Warning! PG 17++
.
.
.
.
.
.
.
"Kalian tahu, semalam... Jun menciumku lagi!"
"Jinjja?"
"Eung! Kali ini lebih lama... aku menghitungnya! Sekitar satu menit kami berciuman!"
"Daebak! Kalian benar-benar sudah mengalahkan adegan ciuman di drama!"
"Bagaimana denganmu, Hong Jimin? Apa kau dan Jeonghan sudah pernah berciuman?"
"Oh ayolah... hentikan pertanyaan bodohmu itu. Tidak mungkin ada orang yang berpacaran yang belum pernah berciuman..."
Ugh!
Kenapa kalian membicarakan itu lagi sih? Kalian selalu membahas tentang ciuman, sesuatu yang katanya wajib dilakukan oleh orang yang telah berpacaran.
Dan apa itu benar?
Kurasa tidak. Itu bahkan pernyataan yang jelas-jelas salah. Apa kasih sayang dan cinta hanya diungkapkan dengan ciuman? Tidak semua orang berpacaran harus berciuman. Dan tidak semua orang yang berpacaran telah berciuman.
Salah satunya adalah aku. Gadis berusia dua puluh satu yang telah berpacaran dengan salah satu namja di kelas ini selama dua tahun. Namja menyebalkan yang selalu sibuk dengan games di gadgednya saat ini. Mungkin karena gadget-gadget itulah kami tidak pernah melakukan yang namanya, berciuman.
.
.
.
.
Mata kuliah hari ini telah berakhir. Saatnya pulang. Hampir semua teman sekelasku sudah meninggalkan ruang kelas. Tersisa para mahasiswi yang masih membicarakan tentang ciuman mereka bersama dengan pacar masing-masing.
Aku melirik ke sampingku. Seorang namja sedang membereskan barang-barang di mejanya. Ia memasukkan barang-barangnya satu per satu ke dalam tas. Tapi sesekali dia melirik ke layar ponselnya lagi.
"Kau tidak bisa melakukannya lebih cepat?"
Dia tak menanggapi perkataanku. Aku masih harus menunggunya sekitar semenit untuk dia memasukkan benda terakhir ke dalam tasnya. Aku yang sudah geram pun memutuskan untuk melangkah pergi terlebih dahulu.
.
.
.
.
.
"Han Seolri!"
"Wae..." jawabku malas. Sesaat kemudian namja lambat tadi sudah berada di sampingku.
"Temani aku ke..."
"Warnet?" tebakku di saat dia belum selesai bicara.
Ia tersenyum. Mengeluarkan wajah polosnya. Namja ini adalah Kim Mingyu, pacarku. Ia adalah pemilik senyuman paling manis yang pernah ada. Senyuman yang menemani hari-hariku selama dua tahun terakhir.
Tapi sepertinya senyuman itu tak berarti bagiku karena aku sedang kesal dengannya.
"Hari ini kau ke warnet saja sendiri karna aku mau pulang lebih cepat..." kataku dengan jutek. Lalu tanpa menunggu tanggapannya aku pun pergi menuju halte bis dan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Love Stories
FanfictionAda banyak cerita cinta yang dialami manusia. Entah itu cerita cinta bertepuk sebelah tangan, cerita cinta jarak jauh, cerita cinta terkhianati, dan lainnya. Fanfiction ini akan mengemas berbagai macam cerita cinta dengan Seventeen sebagai pemeran...