"Nicooo..."
Teriakan itu mengejutkan Andre dan Nadia. Mereka yang baru saja kembali dari membeli makanan berlari tergopoh menghampiri Keke yang tengah terisak dengan memeluk kepala Nico dalam pangkuannya.
"Ke, Nico Kenapa?" Tanya Nadia heran melihat Nico tak berdaya.
"Aku nggak tau, Nad. Tadi dia kesakitan sambil megangin perutnya terus habis itu dia pingsan. Aku nggak tau apa yang terjadi sama dia."
Andre yang tampak panik langsung mengecek suhu tubuh Nico. Wajahnya yang perlahan memucat membuat Keke semakin panik juga.
"Ada apa, Ndre. Nico kenapa?"
"Kita harus bawa Nico kerumah sakit." Perintahnya membuat Keke dan Nadia semakin panik bercampur bingung.
"Emangnya apa yang terjadi sama Nico. Kenapa kita harus bawa dia ke rumah sakit?"
"Tanyanya Nanti aja, Nad. Sekarang kalian bantu gue angkat Nico ke mobil."
Meski Keke dan Nadia masih kebingungan, dia tetap saja mengikuti perintah Andre. Mereka bertiga hendak berusaha mengangkat tubuh tinggi besar Nico masuk ke dalam mobil. Tapi tak lama Nico tersadar ketika ia merasakan setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Tatapannya langsung tertuju pada gadis cantik yang kini memangku kepalanya.
"Nico." Keke bergumam gembira begitu melihat Pria yang masih dicintainya itu tersadar. Sebelah tangannya menggenggam jemari Nico yang saat ini tengah mengusap air mata di pipinya.
"Jangan menangis." Lirih Nico sangat lemah. Hampir tak terdengar, namun Keke masih mampu mendengarnya.
Dia menggeleng. "Nggak. Aku nggak nangis kok." Senyumannya berusaha ia lukis untuk Nico.
"Kita ke rumah sakit yah, Nick." Kata Andre mengalihkan perhatian Nico dari Keke kepadanya.
"Nggak usah. Gue nggak apa-apa kok."
"Nggak apa-apa gimana? Loe--"
"-- Ndre, udah. Gue baik-baik aja." Dia mencoba bangkit dari posisinya tapi tiba-tiba saja sakit itu kembali menyerangnya.
Mereka bertiga kembali panik kala Nico mengerang. Terlebih Keke. Kini gadis itu tak bisa lagi mengontrol air matanya.
"Kita ke rumah sakit yah, Nico."
"Nggak usah, Ke. Aku nggak apa-apa."
"Nggak apa-apa gimana. Kamu kesakitan."
"Nggak. Ke. Aku nggak apa-apa. Beneran."
Dia tak mengidahkan perintah sahabat-sahabatnya dan tetap saja berusaha untuk bangkit dari posisinya.
Melihat kekeras kepalaannya itu membuat Andre menyerah. "Yaudah. Kita bantu Nico ke kamar aja."
Namun Keke tak menyetujuinya. "Ke kamar apanya. Nggak, kita harus ke rumah sakit. Titik!!!"
"Tapi Ke--"
"--Pliss, jangan membantah, Nico. Kamu tuh yah nggak berubah. Masih aja keras kepala."
Nico mendesah. Dia mencoba meluluhkan hati Keke dengan kembali mengusap pipinya. Tatapannya yang sangat teduh seolah memberi pengertian pada gadis itu.
"Aku nggak apa-apa. Kamu nggak usah khawatir yah."
"Tapi--"
"-- Ke, tolong percaya sama aku."
Dan akhirnya luluh juga hati Keke. Dia tak tega melihat tatapan memohon itu.
"Oke. Kita ke Kamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
Random👉Nike {Nico&Keke} Love Story👈 Sekuat apapun aku mengelaknya, maka semakin kuat juga perasaan ini menyiksaku. Dan setegar apapun aku melawan sakit itu maka semakin rapulah hati ini. Itulah kenyataannya.. Kenyataan yang menegaskan betapa aku masih s...