One Two Three Four (Hoshi)

550 49 2
                                    


There is ONE thing, TWO do, with THREE words, FOUR you...

I love you..







"YAA!! Kau mau membawaku ke mana sih?"

"Ikut saja, gadis bawel..." bisikku.

Tanpa melihat sorot matanya pun aku bisa tahu, kalau Hani saat ini sedang khawatir. Khawatir denganku yang akan membawanya – entah ke mana, apalagi dengan matanya yang tertutup seperti saat ini. Ia memegang erat kedua tanganku, dan menjadikanku kedua matanya. Meskipun sesekali dia hampir jatuh karena tersandung batu-batu kecil. Tapi perjalanan kami langsung lancar saat kami memasuki gedung.

"Pelankan langkahmu... kita akan menaiki tangga..." seruku. Hani menurutinya saat kakinya terantuk anak tangga pertama. Dengan sangat perlahan aku menuntunnya menaiki tangga yang hanya ada enam anak tangga ini. Itu karena yang kami naiki adalah tangga panggung. Tepatnya panggung auditorium sekolah kami.

"Jadi... aku boleh membuka mataku?" tanyanya ketus.

"Aniyeo!" larangku sambil menyiapkan sesuatu.

"Ck! YA! Kenapa kau tiba-tiba sok romantis seperti ini sih, Kwon Soonyoung? Aku tahu jika hari ini hari valentine dan kau sedang mempersiapkan hadiah untukku... Dan jika itu benar... bisakah kau lebih cepat? Wonwoo menungguku dan aku harus..." mulut cerewet Hani tiba-tiba berhenti bersuara saat aku membuka penutup matanya.

Aku mengambil posisi berdiri di samping Hani yang sedang melotot tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kami berdiri tepat di ujung panggung menghadap ke arah dinding panggung yang biasanya ditembaki layar proyektor. Lalu apa yang membuat Hani terkejut? Jawabannya adalah karena kejutan kecil yang aku persiapkan seharian ini. Di sekeliling panggung, lilin-lilin kecil menyala dan hanya menjadi penerangan di auditorium yang gelap ini. Lampu sorot sengaja kuarahkan tepat ke tengah panggung, menyoroti seribu bunga mawar yang kubentuk hati, yang kuletakkan tepat di tengah panggung, tepat di hadapan Jangmi.

Di dinding panggung, tertempel angka satu dua tiga empat yang kubuat besar. Di antara angka-angka itu, ada tulisan-tulisan kecil...

"There's ONE thing, TWO do, and THREE words, FOUR you..." kataku dengan masih berdiri di sampingnya. "I love you..."

Hani terdiam. Kami tenggelam dalam suasana hening selama beberapa menit karena Hani terlihat tak percaya dengan apa yang aku siapkan. Hingga akhirnya, Hani membalikkan badannya menghadapku. Ia meraih tanganku dan menggenggamnya. Ia melemparkan senyuman kecil kepadaku. Matanya berkaca-kaca, ia terharu.

"Soonyoung-ah..." panggil Hani lirih. "Gomawo-yo..." nada bicara Hani yang selalu kasar kepadaku saat ini tiba-tiba berubah menjadi sangat lembut. Seandainya bisa, aku sangat ingin Hani selalu berbicara dengan seperti ini kepadaku. Tapi nyatanya, dia selalu cerewet dan bawel denganku. "Mianhae..."

Aku menaikkan ujung bibirku, tersenyum lebar padanya. "Gwaencanhaa... aku sangat mengerti posisiku saat ini..." kataku dengan santai padanya. "Ini adalah hari Valentine... aku hanya ingin memberikan hadiah kecil kepada satu-satunya gadis yang ingin kuberi hadiah..."

Hani menundukkan kepalanya dan menangis, "Maafkan aku..."

Aku terdiam. Dengan senyum yang masih melekat di bibirku aku mengacak rambut Hani, sahabatku sekaligus gadis yang begitu aku cintai. Ada sedikit rasa sesak yang mulai menjalar ke hatiku.

Seperti biasa, aku akan merasakan hal-hal seperti ini di saat aku melihat Hani. Aku mencintainya, tapi aku tak pernah bisa memilikinya. Karena bagaimanapun aku mencintai dan menyayangi Hani... aku tak bisa melupakan kenyataan jika dia adalah kekasih Jeon Wonwoo, orang yang juga merupakan sahabatku. Dan Hani begitu mencintainya.

END


Seventeen Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang