Chapter 10

28.9K 1K 87
                                    

Usai mendengar pengakuan cinta mengejutkan dari Kyuhyun yang begitu tulus dan penuh kejujuran, Jihyun akhirnya mengambil keputusan untuk menerima Kyuhyun sebagai pria yang di takdirkan tuhan untuknya. Menerima pria itu sebagai suaminya. Mulai mencoba membuka hatinya untuk Kyuhyun.

Dan setelah mengambil keputusan yang di yakininya benar dan tepat, Jihyun merasa lega. Tidak ada lagi yang mengganjal di hatinya. Langkahnya terasa ringan, seolah beban berat yang di tanggungnya selama ini menghilang. Ia bisa menjalani hari-harinya dengan ceria.

Secara perlahan, Jihyun mulai menikmati peran barunya sebagai seorang istri. Istri dari CEO Cho Group, Cho Kyuhyun. Meski belum sepenuhnya membuka hati untuk Kyuhyun, namun Jihyun tidak menampik jika dirinya mulai merasakan getaran-getaran aneh yang terasa mendebarkan, menyenangkan serta percikan-percikan cinta yang timbul di hatinya tanpa ia sadari sejak kapan bermula. Hatinya mampu menerima kehadiran Kyuhyun dengan cepat.

Kyuhyun tidak pernah memaksa untuk balas mencintai, pria itu memberi waktu pada Jihyun untuk benar-benar meyakinkan perasaannya dan menempatkan Kyuhyun sebagai satu-satunya pria yang akan menempati hatinya. Dan Jihyun sangat amat bersyukur akan sikap pengertian dan kesabaran Kyuhyun itu.

Hubungan keduanya semakin lama semakin membaik. Tidak di jumpai lagi tatapan sinis, penuh kebencian dari sorot mata Jihyun setiap kali memandang Kyuhyun. Keduanya sekarang menjadi lebih dekat. Jihyun sedikit banyak mulai memahami karakter Kyuhyun dan segala hal yang menyangkut pria itu. Percayalah! Semuanya terjadi secara alami, tanpa adanya paksaan atau ancaman. Sikap suaminya yang dingin, pemaksa, kasar dan juga egois itu kini mulai berubah. Ya, setidaknya jika di depan Jihyun, Kyuhyun akan menjadi pria yang lembut, perhatian dan penyayang. Kyuhyun selalu berusaha membuat Jihyun nyaman ketika berada di dekatnya. Walau tidak jarang mereka berdua kerap memperdebatkan hal-hal kecil yang sebenarnya tidak penting sama sekali.

Pernikahan yang pada awalnya tidak diinginkan oleh Jihyun dan membuatnya frustasi, saat dijalani ternyata tidak seburuk yang ada dalam bayangannya. Kuncinya hanya satu. Menerima dan menjalani apa yang sudah di takdirkan tuhan untuknya dengan lapang dada. Jihyun hanya harus memaafkan semua perbuatan jahat Kyuhyun padanya. Maka, keadaan akan membaik dengan sendirinya. Jihyun sadar, tidak ada gunanya menyimpan kemarahan dan kebencian. Itu hanya akan membuat hidupnya serasa di neraka.

Menjalani hari-hari tanpa beban, membuat waktu cepat sekali berlalu.

***

Langit cerah Seoul kini sudah berganti dengan gelapnya malam. Terangnya sinar matahari telah di ganti dengan bulan dan bintang-bintang yang indah menghiasi langit.

Jihyun keluar dari kamar mandi dengan piyama warna birunya setelah mencuci wajah. Ia melihat Kyuhyun tengah duduk di sofa. Pria itu terlihat sangat serius berkutat dengan laptopnya.

Jihyun hendak melangkah menghampiri Kyuhyun, tapi ia mengurungkan niatnya dan memilih membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

Melalui ekor matanya, Jihyun mengamati diam-diam aktifitas Kyuhyun. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin dia katakan pada suaminya itu, tapi ia ragu. Apalagi ketika melihat Kyuhyun tengah fokus dengan pekerjaannya, Jihyun takut mengganggu konsentrasi suaminya itu. Mungkin ini bukan waktu yang tepat, pikirnya.

Jihyun mendesah pelan dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Apa kau sudah mau tidur sayang?" tanya Kyuhyun yang membuat Jihyun membuka sedikit selimutnya. Menampakkan wajahnya.

Tanpa menjawab pertanyaan yang di ajukan, indra penglihatan Jihyun bergerak mengikuti apa yang dilakukan Kyuhyun. Suaminya itu mematikan laptopnya, lalu membereskan lembaran kertas yang berserakan di atas meja, melepaskan kaca mata yang tadi bertengger manis di hidung mancungnya.

Hot TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang