"Apa yang kau lakukan disini?" Naruto tersadar dari lamunannya dan berbalik kebelakang.
"Apa takdir mu Sasuke?" tanya Naruto pelan.
Sasuke mengeriyit bingung dengan pertanyaan Naruto.
"Ap–"
"Apa pernikahan kita juga takdir tuhan?" tanya Naruto.
".."
"Apa kau membenci tuhan karena takdir yang sudah dia tulis untuk kamu?"
Sasuke hanya diam bisa diam menatap Naruto heran.
"Apa kau menyesal karena telah menikahi gadis gila?"
"..."
"Cinta atau kasihan?"
"..."
Naruto tersenyum miris seraya mendongkkan kepalanya menatap langit biru.
"Di dunia ini tidak ada orang yang menginginkan diriku untuk hidup bersama mereka."
"..."
"Takdir yang ku bawa membuat orang membenci diriku."
"..."
"Jika kau ingin berpisah dariku, aku akan melepas mu Sasuke. Aku tidak mau kau terikat di dalam takdir ku yang menyedihkan ini."
"..."
"Lupakan permintaan ku pada malam itu dan lupakan janji mu. Karena kini aku sudah sadar siapa diriku."
Sasuke tertegun mendengar semua yang Naruto katakan, sepasang onyxnya menatap dalam sapphire di depannya yang terlihat rapuh tanpa penyanggah.
Lama keheningan menyelimuti mereka hingga Sasuke melangkahkan kakinya kedepan dan berdiri tepat disamping Naruto, kedua tangannya menyentuh pagar pembatas dan menatap gedung-gedung tinggi yang memenuhi kota Konoha.
"Kau mau jawaban yang seperti apa dariku?" tanya Sasuke datar tanpa menoleh kearah Naruto yang berdiri membelakanginya.
Naruto menoleh dan berbalik kebelakang, melihat punggung Sasuke yang terlihat tegap dan gagah.
"Jawaban?" Naruto membeo pelan, tidak mengerti.
"Aku pernah mendengar cerita dari temanku yang seorang muslim. Dia mengatakan takdir itu sudah di tentukan oleh tuhan-Nya. Takdir, ada yang bisa di ubah dan ada juga yang tidak bisa di ubah. Takdir yang bisa di ubah, contohnya dari bodoh bisa menjadi pintar dengan belajar, penyakit bisa sembuh jika di obati, keturunan bertubuh pendek bisa menjadi tinggi dengan sering berolah raga dan untuk takdir yang tidak bisa di ubah, contohnya adalah kematian, kita tidak tahu kapan kita mati, seperti apa kita mati dan dimana tempatnya, lalu seorang ibu yang melahirkan anak perempuan atau laki-laki, seorang anak yang harus lahir di keluarga kaya atau miskin, yang bahagia atau tidak dan dengan siapa kita berjodoh."
Angin berhembus pelan menerbangkan helaian rambut raven Sasuke begitu juga dengan rambut panjang milik Naruto, keduanya kembali terdiam cukup lama hingga suara Sasuke kembali terdengar.
"Aku tidak tahu, itulah jawabannya Naruto."
Naruto melirik kearah Sasuke, memperhatikan raut wajah Sasuke yang terlihat dingin dan datar tapi siapa yang mengira kalau di balik ekspresi yang Sasuke tunjukan itu, ia sedang berpikir. Memikirkan kata yang tepat untuk menjelaskan apa isi hatinya kepada Naruto.
"Aku tidak tahu, apa yang aku rasakan saat ini."
"Aku mencintai mu atau mengasihani mu. Aku tidak tahu." Sasuke menghela napas untuk sejenak dan kembali melanjutkan kalimatnya, "Tapi janji ku pada malam itu akan aku tepati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arigatou
FanfictionDibilang pembunuh, pembawa sial dan bodoh membuat Naruto tenggelam didalam kegelapan dan menjadi self-injury. Sasuke berjanji pada dirinya sendiri akan membuat Naruto menderita. SasufemNaru