinari. Entah apa yang membuat hangat menghilang dari kemarau, sejuk tiada lagi pada subuh yang damai. Hanya ada sepi yang mendekap erat jiwa yang linglung.
.
Ketika mulut telah kehilangan kata sapa. Ketika otak lebih memilih lupa. Ketika tubuh enggan untuk saling menghadap. Tidak lagi terlihat gurat senyum pada pipi. Ada harap tentang ingin semua kembali normal, ada juga kepasrahan yang ingin benarbenar musnahkan semua ingatan.
.
Waktu diciptakan Tuhan untuk menjadi wakilnya dalam kehidupan. Maka selanjutnya, biarlah waktu yang menentukan harus seperti apa baiknya..
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA HATI BICARA
RomanceGerimis adalah jiwa yang mencoba teguh Padahal mendungnya terlihat jelas Pelangi menjadi ekspresi munafik Ketika gerimis dan mendungnya belum usai Wahai jiwa tetaplah teguh Perlahan perihmu habis dalam lelehan gerimis " ___Fauzi.S___"