One Side Love (Jeonghan)

1.6K 68 2
                                    

I'm wishing for you right by my side everyday and every night...






"Oh... ayolah! Cepat ke sana sebelum ada orang lain yang datang!"

Hampir saja aku terjatuh karena Taerin mendorongku. Baik, aku tahu jika kalian ingin aku segera ke sana menghampirinya. Aku tahu kalian sudah tidak sabar ingin melihat bagaimana teman kalian ini beraksi. Ya, tapi tidakkah kalian sadar dengan posisiku yang hampir mati ini? Namja yang aku sukai sudah menungguku di sebrang sana dan terlihat bingung. Sudah pasti dia bingung. Bingung karena aku, Jung Jaein, yeoja yang tiba-tiba mengajaknya bertemu hari ini di kolam berenang sekolah. Dia sama sekali tidak tahu kalau tujuanku mengajaknya bertemu hari ini adalah karena aku akan menyatakan perasaanku padanya.

Dan tampaknya teman-temanku ini sama sekali tidak mengerti dengan apa yang aku rasakan. Tegang? Khawatir? Takut? Oh, kuakui aku tidak bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan sekarang. Semua hal itu bercampur aduk di dalam jantungku yang entah kenapa berdetak semakin kencang.

Buk!

Sekali lagi Taerin mendorongku dengan tenaga taekwondonya. Membuatku menghentakkan kakiku dan menimbulkan sebuah bunyi yang cukup kuat di tengah suasana kolam berenang yang sedang sepi. Aku melirik ke arahnya. Sial! Dia berbalik dan menyadari jika aku sudah datang. Kubalikkan kepalaku, ingin melemparkan pandangan sinis kepada dua temanku yang... jankamm, di mana mereka?

"Jung Jaein?"

Aku mengembalikan pandanganku kepada sosok pemuda berseragam basket dengan nomor punggung 04 yang sedang berdiri di ujung kolam berenang. Dia adalah Yoon Jeonghan, teman sekelas Kim Taerin yang merupakan kapten tim basket sekolah kami. Ya. Jabatannya itu cukup membuatnya popular. Ia tampan, ramah, dan memiliki pesona sebagai seorang namja yang baik. Tak sedikit yang menyukainya. Mulai dari hoobae sampai kepada sunbae, Jeonghan sangat popular.

Aku menelan salivaku. Menarik nafas panjang dan meyakinkan diriku. Ini adalah waktunya. Waktu untuk mengungkapkan perasaanku pada namja yang sudah mencuri hati dan pikiranku selama satu tahun terakhir.

"A...anyeong..." entah kenapa kata ini yang pertama keluar dari mulutku. Tanganku melambai kikuk kepadanya dan begitu ia tersenyum aku segera mengalihkan pandanganku ke tempat lain.

Ia tertawa kecil. Aku bisa mendengar suara tawanya yang khas, "Jadi... apa yang ingin kau bicarakan, Jaein?" tanyanya.

Aku menelan salivaku lagi, "A...aniyeo... ke...keunyang... a...aku..."

"Haha... kenapa kau begitu gugup? Apa kau sedang berbicara dengan kepala sekolah?" candanya yang sama sekali tidak lucu. Tidak. Bukan dia yang tidak lucu. Hanya saja aku yang sedang dalam mood untuk tidak tertawa.

"Yang ingin aku ... bicarakan adalah..." ucapku sambil menunduk. Kutarik nafas dalam-dalam, kukumpulkan semua keberanian dan kepercayaan diriku agar aku bisa mengeluarkan satu kalimat saja dari mulutku. Satu kalimat tentang perasaanku padanya. "Se... sebenarnya... saat ini aku ingin menyatakan perasaanku padamu..." aku menaikkan kepalaku dan menatap wajahnya, "Aku... menyukaimu..."

Yeah!

Akhirnya.

Akhirnya aku mengucapkannya. Kalimat yang sudah lama sekali aku pendam. Kalimat yang selalu ingin aku katakan padanya setiap kali aku melihatnya. Bahkan sejak pertama kali aku mengenalnya, hatiku sudah berbisik jika aku menyukainya. Lega rasanya karena saat ini dia sudah mengetahui perasaanku padanya. Kundae... kenapa wajahnya seperti itu? Kenapa senyum di wajahnya menyurut dan dia malah menatapku dengan wajah... oh, sulit menebak ekspresi wajah Jeonghan saat ini.

"Aku menyukaimu sejak kau menolongku di pesta ulangtahun Taerin tahun lalu..." kataku lagi untuk meyakinkannya. "Jadi... ini sudah setahun, dan baru sekarang aku berhasil mengumpulkan keberanianku untuk mengatakannya padamu..."

Jeonghan menunduk sejenak, lalu kakinya bergerak maju dua langkah mendekatiku, "Jung Jaein..." panggilnya. Matanya menatap tepat ke kedua bola mataku. Terlihat jelas jika Jeonghan saat ini sedang memikirkan sesuatu. Apa yang dipikirkannya? Kenapa dia terlihat resah seakan-akan dia menyesali sesuatu? "Maafkan aku..."

Deg!

Aku bisa merasakan kakiku yang melemas karena perkataannya barusan. Apa maksud dari dia minta maaf? Kenapa perasaanku berubah tak enak dan hatiku menyesak membuat ujung mataku terasa lembab dan basah. Tidak. Jangan menangis, Jung Jaein. Belum tentu Jeonghan menolakmu. Ya, bisa saja kata maaf yang barusan ia katakan mengartikan definisi lain yang tak kau duga.

"Aku sangat berterimakasih tentang perasaanmu padaku, Jaein. Dan sebenarnya aku sudah mengetahuinya... maafkan aku karena aku tidak pernah menyangka jika kau serius bahkan sampai berani menyatakannya langsung kepadaku saat ini... kundae... aku tak bisa membalas perasaanmu itu..."

Dan pipiku pun basah karena air mataku tak bisa lagi aku tahan.

"Mianhae... aku menyukai orang lain... dan orang itu sudah menjadi pacarku tiga hari yang lalu... tepat di hari ulangtahunnya..."

Tiga hari yang lalu... aku ingat betul ulang tahun siapa yang dimaksudnya, "Ma...maksudmu kau telah berpacaran dengan... Jangmi-sunbaenim?"

Jeonghan mengangguk. Di saat inilah aku merasa seperti ribuan batu menghantam hatiku dan membuatnya hancur. Benar. Hatiku yang selama satu tahun ini tulus menyukai namja di hadapanku ini, yang selalu berbunga-bunga setiap kali ia tersenyum padaku, yang selalu bahagia melihat tawanya saat ia sedang berkumpul dengan teman-temannya, yang selalu mengorbankan apapun untuk menonton pertandingannya, hancur sudah. Aku merasa malu. Aku menyesal menyatakan perasaanku. Lebih baik aku memendamnya sampai aku tahu tentang hubungannya dengan Jangmi-sunbaenim.



Dan inilah akhir dari cerita cintaku. Aku tak bisa berbohong jika aku masih mengharapkannya. I'm wishing for you right by my side everyday and every night. Aku sangat berharap bisa memilikinya. Meskipun sekarang aku sadar jika itu tak mungkin. Karena cintaku... bertepuk sebelah tangan.


END

Seventeen Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang