Pria berambut kuning itu menggeram kesal melihat selembar kertas ujian dengan nilai 50 milik gadis berseragam sailor yang berdiri dihadapannya saat ini.
Lagi-lagi dan lagi. Gadis ini memang benar-benar bodoh! Dia selalu mendapat nilai yang kecil dalam pelajaran Fisika dan Kimia. Lihatlah nilai yang tertera dikertas itu. 50!
"Anak bodoh!" teriaknya kesal seraya merobek kertas ujian tersebut lalu menarik lengan gadis itu dan menyeretnya menuju kamar sang gadis.
"Ampun yaaaah." isak tangis gadis itu mulai terdengar pilu dan berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan sang pria yang ia panggil ayah.
Seorang pria muda berambut merah menyala yang melihat kejadian itu hanya diam dengan wajah yang dingin. Dia tidak peduli dengan apa yang akan gadis itu rasakan dan memilih untuk menuruni anak tangga.
"Ayaaaaaaah..." isaknya dengan wajah penuh oleh deraian air mata, tubuhnya bergetar hebat apalagi setelah ayahnya membuka pintu kamar lalu melemparnya begitu saja ke lantai kamar dengan kasar.
"JIKA KAU MENDAPAT NILAI KECIL LAGI KAU TIDAK BOLEH MAKAN!" teriaknya keras lalu menutup pintu dengan cara membantinya keras.
Gadis itu terus menangis dengan tubuh bergetar ketakutan lalu dia mengeluarkan semua bukunya dari dalam tas dan mulai belajar. Dia tetap duduk dilantai kamar sambil menulis beberapa rumus dan mengerjakan soal yang dia bisa tapi lagi-lagi dia bingung harus jawab apa.
"Bagaimana ini?" tanya bingung dan juga takut. Kedua sapphirenya menatap soal-soal di buku dengan sangat takut.
Gadis itu terus berpikir keras bagaimana caranya mengerjakan soal tersebut tapi otaknya benar-benar buntu saat ini. Dia tidak peduli kalau dirinya akan kelaparan karena yang dia takutkan adalah kalau dia akan di pukul sang ayah kalau dia kembali mendapat nilai kecil.
'Kau tahu Naruto, saat dirimu stres cobalah untuk menghirup benda ini, kau pasti akan merasa bahagia.'
'Aku tidak mau menangkan diri dengan cara seperti itu.'
'Kalau begitu, lukai dirimu sendiri dan nikmati setiap darah yang mengalir dari tubuh mu karena itu rasanya sama saja seperti kau menghirup benda ini. Nikmat dan tenang.'
Percakapannya dengan salah satu teman sekolahnya tadi membuat dia terdiam sejenak.
Nikmat dan tenang. Dia ingin merasakannya. Dan harus merasakannya. Sekarang juga!
Gadis itu berdiri dari duduknya dan langsung saja mengambil gunting kecil yang ada di atas meja belajarnya. Kedua sapphire indahnya melihat ujung gunting dengan tatapan penuh harap.
Berharap kalau benda tajam itu bisa memberikannya rasa nikmat dan tenang seperti yang dikatakan temannya.Gadis itu tersenyum senang lalu dengan cepat dia menyayat tangan kananya hingga membentuk luka goresan panjang. Gadis itu terdiam sejenak lalu tertawa kecil karena rasanya benar-benar membuatnya tenang. Gadis itu menutup kedua sapphirenya untuk menikmati setiap tetes darah dari tangannya.
"Aku suka...aku suka...aku suka..." gadis itu terus bergumam lalu tertawa keras.
"Hahahahahahahaha..." tubuhnya langsung terjatuh kelantai kamar dan kembali terdiam untuk sejenak. Gadis itu mengahapus air matanya dengan kasar agar bisa melihat darah yang mengalir dengan jelas.
"Khehehehe~" dia terkekeh pelan dan, "Kyaaaaaaaaaa..." berteriak keras.
Arigatou a Naruto Fanfiction
By Mitsuki HimeChan
Chapter 1
KAMU SEDANG MEMBACA
Arigatou
FanfictionDibilang pembunuh, pembawa sial dan bodoh membuat Naruto tenggelam didalam kegelapan dan menjadi self-injury. Sasuke berjanji pada dirinya sendiri akan membuat Naruto menderita. SasufemNaru