Hallo.
I'm back.
Enjoy!!!
Sore ini Afwan pulang lebih awal dari biasanya. Katanya sih 'udah ada yang nge- handle jadi percuma kalau aku lama-lama di kantor tapi pikiran aku hanya tertuju sama kamu, lebih baik aku pulang ke rumah kan?. Hehe'. Katanya kepada Ayraa. Ayraa hanya bisa menahan tawa senangnyaa.
Bukan Afwan namanya jika tidak punya seribu cara yang bisa membuat Ayraa selalu merona.
"Ay, kamu siap-siap gih. Biar aku tunggu di sini yaa.." Kata Afwan menghampiri Ayraa yang sedang menonton televisi. Kini pakaian Afwan sudah berubah, bukan pake pakaian iron man atau sejenisnya yaa.. Tapi kini Afwan sudah mengenakan blue jeans dan polo shirt hitam polosnya itu.
"Siap-siap? Emangnya kita mau kemana Mas? Kamu kan baru pulang. Emangnya gak cape?" tanya Ayraa bingung. "Gak. Gak cape kok. Udah kamu Siap-siap aja dulu."
Ayraa bukannya beranjak malah menatap Afwan Lama. Menuntut penjelasan yang lebih jelas. "Kejutan sayang..." kata Afwan akhirnya setelah menyadari tatapan Ayraa.
"Aku masih rada trauma dengan kata kejutan loh Mas." Cibir Ayraa lalu beranjak. Afwan hanya bisa tersenyum getir lalu menghela nafasnya kasar.
Setelah menunggu Ayraa berbenah diri dan menempuh perjalanan yang cukup lama. Akhirnya Afwan dan Ayraa sampai juga di salah satu Mall di bilangan Jakarta selatan.
"Mas? Kejutannya apa sih? Gak yang aneh-aneh kayak waktu itu kan?" Tanya Ayraa polos.
"Enggak sayang. Aku cuma ngajak kamu ketemuan sama teman aku aja kok. Gak yang aneh-aneh." Kata Afwan sambil merapatkan rangkulan nya.
"Cewek atau cowok Mas?" Tanya Ayraa lagi.
"Mmm... Kamu maunya apa?" Sahut Afwan memberikan pilihan. "Aku maunya cowok."
Afwan seketika berhenti dan menatap istrinya itu. "Kenapa cowok? Kenapa gak cewe?" Tanya Afwan bingung.
"Yaa.. Kalau cewek. Nanti yang ada kamu malah Ngenalin aku sebagai sepupu kamu lagi. Apalagi kalau cewek itu cantik." Kata Ayraa.
"Sok tau. Haha." Afwan menjawil hidung istrinya itu. "Bisa aja kan kalo kamu berniat poligami! Atau nikah sirih di belakang aku?" Cibirnya lagi.
"Kayaknya gak akan mungkin deh. Soalnya dia udah punya tunangan." Kata Afwan meledek. "Berarti kalau dia belum ada tunangannya kamu mau nikah sirih sama dia? Iya? Gitu? Bagus banget Mas jawabannya." Cibir Ayraa lalu berjalan lebih dulu di banding Afwan setelah Afwan mengangguk tanda ia mengiyakan pertanyaan Ayraa. Afwan yang melihat tingkah cemburu dari istrinya itu hanya terkikik.
"Masa gitu aja ngambek sih Ay..." Afwan berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Ayraa.
"Siapa yang ngambek?" kata Ayraa tanpa rasa dosa sama sekali.
"Kamu."
"Ihh sok tau.. Aku gak ngambek tuh...." Kata Ayraa lagi. Tapi nadanya masih agak sedikit ketus. Afwan memaklumkan karena Ayraa baru saja datang tamu tadi pagi. Jadi emosinya mungkin agak meningkat. Biasa perempuan.
"Kalau gak ngambek kenapa jalan duluan? Hmm?" ledek Afwan lagi. Ayraa tau Afwan tak seperti anak kecil yang tidak peka dengan keadaan.
"Abisnya kamu lama." balas Ayraa akhirnya. "Oh lama yaaa?" Ledek Afwan lagi.
"Au deh Mas. Sakarep mu dewe." Kata Ayraa lagi. Afwan hanya bisa tertawa melihat tingkah Istrinya yang cemburu.
Mmmmm... tepatnya cemburu tidak jelas. Agak aneh. Tapi Afwan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Husband ✅
Ficción General#3InSpiritual (On11Desember2016 | On28Desember2016) Karena bagaimanapun Menikah di usia 23 tahun itu bukanlah cita-cita yang di impikan oleh seorang Ayraa Nazeefah Mahveen.