Chapter 2 - Ramyeon?

630 70 8
                                    

"Namaku Giana A. Quiero, silahkan panggil aku Giana."

Semua siswa khususnya para lelaki antusias menyimak Giana. Wajah cantik polos bak boneka, rambut coklat bersinar, mata beriris coklat jernih dan suara yang halus menenangkan, menebarkan pesona tersendiri bagi gadis itu.

Hanya beberapa saja yang tidak terlalu mempedulikan. Mereka bukannya iri, hanya merasa tidak perlu saja.

Sombong?

Tidak. Mereka tidak sombong, baik malah. Tentu saja mereka punya alasan tersendiri.

"Cepat duduk di bangku yang kosong! Pelajaran hampir di mulai!" kata wali kelasnya galak. Sepertinya wali kelas itu tidak pandang bulu apakah didepannya murid baru atau tidak.

Beberapa pasang mata lelaki masih saja mengikuti Giana sampai duduk dikursinya.

"Pelajaran kali ini membahas tentang..."

Wali kelasnya sibuk menerangkan setelah Giana duduk. Ia duduk di kursi kosong agak belakang dekat dengan perempuan berambut hitam panjang. Sepertinya ia tidak menyadari dua lelaki di belakangnya adalah orang yang di temuinya tadi.

"Halo Giana, namaku Seo Yoona. Kau bisa memanggilku Yoona. Salam kenal!" gadis disampingnya mengenalkan diri, berbisik, agar wali kelasnya tidak mendengar.

"Salam kenal."

"Hei, kau ingat kami?" Shinwoo dibelakangnya berbisik. Giana menoleh.

"Ingat. Terima kasih."

"Untuk tadi? Tidak apa-apa, itu bukanlah masalah. Ngomong-ngomong namaku-"

"Oi! Siapa yang berbicara? Aku mendengarnya dengan jelas!" Wali kelas menatap seisi ruangan. Giana dan Shinwoo spontan kembali ke posisi awal. Entah wali kelasnya sangat jeli atau suara Shinwoo yang terlalu keras, apapun itu perkenalan mereka ditunda.

Wali kelas kembali menjelaskan sambil menulis di papan tulis. Giana tidak terlalu memperhatikan. Ia memang menulis, tapi pikirannya melayang entah kemana. Beban yang dipikul terlalu berat untuknya. Tetapi mau bagaimana lagi, ini adalah takdir hidupnya.

Selain itu, Giana sedikit berpikir. Kenapa yang mengajarnya adalah pak tua galak itu?
Ya pria paruh baya wali kelasnya adalah orang yang menjaga gerbang tadi pagi. Giana berpikir wali kelasnya akan sama seperti kepala sekolahnya. Tapi, bagaimana lagi? Yap, sekali lagi takdir.

Giana menghela napas. Mencoba membuang pikirannya jauh-jauh dan mencoba fokus.

Beberapa menit kemudian ia mengantuk. Ia sudah tahu dan paham betul tentang pelajaran yang disampaikan. Rasanya sangat bosan. Ia sudah tidak kembali fokus.

Grooook...grooook...

Suara dengkuran itu sontak membuat Giana menoleh ke belakang. Ternyata orang bersurai merah tadi tertidur. Giana menoleh ke teman disebelahnya yang rupanya sedang bermain laptop dengan asyiknya.

Yah, setidaknya bukan dia saja yang tidak fokus.

Tapi rasa bosan kembali menyelimutinya.

Gadis itu akhirnya tetap memperhatikan sambil bertopang dagu.

Sepertinya pagi ini akan terasa sangat-sangat panjang untuknya.

********

"Han Shinwoo. Panggil saja Shinwoo," Shinwoo mengacungkan jempol ke arah dadanya sambil tersenyum. Sekarang sudah masuk jam istirahat, namun Giana masih di kelas. Tentu saja berkenalan dengan teman baru.

"Aku Ik-Han, Woo Ik-Han. Salam kenal," Ik-Han tersenyum, menaikkan kacamatanya.

"Salam kenal," kata Giana datar.

"Giana, kenalkan ini Im Suyi, panggil saja Suyi." Yoona memperkenalkan gadis seumurannya dengan rambut biru tua. Suyi melambaikan tangannya. Giana seperti tidak asing melihat wajahnya.

"Sepertinya aku pernah melihatmu di papan jalan," Giana memandang Suyi.

"Apa kau model?"

"Tepat sekali."

"Pantas saja."

Di ukur dari besarnya papan yang dilihat Giana, sudah pasti Suyi adalah model yang sedang populer.

"Dan tiga orang dibelakang itu juga berasal dari luar negeri," Shinwoo kembali mengenalkan temannya.

Ketiga orang itu menatapnya. Wajah mereka sangat menawan, tak kalah dengan Giana.

"Namanya Seira J. Loyard,kau bisa memanggilnya Seira," ucap Shinwoo mengenalkan gadis berambut perak, salah satu dari tiga orang menawan tadi.

"Dan yang tingginya sama denganku ini, bernama Regis. Regis K. Landerge," Ik-Han merangkul Lelaki berambut perak juga namun disisi kanan kirinya terdapat beberapa helai rambut berwarna hitam. Bisa dikatakan Ik-Han dan Regis lebih pendek dari laki-laki pada umumnya.

"Ish." Lelaki bernama Regis itu menepis tangan Ik-Han, tidak suka.

"Dan lelaki yang satu ini bernama Cadis-ah lupakan, kami memanggilnya Rai."

Giana menatap Rai, sepertinya ia pernah melihatnya. Atau bahkan mengenalnya?. Entahlah ia merasa De javu sekarang.

"Karena sudah berkenalan, mari kita makan Ramyeon!" Shinwoo mengepalkan tangannya.

"Murid baru dari luar negeri harus merasakan makanan khas negara ini!"

Tangan Giana segera ditarik oleh Yoona dan Suyi.

"Tu-tunggu, Ramyeon?"

********

To be continued...

Halo semua! Kembali dengan author Zaza si magang. Gimana chapter 2 saya? Meningkatkah? Menurunkah?

Btw, ini chapter updatenya lebih cepet yah? Ahaha itu karena author takut ntar kalo sibuk ga bisa publish. ^ω^ ehehe..

Dan juga tidak ketinggalan, mohon vote+commentnya. Zaza sangat berterimakasih untuk yang sudah baca+vote+comment.

Mohon sangat ya, comment kalian sangat dibutuhkan. Hanya bilang 'Lanjut Za' 'Bagus Za' , Zaza udah seneeeeeeeeeeeeeeng BANGET.
Zaza udah berasa terbang...

Terimakasih untuk semua.

Love,
Zaza and Scenery Sky

The Blue Moon RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang