_Happy Reading_
Jihyun masuk ke dalam ruang kerja Kyuhyun membawa secangkir kopi dan juga camilan. Kyuhyun tengah serius dengan berkas pekerjaan yang bertumpuk di atas meja.
"Yeobo, aku bawakan kopi dan camilan untukmu," tegur Jihyun disertai senyum lebar.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Kyuhyun saat Jihyun meletakkan secangkir kopi ke atas meja.
"Eoh? Apa maksudmu?"
"Kalau sikapmu baik dan manis seperti ini, pasti ada yang kau inginkan" ujar Kyuhyun yang sudah hafal kelakuan Jihyun. Istrinya itu akan bersikap manis dan penuh aegyo jika menginginkan sesuatu. Membuatnya tak bisa menolak.
"Kau sudah tahu ya," sahut Jihyun malu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Yeobo, aku .... ingin berhenti kuliah," tuturnya pelan.
Kyuhyun mengalihkan fokus matanya dari berkas pekerjaan dan menatap Jihyun.
"Apa ada yang mengganggumu lagi?" tanya Kyuhyun menautkan alisnya.
"Tidak" jawab Jihyun cepat.
Kyuhyun menatap lekat Jihyun, berusaha membaca ekspresi wajah istrinya itu. Sepertinya Jihyun tidak bohong.
"Baiklah. Itu ide bagus" respon Kyuhyun singkat. Lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Nde? Ide Bagus?" Jihyun bengong mendengar respon Kyuhyun. Berbeda dengan tebakannya. Ia pikir Kyuhyun akan berusaha menahannya untuk tetap lanjut kuliah. Atau memarahinya, mungkin.
"Ya. Kau itu bodoh, memang lebih baik berhenti kuliah. Orang sepertimu, kuliah hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga," ledek Kyuhyun dengan mulut tajamnya.
"Mwooo?!? Mulutmu itu... sungguh sialan! Benar-benar brengsek" maki Jihyun yang emosinya tersulut.
"Tidak ada yang salah dengan ucapan ku. Aku bicara apa adanya" jawab Kyuhyun dengan santainya. Tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan sama sekali.
Ya. Kyuhyun benar. Jihyun mengaku, ia memang bodoh. Tapi, tidak berpikirkah pria itu bahwa yang dikatakannya sudah keterlaluan.
"Ya. Kau berkata jujur, haruskah aku berterima kasih?" balas Jihyun sinis. Ditatapnya penuh amarah Kyuhyun yang justru menunjukkan senyum tanpa dosa. Ingin sekali Jihyun mencakar wajah sialan tampan namun begitu menyebalkan itu. Memaki Kyuhyun dengan kata-kata makian paling buruk yang pernah ada.
Jihyun menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras, bersiap melangkahkan kakinya meninggalkan Kyuhyun. Baru maju selangkah, tangannya di tarik kasar, tubuhnya tertarik ke belakang dan akhirnya terjatuh di pangkuan Kyuhyun.
"Kau marah?"
"Masih bertanya jawaban yang sudah jelas?" sahut Jihyun ketus.
"Jangan marah" bisik Kyuhyun di telinga Jihyun. "Aku lebih suka melihat wajahmu memerah saat kita bercinta daripada saat kau marah seperti ini" lanjutnya mengamati wajah Jihyun yang merah padam, marah. Karena dirinya.
"Masih bisa menggodaku di saat seperti ini?" Jihyun membuang muka. Kesal melihat wajah Kyuhyun yang tepat di depan matanya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan agar kau tak marah lagi, heumm?" Bujuk Kyuhyun bernada lembut.
"Jangan lakukan apapun! Kau pria brengsek!"
"Ya. Aku memang brengsek. Kau boleh memakiku sepuasnya, sampai amarahmu reda" ujar Kyuhyun seraya mendaratkan kecupan singkat di pipi Jihyun.
Wajah Jihyun tetap merengut kesal. Kyuhyun tidak mengucapkan permintaan maaf padanya.
"Baiklah. Aku mengaku salah. Jangan marah lagi sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Times
Fanfiction🍁 1-38 End 🍁 ‼️ Sebagian Part Dihapus ‼️ 🌷SUDAH DITERBITKAN 🌸 NOVEL SP 🌷 Cho Kyuhyun, CEO muda Cho Group yang tampan, dingin, sexy dan luar biasa menggoda. Song JiHyun, gadis muda yang baik, cantik dan polos. Bagaimana jika sang CEO yang luar...