Chapter 3

23.3K 1K 43
                                    

_ Happy Reading  _

Jihyun sudah membulatkan tekadnya. Tanpa mau menunggu lebih lama lagi, dia segera mendatangi Cho Group. Dia tidak bisa hanya berdiam diri menunggu sekretaris Kim memberinya kabar. Ia harus bertindak cepat sebelum semuanya semakin sulit untuk di selesaikan. Karena disini nasibnya, keluarganya dan perusahan yang di pertaruhkan.

Jihyun menatap takjub bangunan yang menjulang tinggi di depannya. Ia tidak ambil pusing memikirkan berapa tingginya bangunan di depannya ini atau berapa karyawan yang bekerja disini. Yang ia tahu ini adalah perusahaan yang mengagumkan.

Jihyun semakin di buat berdecak kagum saat memasuki lantai paling dasar di perusahaan ini. Desain dan semuanya di atur dengan sangat rapi dan sempurna. Selama ini dia hanya pernah mendatangi perusahaan ayahnya, itupun bisa di hitung dengan jari. Dan perusahan ayahnya sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan yang sekarang ia datangi.

Jihyun termasuk tipe gadis yang lebih tertarik bermain bersama teman-temannya, menghabiskan waktunya bersama kekasihnya dan menghilangkan stress dengan berbelanja, ketimbang mengurusi urusan perusahaan yang menurutnya tidak menarik dan hanya membuat kepalanya pusing.

Toh, dia sangat yakin suatu hari nanti perusahaan itu pasti akan di wariskan sang ayah pada adik lelakinya yang sekarang berada di tingkat 3 Senior High School di Jerman. Adiknya memang pintar, tidak seperti dirinya yang lamban dan malas belajar.

Jihyun kembali memfokuskan dirinya dengan niat awalnya datang kesini. Bukan untuk mengagumi perusahaan ini, tapi bertemu dengan sang CEO.

Jihyun menghampiri meja resepsionis yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Annyeong haseyo. Ada yang bisa saya bantu agasshi???" Tanya sang resepsionis yang bernametag Han JiYoon itu ramah.

"Aku ingin bertemu dengan CEO Cho Group"

"Apa anda sudah membuat janji sebelumnya??"

Jihyun menggelengkan kepalanya.

"Joesonghamnida agasshi. Anda tidak bisa menemui presdir jika belum membuat janji" kata sang resepsionis sopan.

"Aku mohon. Ini sangat penting. Aku harus bertemu dengannya sekarang. Nasib perusahaan ayahku tergantung padanya" Jihyun memohon dengan wajah memelas.

Resepsionis cantik itu hanya menggelengkan kepalanya.

Jihyun tidak mau kalah. Dia tetap bersikeras dan terus memohon pada sang resepsionis itu. Bahkan, ia hampir diseret secara paksa oleh security karena sudah membuat keributan.

Dan setelah memakan waktu lumayan lama, usahanya itu tidak sia-sia. Sang resepsionis itu akhirnya luluh dan mau menelepon sang CEO.

"Anda bisa menemui presdir sekarang. Beliau menunggu anda di ruangannya. Ruangan beliau di lantai 47" jelas sang resepsionis.

Jihyun terbengong mendengar kata lantai 47. Apa itu lantai paling atas disini? Pikir Jihyun.

"Kamsahamnida" Jihyun tersenyum pada sang resepsionis dan menaiki lift ke lantai 47.

Selama di dalam lift, pikiran Jihyun benar-benar campur aduk. Ia mendatangi Cho Group tanpa persiapan apapun, hanya bermodalkan tekad yang bulat. Dan sekarang dia bingung apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan CEO Cho Group nanti.

"Arghhhh.. Jihyun pabo. Pabo. Pabo" rutuknya pada diri sendiri sambil membenturkan kepalanya ke dinding lift dengan pelan.

Untungnya saat ini hanya ada dirinya dalam lift, jadi tidak ada yang akan menatap aneh ke arahnya.

Hot TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang