Seorang pria melewati sebuah gang sepi, kumuh, dan penuh sampah. Gelapnya malam tak membuat pria dengan rambut gaya punk itu berhenti, sebaliknya tetap berjalan walau tertatih-tatih sambil memegangi salah satu lengannya. Baju robek yang dikenakannya tidak dapat menutup seluruh tubuh, sehingga luka di tubuhnya pun dapat terlihat masih merah bahkan mengeluarkan darah.
Sial! Apa yang harus kukatakan pada si sialan itu? umpatnya dalam hati.
Mungkin kabur adalah pilihan terbaik.
Pria bergaya punk itu terhenti ketika melihat banyak puntung rokok bertebaran disekitarnya.
"Bagaimana misi yang kuperintahkan?"
Pria itu berbalik. Tampak seorang pria lain berkacamata cukup tampan berjas hitam dengan rambut kuning curly pendek berjalan ke arahnya sambil menghisap rokok. Si Pria punk itu berjalan mundur, hendak kabur. Namun baru beberapa langkah, tubuhnya menabrak sesuatu. Ketika ia menoleh, dua orang bertudung yang entah kapan datangnya sudah berada di belakangnya. Kini si pria punk itu tidak bisa lari, ia telah terkepung. Jalan satu-satunya adalah melompat keatas. Namun mengingat luka yang diderita dan juga energinya sudah habis, lompat adalah hal yang mustahil. Lagi pula tiga orang yang mengepungnya pasti tidak akan membiarkannya lolos.
"Hm? Kutanya sekali lagi, bagaimana dengan misi yang kuperintahkan?" tanya si pria rambut kuning curly . Si pria punk itu menunduk, merekatkan giginya.
"Bagaimana?"
Si pria punk masih tidak menjawab.
"Huft, mengecewakan sekali." Si rambut kuning curly berbalik.
"Apa jadinya sampah jika tidak bisa didaur ulang?"
Si pria rambut kuning curly itu menjatuhkan rokoknya.
Lalu menginjaknya sampai hancur.
"Mereka harus dilenyapkan."
Salah satu orang bertudung mengangkat tangannya, bersiap menghunus si pria punk itu dengan tangan. "Tu-tunggu! Itu bukan salahku!"
Si pria rambut kuning curly itu mengangkat tangannya, memberi sinyal untuk berhenti. Pergerakan orang bertudung itu terhenti.
"Bukan salahmu?"
"Y-ya! Sebenarnya itu salahmu! Kau tidak memberitahu padaku jika ada monster sekuat bahkan lebih kuat darimu! Asal kau tahu, sialan itu membantai seluruh anak buahku! Bahkan ia melakukannya sambil tertawa seperti kami adalah mainan baginya!"
"Monster yang kuat? Hm?" Si pria rambut kuning curly itu mengusap dagunya.
"Aku baru tahu soal itu."
"Oleh karena itu, kami kalah! Kami bukan tandingannya! Karena itu, wajar saja jika aku kalah!" Si Pria punk menghentakkan kakinya, ingin mendekati si pria rambut kuning curly namun bahunya ditahan oleh dua orang bertudung itu.
"Bukan tandingannya, huh?" Si pria rambut kuning curly itu tertawa.
"Lalu untuk apa aku memberikan kekuatan jika kau tidak bisa menggunakannya? Bukankah itu sia-sia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Moon Rose
FanfictionSMA Ye Ran kedatangan murid baru. Sang kepala sekolah, Frankenstein sama tidak menaruh curiga pada gadis itu. Namun beberapa hari setelah kedatangannya, terjadi penyerangan berantai terhadap murid-murid SMA. Korban semakin banyak berjatuhan, memaksa...