Kantin SMA Ye Ran ramai seperti biasa. Para siswa antre teratur, memesan makanan kesukaan mereka. Koki sesuai tugasnya, sibuk membuat makanan. Sedangkan yang sudah memesan segera duduk di tempat yang sudah di sediakan. Kepulan asap dari makanan terlihat menebar bau sedap, menggoda perut yang sedang kosong. Beberapa makanan yang sudah jadi segera di antar sebelum dingin.
Namun, suasana mendadak berubah. Segera setelah beberapa anak memasuki kantin. Ruangan itu menjadi lengang sejenak. Aura kelas tinggi dari tiga di antaranya sudah terasa sejak memasuki kantin. Beberapa anak menyingkir, memberikan jalan bagi beberapa orang itu.
Mereka mulai berbisik-bisik, selebih ketika mengetahui ada wajah baru disana. Beberapa anak itu adalah Giana, Yoona, Suyi, Shinwoo, Ik-Han, Rai, Regis, dan Seira.
Dalam sekejap mereka sudah menjadi pusat perhatian. Terutama Giana. Wajahnya yang cantik bak boneka itu telah mencuri hampir separuh perhatian lelaki ataupun perempuan disana. Satu-dua diantaranya berbisik iri.
Tapi apapun itu, Giana paling tidak suka menjadi pusat perhatian. Jika bukan karena teman-teman barunya, Giana enggan pergi ke kantin. Ia sudah tahu jadinya akan seperti ini. Giana mencoba mengabaikan bisik-bisik mereka setelah melihat temannya tenang-tenang saja.
"Jadi Giana, apa kau pernah makan ramyeon?" Tanya Yoona.
"Pernah."
"Sayang sekali, padahal kami ingin menunjukan rasa fantastis dari ramyeon." Raut wajah Shinwoo berubah kecewa.
"Tapi, itu sudah lama sekali. Mungkin lima atau enam tahun yang lalu."
Sejujurnya Giana sudah lupa kapan tepatnya. Bahkan rasa dari ramyeon pun Giana hampir lupa. Hanya rasa kehangatan yang Giana masih ingat.
"Nah silahkan dimakan." Suara Yoona membangunkan Giana dari lamunannya.
"Terima kasih."
"Ngomomg-ngomong, bagaimana rasa ramyeon yang kau rasakan dulu?" Tanya Ik-Han pada Giana.
"Enak."
"Enak? Hanya itu? Kalau begitu kupastikan ramyeon disini jauuh lebih lezat dari yang kau makan dulu," kata Shinwoo sambil mematahkan sumpit yang menyatu. Yoona dan Suyi hanya tertawa kecil. Sementara Rai, Regis dan Seira hanya diam.
"Bahkan Rai pun menjadi ketagihan."
Ketagihan? Pikir Giana sambil melirik Rai yang sedang menunggu mie-nya mengembang.
Apa ramyeon disini benar-benar lezat ataukah aku yang lupa rasanya? Pikir Giana.
"Selamat makan!"
Semua segera melahap ramyeon masing-masing dengan sumpit. Namun Giana memilih menggunakan sendok dahulu, merasakan kuahnya.
Giana mengambil kuah dengan sendok, membiarkannya sebentar agar dingin. Lalu menyesapnya.
Ia menaruh sendoknya perlahan.
Matanya terbelalak.
Rasa ini. Rasa yang Giana rasakan saat itu.
Seola diputar ulang, Giana dapat merasakannya samar-samar.
Rasa hangat itu kembali menghampiri. Rasa nyaman saat bersama orang tercintanya.
Giana masih ingat tawa mereka saat melihat ia kepanasan karena lupa meniup dahulu. Ia ingat candaan mereka, suara mereka, senyum mereka, semuanya. Ia tak akan pernah lupa, kenangan berharga bersama mereka...
Bersama orang-orang tercintanya...
"Hei Giana, bagaimana rasa ramyeonnya?" Tanya Shinwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Moon Rose
FanficSMA Ye Ran kedatangan murid baru. Sang kepala sekolah, Frankenstein sama tidak menaruh curiga pada gadis itu. Namun beberapa hari setelah kedatangannya, terjadi penyerangan berantai terhadap murid-murid SMA. Korban semakin banyak berjatuhan, memaksa...