A Valentine For Me (Wonwoo)

634 64 2
                                    

I love her...

But God loved her more...







Kulirik jam dinding kelas yang entah kenapa jarum panjangnya sangat lama sampai ke angka dua belas. Lima menit lagi. Ya, lima menit lagi pelajaran membosankan ini akan segera berakhir. Lima menit lagi kelas bubar dan aku bisa segera pulang. Teman-teman sekelasku yang lain juga terlihat merasakan hal yang sama denganku. Kami semua ingin segera pulang. Kami semua ingin segera merayakan hari kasih sayang bersama dengan orang-orang yang kami sayangi. Benar. Hari ini adalah tanggal 14 Februari, hari Valentine.

"Kudengar kau mendapat banyak coklat dari junior..." bisik Soonyoung memecahkan lamunanku di lima menit terakhir.

"Eung..." anggukku santai.

"Woahh... Jeon Wonwoo memang tidak pernah tidak terkenal, eoh?" ejeknya menepuk pundakku.

"Aku tak peduli... kalau kau mau kau boleh mengambil semua coklat itu..." kataku cuek. Aku bahkan tak menoleh ke Soonyoung dan hanya sibuk mencoret-coret buku tulisku.

KRRRIIINGGG!!!!!

Sorak-sorai seluruh teman-teman sekelasku terdengar lebih keras dari bel barusan. Song-seonsaengnim menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kami. Ia pun membereskan buku-bukunya dan melangkah keluar dari kelas. Sebagian dari murid menyusulnya, sebagian lagi tinggal di kelas. Aku melirik ke Moon Gayoung yang sibuk membagi-bagikan coklat buatannya ke semua orang. Di sisi lain, Jun sedang terlihat bahagia begitu mendapat hadiah dari pacarnya, Seulgi. Oh, mereka bahkan berpelukan dan lupa jika mereka masih berada di sekolah.

Kubereskan buku-bukuku dan memasukkan semua barang ke dalam tas sekolahku. Hanya ada satu benda yang aku tinggalkan di atas meja. Sebuah kotak hadiah berwarna pink lengkap dengan pita merah di atasnya. Tentu saja, aku tidak akan ketinggalan dengan semua teman-temanku. Aku juga akan merayakan valentine.

"Wonwoo!" teriak seseorang begitu aku keluar dari ruang kelas. Aku berbalik dan menemukan seorang gadis melambaikan tanganku dari depan pintu kelas sebelah.

"Eoh, Boyoung-ah?"

Lee Boyoung segera menghampiriku dengan sesuatu di belakang punggungnya. Begitu ia berdiri tepat di hadapanku, ia tersenyum malu dan menunjukkan apa yang ia sembunyikan tadi. Sepaket coklat. "Untukmu..."

"Haha..." tawaku singkat, "Mwoya? Kenapa setiap valentine kau selalu memberikan coklat padaku? Tidak adakah orang lain yang lebih pantas untuk menerimanya?"

Booyoung menggeleng. Ia masih tersenyum manis di hadapanku, "Sampai saat ini masih kau yang akan menjadi orang special di hari Valentine-ku..."

"Arasseo... gomawo-yo..." ucapku menerima coklatnya. Lumayan. Aku bisa memberinya kepada Bohyuk, adikku. Setidaknya coklat pemberian Booyoung terlihat mahal dan enak. Berbeda dengan coklat-coklat yang aku terima tadi pagi dari para junior.

"Jadi... ke mana kau setelah ini? Merayakan valentine dengan bermain playstation bersama Bohyuk?" tanyanya.

"Itu pasti... tapi setelah aku melakukan satu hal..."

"Mengunjunginya lagi?" tanya Booyoung kesal.

"Eung..." anggukku.

***********





Bagi semua pasangan di dunia, hari Valentine adalah hari special yang wajib dirayakan dengan sesuatu special pula. Di hari Valentine, mereka bisa menunjukkan kasih sayang mereka lewat hadiah-hadiah special yang tak mungkin kau berikan setiap harinya. Pada dasarnya memang hanya ada tiga hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pasangan muda. Hari ulangtahun pasangan mereka, hari jadi mereka, dan hari Valentine.

Aku hampir hapal dengan apa yang akan dilakukan teman-temanku di hari Valentine ini. Mingyu yang sudah memesan tempat di restoran Namsan Tower akan dinner dengan Sowon. Jihoon juga akan dinner dengan pacarnya tapi tidak di tempat semahal tempat dinner Mingyu dan Sowon. Kwon Soonyoung, ck, dia tidak punya pacar tapi aku tetap tahu apa yang akan dilakukannya. Tentu saja dia akan bermain ke Konkuk University, untuk mencari Chaera-noona yang ia sukai dan memberinya hadiah.

Dan aku...

Akan melakukan hal yang sama tentunya. Bukankah aku sudah mempersiapkan hadiah yang special untuk seseorang yang special pula?

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari mulai gelap. Bukan karena malam sudah datang melainkan karena hujan yang sebentar lagi akan turun. Aku mempercepat langkahku menelusuri jalanan sepi di taman ini. Taman yang selalu sepi ini adalah tempat di mana aku selalu merayakan valentine, tepatnya selama tiga tahun terakhir.

Hujan gerimis mulai turun di saat aku telah sampai pada sebuah gedung yang terletak di tengah taman. Deretan lemari-lemari kaca memenuhi hampir seluruh gedung itu. Aku menuju ke lemari yang ada di baris kelima. Kulirik satu per satu isi lemari kaca tersebut. Sebuah guci bertuliskan huruf hanja dan sebingkai foto. Ada lemari yang kacanya tertempel bunga kecil dan ada juga yang tidak. Sebagian lemari juga masih kosong, belum ada yang mengisi.

Langkahku berhenti tepat di salah satu lemari kaca. Aku langsung tersenyum melihat wajah seseorang yang ada di dalam bingkai foto di dalam lemari tersebut. Wajah seorang gadis cantik yang sedang tersenyum manis, menampakkan dua lesung pipinya yang dalam. Di samping fotonya, ada sekuntum bunga dan sebuah buku kecil. Aku membuka lemari itu, dan meletakkan hadiahku di dalam sana.

"Selamat hari Valentine, Han Yeseul..." kataku pada foto itu. Aku menutup lemari itu dengan perlahan. Kutatap tiga hadiah yang telah aku berikan kepadanya tahun ini. Bunga mawar di hari ulang tahunnya, dan buku kecil yang sebenarnya adalah album foto sebagai hari jadian kami.

Selama beberapa menit, aku terdiam menatap wajah Han Yeseol di foto itu. Terniang jelas di benakku tentang kenangan-kenangan indahku bersamanya dulu, dua tahun yang lalu, saat ia masih hidup. Bagaimana ia sangat mencintaiku dan aku pun lebih lagi mencintainya.

Bahkan...

Sampai saat ini, aku masih mencintainya.

Meskipun aku tak akan pernah lagi bertemu dengannya. Meskipun yang bisa aku lihat hanyalah senyuman manisnya di foto tersebut.

Aku tetap mencintainya.

Dan inilah hari Valentine-ku. Hari di mana aku hanya bisa mengenang semua memori tentang orang yang akan selalu menjadi orang yang special di hari kasih sayang ini.

END

Seventeen Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang