Hembusan angin dari bukit Sasky menyentuh lembut tepian kulit tiap orang yang ada di desa Dawnton. Begitu hangat. Karena ini adalah musim panas. Summer breeze.
Bunga dari daratan Sasky perlahan dikit demi sedikit hilang. Sekarang hanya ada daratan hijau setengah kekuningan. Dedaunan yang tadinya hijau dan rindang, perlahan menipis dan berubah warna menjadi coklat ke-orange-an.
"Dear my little Snowy
Snowy, putri kecilku. Dengarkan aku. Pertama, aku benar-benar minta maaf untuk semua kebenaran ini. Aku telah membohongimu tentang segala hal termasuk darimana asalmu berasal. Tapi, sekarang aku ingin memberitahumu semuanya.
Owy gadis kecilku, aku tak tahu kapan kau akan menemukan surat ini. Mungkin kau akan membacanya saat aku telah tiada. Dulu, aku pernah menceritakan sebuah kisah tentang seorang bayi mungil cantik dan wanita tua yang hampir putus asa. Apa kau masih ingat itu? Jika kau masih ingat, itu adalah kisah ku dan kisah mu. Dulu saat kau menanyakan tentang kisah itu, aku tidak berani mengatakan kebenarannya. Kenapa? Karena aku takut kehilangan dirimu. Tapi sekaranglah saat yang tepat. Kau sebenarnya bukanlah putri kandungku, meskipun begitu, aku benar-benar menyayangi mu lebih dari hidupku sendiri. Maafkan aku Owy, aku tidak pernah memberi tahu tentang kebenaran ini. Tapi aku sendiripun tak tahu darimana asal-usul mu. Saat ku temukan kau di tengah hutan, dulu. Hanya selembar kain dan sebuah kalung yang menjadi identitasmu. Jaga baik-baik kain dan kalung itu. Kedua benda itu sangat berharga. Jangan sampai kau kehilangan harta yang bisa saja akan mengungkap misteri di masa lalu. Jaga baik-baik!.
Aku benar-benar minta maaf karena telah membiarkanmu hidup seorang diri, tanpaku. Teruslah tumbuh menjadi putri cantik. Jadilah seorang wanita yang peduli pada orang lain. Jaga kesehatanmu juga Owy. Makan yang banyak. Aku mencintaimu.
-Dwei"
Hembusan angin kembali membelai. Owy melipat sepucuk surat yang ditinggalkan oleh Dwei enam tahun lalu. Melipatnya menjadi empat bagian. Ada tiga macam benda di depan matanya. Sepucuk surat dari Dwei, selembar kain, dan sebuah kalung batu mulia yang berukir nama seseorang. San Hugward.
San Hugward? Apa itu namanya?
"San Hugward." gumamnya lirih berisik pada angin dan pepohonan.
Owy menatap langit. Melihat langit biru yang sangat luas tanpa awan putih. Gadis itu masih bingung tentang kebenarannya sendiri.
Sekarang dia sudah menginjak usia enam belas tahun. Enam tahun Dwei sudah tidak lagi bersamanya. Wanita itu tak bisa melihatnya tumbuh menjadi gadis cantik seperti apa yang Dwei inginkan.
"Owy!." Panggil seorang gadis yang sama cantiknya dari balik punggung. Pey tumbuh menjadi wanita dewasa.
Owy menengok.
"Kau tak ingin pulang? Sebentar lagi kau akan berangkat. Apa kau tidak ingin menghabiskan sisa waktumu bersama ku?." ucap Pey.
Sejak lima bulan lalu, setelah dia menemukan surat ini di balik peti kecil yang berdebu, Owy memutuskan meninggalkan Dawnton. Dia ingin pergi berkelana di dunia luar untuk menemukan jati diri dan tentunya kedua orang tua kandungnya. Auty dan Pey awalnya melarang gadis itu. Mereka bersikeras menahan Owy untuk tetap tinggal dengan berbagai macam alasan. Salah satunya adalah 'diluar sana ada banyak bahaya yang mengancam, terlebih kau adalah gadis muda'
Segala jurus dan berbagai macam cara sudah dilakukan untuk menahan Owy agar tidak pergi, tapi tekad gadis itu terlalu kuat sehingga mereka menyerah dan berujung pada izin memperbolehkan dia pergi.
Owy tersenyum sambil menatapnya. "Baiklah aku akan segera pulang. Aku hanya merindukan tempat ini."
Pey duduk di sebelah Owy. Kemudian rambut mereka terbang di udara karena tersibak oleh angin yang berhembus lagi.
"Apa kau benar-benar ingin pergi?."
"Tentu aku sangat ingin pergi. Aku sudah mengatakan itu berulang kali. Apa kau lupa?." Owy tersenyum masam.
Pey mendengus. Ia maupun ibunya- Auty, sudah benar-benar menyerah. Putus asa dengan kegigihan Owy.
"Jangan lupakan kami Owy! Aku akan benar-benar merindukan mu. Ibuku dan semua warga desa."
"Tidak akan pernah! Sekalipun!."
"Jaga dirimu baik-baik. Jangan biarkan orang lain menyakitimu!." Pey memeluk tubuh Owy.
