Part 3 - Dia Kembali

1.9K 48 8
                                    

26 Mei 2016

Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu tunggu oleh Dafa sebab hari inilah pertunangannya bersama sang pujaan hati akan diresmikan. Acara pertunangan mereka diselenggarakan di rumahnya, dikediaman keluarga besar Bramantio Sasongko. Dan sejak siang tadi, sang pujaan hati keke bersama anggota keluarganya sudah stay dirumahnya.

Kini, Rumah mewah itu telah didekor sedemikian rupa. Hiasan bunga bertebaran dimana mana. Semuanya telah siap, tinggal menanti acaranya saja yang akan segera dimulai pada malam harinya.

Saat ini, Keke sedang berada dikamar Dafa. Dia tak sendirian di dalam kamar besar itu karna dirinya ditemani oleh sang ibu tercinta, Bu Tamara. Dan juga sang calon ibu mertua, Bu karin.

"Nah sudah selesai. Bagaimana mbak, cantik kan kekenya." Kata Bu karin yang sedari tadi mendandani Keke.

"Iya mbak, cantik sekali. Wajar saja kalau salon mbak itu sangat laris. Hasilnya memang benar benar sangat memuaskan." Puji Bu Tamara mengagumi hasil karya calon besannya.

Bu Karin tersipu. "Ahh mbak bisa saja. Ini juga kan karna dasarnya Keke memang sudah cantik, mbak." katanya yang mengagumi kecantikan calon menantunya itu.. Keke tersipu malu mendengar pujiannya.

Bu Tamara tersenyum seraya ikut menatap putrinya yang kini betul betul tampak sangat cantik "Ya sudah. Kamu siap siap lagi aja yah, sayang. Mama sama tante karin mau ke bawah dulu."

Bu Tamara bersiap akan meninggalkan putrinya. Bersama calon besannya, keduanya melangkah meninggalkan kamar itu.

Keke hanya memandang kepergian kedua orang tua itu sembari terus mempertahankan senyum penuh kebahagiannya. Tapi, Begitu keduanya menghilang dibalik pintu. Senyumnya pun memudar.

Keke menatap dirinya di balik kaca. Dilihatnya kini dirinya memang tampak sangat cantik. Ia tersenyum. Namun, seketika senyumnya menghilang saat bayangan bayangan tentang masa lalunya kembali bermain diingatannya. Dan Tanpa disadarinya, buliran bening itu kembali jatuh membasahi pipinya.

"Semuanya sudah terlambat, aku harus bisa melepaskanmu dari hatiku, Nico. Aku tidak boleh seperti ini, aku hanya akan menyakiti Dafa kalau aku terus melakukan hal ini."

Keke masih terus terisak tanpa suara dan tanpa disadarinya, ternyata ada seseorang pria yang sedari tadi memperhatikannya dari balik pintu kamar. Pria itu berjalan mendekatinya lalu perlahan memegang pundaknya yang bergetar.

Karna merasakan sebuah tangan meremas lembut bahunya, sontak saja Keke langsung menghapus air matanya. Ia menoleh.

"Kak Vigo."

Dia terkejut. Rupanya orang itu adalah Vigo, kakaknya.

"kakak ngapain disini?" seulas senyum berusaha ia tampakkan agar kesedihannya dapat tertutupi.

Namun..

"kamu kenapa menangis?"

Vigo ternyata telah mengetahuinya. Selama ini dia memang mengetahui apa yang selalu dirasakan adiknya. Semuanya. Tak ada yang tak ia ketahui. Bahkan perasaan adiknya terhadap Nico yang selama ini masih saja tertancap kuat di hatinya. Hanya saja, selama ini dia berpura pura tak melihatnya agar adiknya bisa terus tegar menghadapi semua lukanya.

Tapi kini, melihat airmata itu kembali tumpah, rasanya ia tak dapat lagi menahan kepedihan hatinya.

"Nggak kok, Kak. Aku nggak nangis. Tadi aku cuma kelilipan aja, Kak."

Keke rupanya masih ingin menutupi kesedihannya. Senyuman palsu itu pula masih berusaha ia pertahankan.

Namun hal itu malah semakin membuat hati Vigo tersayat. Dengan mata yang mulai memanas, ia menuntun adiknya untuk berdiri. Kedua tangannya bergerak menangkup wajah sang adik.

Mantan TerindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang