Seorang wanita paruh baya berbaring diatas ranjang. Wajahnya pucat. Napasnya panjang dan berat. Sesekali terbatuk saat menghirup maupun menghela napas.
"Uhukk." ia terbatuk lagi. Untuk kesekian kalinya.
"Minum ramuan herbalnya, Ratu." Res menyodorkan secangkir ramuan herbal yang berupa semacam teh namun memiliki bau yang khas seperti obat-obatan herbal umumnya.
"Terima kasih, Res. Kau tak seharusnya selalu berada disini. Aku baik-baik saja." ujarnya lemah dari atas tempat tidur.
"Abdiku sangatlah besar pada baginda Ratu dan kerajaan ini, jadi saya mohon jangan paksa hamba untuk diam saja." balasnya sambil menerima kembali secangkir wadah tempat ramuan herbal yang kini telah kosong.
Elfansya terbatuk. Ia memegang dadanya. Lalu, Res membantunya untuk bersandar disandaran tempat tidur.
"Aku tak tau harus berkata apa." Elfansya tersenyum. Senyuman yang terlukis diwajah pucatnya. "Terima kasih, Res. Terima kasih telah menjagaku dan kerajaan ini."
Wanita itu kemudian tersenyum lalu meletakkan kembali cangkir wadah obat herbalnya keatas nampan.
Tanpa sepatah kata, Res membungkuk yang disambut dengan senyuman, meminta izin untuk kembali mengerjakan pekerjaan lain selain melayani Elfan, setelah itu dia pergi meninggalkannya sendirian.
Tak selang begitu lama, Hugward tiba dikamar Elfansya. Senyuman manis otomatis berkembang menghiasi wajahnya yang pucat. Mereka saling melemparkan senyuman satu sama lain.
Hugward mengecup lembut kening ratunya dengan penuh cinta. Seakan menunjukkan kepada dunia jika wanita didepannya itu adalah wanita tercantik yang pernah ia miliki setelah ibu dan juga putrinya yang kini masih menghilang.
Alasan terbesar menurunnya daya tahan tubuh Elfan setiap harinya adalah karena putrinya tadi. Ia sangat merindukan gadis kecil itu. Setiap pagi, siang dan malam tak pernah lekang dari benaknya untuk tidak memikirkan keberadaan sang putri. Tentang bagaimana keadaannya sekarang, bersama siapakah dirinya, atau sedang apa dia. Hal itu terus menerus berputar-putar memenuhi kepala. Sampai ia merasa putus asa hingga sempat berfikir, jika suatu saat nanti dunianya telah berakhir, Elfan berharap bisa melihat putrinya kembali walau hanya sebentar. Namun, berkali-kali Hugward menguatkan wanita itu untuk tetap kuat melawan penyakitnya, semua itu demi sang putri.
Yang entah kembali atau tidak.
Meskipun mereka tinggal selangkah lagi.
_______________________________________
Dikit yaaaa? Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLTAR ✔ [Tersedia Di Google Playbook]
Fantasía[SUDAH TERBIT E-Book] Perjalanan seorang Putri berdarah campuran berasal dari kerajaan ALLTAR yang tidak tahu jika dirinya adalah seorang putri raja. Dia berusaha untuk menemukan asal usulnya ketika gadis itu menyadari bahwa dirinya bukanlah anak d...