"Aku janji." Owy membalas pelukannya sambil mengusap pelan punggung Pey.
"Kau masih ingin di sini?." ucap Pey setelah mereka sudah saling melepaskan pelukan masing-masing.
Owy mengangguk. "Baiklah, aku tunggu kau dirumah! Cepatlah pulang!."Owy mengangguk lagi.
Pey berdiri lalu pergi meninggalkan Owy. Gadis itu masih ingin berlama-lama di tempat favoritnya selama tinggal di Dawnton. Suara gemercik sungai Ristal dan bau beberapa tanaman herbal maupun bunga-bunga yang sempat mekar membuatnya betah dan nyaman untuk berlama-lama. Terlebih An dan Ar juga selalu menemani dia saat tiba di Sasky. Mengajaknya bermain bersama. Melupakan sejenak kesendirian dan kesedihan karena Dwei telah pergi. Tapi entah kenapa satu tahun belakangan ini mereka tidak mau muncul lagi untuk menampakkan dirinya. Padahal mereka sudah berusia sekitar enam tahun. Sudah sangat besar walaupun usianya masih sedikit. Owy benar-benar merasa kehilangan untuk kedua kalinya saat mereka tak lagi muncul.
Kertas itu di buka lagi. Menampakkan penuh tulisan tangan Dwei. Owy menatapnya. Meraba tulisan bertinta hitam yang tak dapat ia rasakan di ujung indra peraba. Yang terasa hanyalah tekstur kertas kusam dengan banyak lipatan. Sepasang mata hijaunya menatap lekat tulisan bergaya latin dengan sedikit miring dan tipis beberapa saat, lalu melihapatnya lagi dan Owy masukkan kedalam saku rompi.
"Dimanapun kau berada. Aku harus pergi dan mungkin tak akan kembali. Kalian yang selalu membuatku ceria. Aku akan merindukanmu, selamat tinggal." Owy berbisik pada hamparan rumput dan hembusan angin. Gadis itu mengucapkan salam perpisahan pada kedua serigala kesayangannya.
Owy berdiri. Menatap ke segala penjuru lereng bukit Sasky. Sebuah senyum terlukis di wajah cantiknya. Manis. Kemudian dia menggunakan kalung miliknya. Memasang pada leher gadis itu. Setelah selesai dia berbalik, lalu melangkah pergi meninggalkan bukit Sasky beserta makhluk hidup di dalamnya. Untuk waktu yang cukup panjang. Entah sampai kapan.
***
"Jaga dirimu baik-baik." ucap Auty sambil memasangkan bekal di badan kuda coklat yang berada di depannya. Berdiri tegap dan gagah. Diatas tubuh kuda itu ada Owy yang tersenyum kepada mereka.
Kuda coklat itu kemudian berjalan pelan meninggalkan Auty dan Pey. Meninggalkan mereka di belakang. Setelah saling mengucapkan salam perpisahan, Owy memutuskan untuk segera pergi sebelum petang. Sesekali dia menatap ke belakang sambil melambaikan tangan.
"Aku akan selalu merindukanmu Owy. Berhati-hatilah!." teriak Pey dari kejauhan.
Terlihat Owy membalikkan badannya. Dari kejauhan dia melambai sekali lagi.
Untuk kali pertama, Owy meninggalkan rumah. Sangat jauh. Dia berkelana. Tapi satu hal yang Owy cemaskan saat ini, dia tak tau harus pergi kemana. Apa dia akan mengikuti arah angin atau suara hati yang terus berbisik untuk mencari jati dirinya? Owy muram. Mengingat bahwa dia sebenarnya tidak memiliki arah tujuan. Namun dia punya sebuah tujuan hidup yang membuatnya harus pergi jauh dari rumah. Tujuan untuk menemukan orang tua kandung.
Kuda itu berlari melewati pedesaan. Terus menggerakkan kakinya hingga di ujung desa dan menampakkan hamparan luas pepohonan. Hutan ada di depan mata. Sejenak Owy berhenti menatap hutan yang suram. Hatinya sedang berkecambuk. Antara takut untuk terus melangkah semakin jauh atau berhenti disini dan tidak akan pernah bertemu dengan kedua orang tua kandungnya.
Kemudian Owy menggengam kalung yang melingkar apik di leher. Menunduk untuk menatapnya sesaat. Dia sedang memantapkan hatinya untuk terus berpetualang seorang diri. Lalu ia membuang napas panjang. Owy siap. Tali yang mengikat kuda itu kemudian Owy gerakkan dengan hentakan sekali membuat kuda itu melaju menerjang angin dan mulai masuk kedalam hutan.
Disinilah semuanya dimulai. Sebuah petualangan gadis muda untuk mencari jati diri dan kedua orang tuanya yang masih menjadi sebuah misteri. Secara resmi Owy pergi meninggalkan desa Dawnton dari kerajaan Winston.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLTAR ✔ [Tersedia Di Google Playbook]
Fantasy[SUDAH TERBIT E-Book] Perjalanan seorang Putri berdarah campuran berasal dari kerajaan ALLTAR yang tidak tahu jika dirinya adalah seorang putri raja. Dia berusaha untuk menemukan asal usulnya ketika gadis itu menyadari bahwa dirinya bukanlah anak d...