Words of Love (Vernon)

565 54 3
                                    

"I'm not falling in love with your voice, I fall in love with your heart..."

Sejak dua minggu terakhir, entah kenapa Vernon sangat senang lari pagi di taman perumahan tempat ia tinggal. Jika biasanya ia akan bangun jam sembilan pagi, tepat tiga puluh menit sebelum jam kuliahnya, akhir-akhir ini dia selalu bangun pukul tujuh pagi. Alasannya seperti yang telah dikatakan sebelumnya, lari pagi.

Tapi itu tidak sepenuhnya benar.

Jujur Vernon membenci olahraga, baik itu hanya lari pagi sekalipun. Lebih baik ia lari di treadmill milik ayahnya daripada harus berlari di keramaian, apalagi taman perumahannya sering digunakan untuk senam pagi para halmeoni dan haraboji setempat. Vernon sama sekali tidak suka pemandangan itu. Namun, sesuatu membuatnya melupakan segala hal yang tak disukainya itu, dan bisa dibilang... semua orang saat ini hampir hapal dengan wajah Vernon yang selalu muncul setiap pagi.

Aku hanya ingin melihat gadis itu.

Gadis dengan senyuman paling indah yang pernah ada.

Gadis yang memiliki mata menawan, dan dari mata itu dia bisa memancarkan kebahagiaan dan sukacita kepada setiap orang yang ada di sekitarnya. Gadis yang selalu tertawa karena bermain bersama dengan anak-anak, dan mereka menyukai gadis itu karena ketulusannya. Aku senang dengan gadis yang penuh dengan kasih sayang sepertinya. Dia selalu ada di taman ini setiap pagi, bermain bersama dengan anak-anak yang tinggal di kompleks perumahan ini. Dan terkadang duduk sendirian sambil mendengarkan sesuatu dari earphone yang dipakainya.

Itulah yang membuatku selalu ingin bertemu dengannya, dan menunggu waktu yang tepat untuk bisa melihat senyumannya dengan jarak yang lebih dekat.

Dan Vernon akan melakukannya pagi ini.

Ia sempat kesal karena ibunya tak membangunkannya tepat waktu. Hari ini adalah hari Minggu, dan ibunya mengira Vernon akan tidur sampai sesiang mungkin di hari libur ini. Dan nyatanya, putranya itu seperti salah minum obat karena telah bertingkah aneh akhir-akhir ini. Ya, bangun pagi adalah hal aneh yang Vernon lakukan.

Vernon menggerakkan bola matanya ke seluruh penjuru taman. Para halmeoni dan haraboji masih melakukan aktifitas yang sama, senam bersama seorang wanita tiga puluhan tahun yang menjadi instruktur mereka. Beberapa tetangga sedang lari mengelilingi taman. Beberapa anak-anak sedang bermain di area bermain, jankamm... jika biasanya ada anak-anak pasti ada gadis itu. Tapi... kenapa Vernon tak melihatnya?

Ia hampir putus asa karena merasa rencananya untuk berbicara dengan gadis itu gagal. Sampai akhirnya, entah ini jodoh atau tidak, Vernon menemukan gadis itu sedang duduk di kursi taman. Vernon tersenyum lebar. Tanpa ragu ia melangkah mendekati gadis itu, dan duduk di sampingnya.

"Kau tidak bermain bersama anak-anak lagi?" tanya Vernon membuka obrolan. Tak ada respon dari gadis itu. Membuat Vernon menolehkan kepalanya, dan ia sedikit kesal karena sadar jika gadis itu sedang mengenakan earphone di kedua telinganya.

Tuk!

Vernon mengetuk kursi sekali. Dan berhasil. Gadis itu melepaskan earphone-nya dan menoleh kepadanya.

"Anyeong?" sapa Vernon. Gadis itu membalasnya dengan senyuman. Membuat hati Vernon semakin berbunga-bunga karena pada akhirnya... dia bisa melihat senyuman gadis itu dari jarak dekat. "Kau tidak bermain bersama anak-anak lagi?"

Gadis itu menggeleng. Vernon tiba-tiba kehilangan kata-kata. Akhirnya gadis itu pun kembali memasang earphonenya dan meraih sebuah buku di sampingnya. Vernon terus memperhatikannya dengan ekspresi wajah gembira minta ampun.

Seventeen Love Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang