2 Juni 2016,
Setelah lama terdiam menatap Kekasihnya di balik pintu Kamar, Dafa melangkah menghampirinya dan langsung memeluk tubuh ramping gadisnya dari belakang. Keke yang saat itu tengah sibuk merapikan beberapa pakaian Dafa ke Dalam Koper cukup kaget dengan apa yang dilakukan kekasihnya.
"Maaf yah, Sayang. Ini tiba-tiba. Aku aja nggak tau kalau Om Dion mengubah rencana awal yang sudah kita susun." Ujar Dafa penuh sesal. Dagunya ia tempelkan erat pada pundak gadisnya.
"Nggak apa-apa kok, Sayang. Aku faham dengan kesibukan kamu. Lagi pula ini bukan untuk yang pertama kalinya kan." Kata Keke memaklumi sembari kembali merapikan Barang-Barang yang akan Dafa bawa nantinya.
"Tapi kan, Rencana Liburan yang sudah kita planing jauh jauh hari akan gagal total, Sayang."
"Nggak apa-apa, Sayang. Aku nggak masalah kok."
"Tapi akunya yang masalah, Sayang. Aku baru aja mau lepasin semua rindu aku ke kamu, ehhh, udah ada halangan lagi."
Keke terkekeh gemas, terlebih ketika ia memalingkan wajahnya dan mendapati wajah murung Dafa dengan bibir dikerucutkan yang membuatnya semakin gemas saja.
"Jelek tau, ihh." Satu tangannya mencolek bibir Dafa diiringi dengan tawa lepasnya. Hari ini dia tampak ceria. Sepertinya kejadian beberapa hari lalu sudah dilupakannya. Mungkin saja dia memilih untuk bertahan dengan Dafa, atau mungkin juga ini hanyalah sebagian dari topengnya saja? Entahlah..!!
"Nah sudah." Serunya ketika semua yang di kerjakannya telah selesai, Dafa tersenyum menatapnya dengan kagum.
"Aku memang nggak salah memilihmu, Sayang. Kamu memang calon istri terbaik yang bisa mengurusiku dan juga calon anak-anak kita nanti." Sekali lagi kedua tangannya melingkari tubuh Keke. Pipinya ia tempelkan pada pipi Kekasihnya, sesekali mengecupnya.
Keke hanya tersenyum bahagia menerima perlakuan Kekasihnya. Sebelah tangannya terangkat mengusap-usap kepala Dafa dengan Sayang.
"Aku juga beruntung memiliki calon suami sepertimu, Sayang. Kamu laki-laki terbaik yang tuhan kirimkan untukku. Yang bisa membimbingku dan selalu mengarahkanku ke jalan yang benar. Kamu juga selalu sabar menghadapi segala tingkahku yang kadang-kadang mengesalkan dan bahkan sudah sangat menjengkelkan." Dafa Terkekeh mendengarnya.
"Kamu memang lelaki terhebat sayang." Tambahnya membuat dada Dafa mengembang. Kecupan lembut kembali ia terima di pipinya. Dia tampak sangat bahagia mendapatkan perlakuan manis ini dari kekasihnya. Namun, beberapa saat setelah itu, wajahnya kembali muram. Seperti masih ada yang mengganjal dihatinya.
~~☆♡☆~~
Dafa Bersama dengan Kekasihnya keluar dari kamar setelah semua barang bawaannya sudah siap. Setibanya di teras Depan, Dia langsung menerima ungkapan kekesalan Alex.
"loe nggak asik Daf, masa Weekend juga kita harus kerja sih. Tujuan awal kita kesini kan bukan untuk itu. Tapi refreshing. Hura-hura. Nah Kalau kayak gini mah sama aja bo'ong." Alex nampak begitu kesal.
Dafa menyengir tanpa Dosa. "Sorry Brow. Gue juga nggak nyangka kalau Om Dion bakalan nyuruh kita langsung survei ke lapangan."
Alex semakin cemberut saja, begitu juga dengan kekasihnya, Nadia, yang sejak tadi terus saja bergelayut manja di lengannya. Dia seolah tak rela membiarkan Alex pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan Terindah
Random👉Nike {Nico&Keke} Love Story👈 Sekuat apapun aku mengelaknya, maka semakin kuat juga perasaan ini menyiksaku. Dan setegar apapun aku melawan sakit itu maka semakin rapulah hati ini. Itulah kenyataannya.. Kenyataan yang menegaskan betapa aku masih s...