Ocean (2)

13.8K 1K 7
                                    

Dorongan angin Seabed mendayung pelan membuat laju kapal terasa begitu tenang. Kota Gonsalves yang baru saja ditinggalkan tampak kecil. Menciut, dari atas kapal.

Beberapa orang yang nampaknya seperti awak kapal, tengah sibuk berjalan kesana-kemari mengecek beberapa tali dan layar yang telah membentang menghadang angin— agar dapat menggerakkan laju kapal— membuat kepala San sedikit pusing. Kebanyakan orang disini adalah pria dan wanita dewasa. Mereka tengah berbincang memecah keheningan laut Seabed. Semua barang dagangan dan antah berantah diletakkan pada dasar paling bawah kapal, atau lebih tepatnya pada gudang kapal penyimpanan.

Kapal ini telah bergerak cukup jauh dari kota Gonsalves. Segala kebisingan kota itu telah menghilang ditelan keheningan sejak segala sesuatu yang ada disana tertinggal jauh di belakang.

San duduk diatas tong kayu bundar sambil menatap langit. Beberapa burung camar melintas, terbang mengarah ke mata angin.

"Semua baik-baik saja kapten." Awak bertubuh kecil baru saja melapor. Ia membungkuk pada laki-laki yang dia panggil kapten tadi, yang kemudian hanya dibalas dengan acungan tangan. Lalu awak kapal itu pergi dari hadapannya.

Mr. George. Nama dari kapten kapal pengangkut barang menuju pulau Flynt. Perawakannya bertubuh besar dengan perut bundar yang tertutup oleh baju khas semacam bajak laut— tapi bukan— hanya saja tampak seperti itu, dia memiliki jenggot panjang dan senang memakai topi. Mr. George suka dipanggil dengan sebutan raja laut walaupun dia bukanlah Posaidon.

Keramah tamahan antara awak kapal dan para penumpang membuat semua orang menjadi senang tak terkecuali satu orang yang tengah duduk menatap lautan lepas di pojok kapal dekat tumpukan kotak persegi panjang yang berisi stok bahan makanan— mungkin— membuat mata San kadang tak mau berpaling dari pandangannya. Orang itu, tepatnya seorang pria, terlihat tak bahagia. Wajah bulat dengan garis rahang yang terlihat berpadu dengan kulit eksotisnya membuat pria itu tampak menawan. Dia terlihat murung. Seperti ada masalah.

Saat San masih dalam keadaan bingung entah karena apa, tak sengaja lagi, ia melihat pria itu. Dia sudah mengubah posisinya. Membelakangi pesona laut lepas. Disaat yang bersamaan juga, seorang wanita kira-kira seumuran datang menghampiri pria itu. Mereka tengah bercakap. Karena jarak antara San dan mereka cukup jauh, pembicaraannya tak bisa terdengar sampai ditelinga San. Hanya menampakkan mimik muka yang selalu berubah-ubah sesuai apa yang mereka bicarakan.

Semenit kemudian wanita itu pergi dari hadapannya. Berjalan dengan langkah gontai. Sedangkan, pria yang masih duduk disana, terlihat sangat marah. Entah karena apa. Dia mengeraskan rahangnya. Memperjelas garis indah yang terukir bak pahatan patung terindah karya Tuhan, walaupun seharusnya terlihat menakutkan.

Derap langkah kaki yang berirama satu-satu membuat pandangan San beralih fokus. Sedetik ia meninggalkan figur laki-laki tadi dan memilih melihat sumber suara. Awak bertubuh kurus yang sama. Ia berlari, melenggak-lenggok menghindari orang-orang yang menghalangi jalannya. Dengan tubuh sekurus itu, ia dengan mudah melewati celah diantara tubuh penumpang kapal dengan sangat lihai.

"Kapten.." awak kapal berhenti berbicara, pandangan pria itu kemudian mengedar. Sementara hanya kata 'kapten' saja yang bisa San dengar, sekarang dia malah berbisik ditelinga Mr. George setelah mengedarkan pandangannya tadi. Berbisik-bisik mengungkapkan kalimat misterius yang beberapa kali merubah ekspresi masing-masing si pembicara maupun pendengar. Itu berhasil membuat San penasaran setengah mati.

Bruakk

"APA YANG KAU LAKUKAN, BODOH!." bentak seorang pria lain setelah gelas minumannya terjatuh dari genggaman tangan pria itu. Gelas berukuran besar membentur lantai kapal membuat isinya bebas berserakan dimana-mana.

ALLTAR ✔ [Tersedia Di Google Playbook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang