"Kau tidak bisa ikut Kompetisi."
Tana tidak merespon. Jemarinya kuat mencengkeram taplak meja di pangkuannya. Ia masih menahan diri.
Baru beberapa menit yang lalu ia menguatkan dirinya untuk mengikuti makan malam keluarga yang selalu dihindarinya jika memungkinkan.
Baru beberapa menit yang lalu ia yakin ayah tirinya akan memperbolehkannya tanpa syarat apapun.
Tapi nyatanya tidak.
Andi .W sedang duduk di ujung meja, masih mengenakan pakaian yang dikenakannya saat wawancara yang ditayangkan di hologram. Semua orang menganggapnya pahlawan yang menyelamatkan Kepulauan, tapi sekarang Tana hanya bisa melihat seorang pria tua botak yang egois.
"Kenapa?" Belum sempat Tana berbicara, Tiara sudah menyela pembicaraan. "Tana sudah berlatih keras sekali. Ia pasti menang jika diperbolehkan."
Andi .W berhenti mengiris dagingnya, menekan tombol di meja. Air segera mengisi gelas kosong. Itu juga salah satu teknologi yang dipatenkan tahun ini. Meja dengan kaki yang tersambung langsung ke sumur dan memiliki filter air di dalamnya membuat dispenser menjadi tidak berguna.
"Justru itu masalahnya." Andi .W menghela napas, kerutan di dahinya semakin dalam.
"Jika putri sang Ketua Umum menang, tentu itu kebetulan yang sangat dipertanyakan." Ia meneguk airnya. "Pesaing politikku akan menggunakan apapun untuk menjatuhkanku, termasuk hal itu."Tana semakin mencengkeram erat taplak meja, emosinya hampir tidak bisa dikendalikan.
Pesaing politik? Tana memang benar, ayah tirinya sama sekali tidak peduli tentang dirinya. Namun, kemenangan Tanalah yang mungkin menghancurkan karirnya.
Tuhan, tidak seorang pun yang tahu ia adalah putri sang Ketua Umum.
"Tentu saja, kau boleh meminta kompensasi apapun dariku. Perahu baru dengan hover? Sekarang ini-"
"Aku bukan putrimu." Tana menatap tajam ayah tirinya. "Dan tidak ada yang tahu kita ini berhubungan... keluarga."
Andi .W terdiam. Ia tidak pernah terlalu memberi perhatian kepada anak-anak tirinya. Tiara, mungkin saja, tapi Tana?
Gadis itu selalu membangkang. Biasanya ia juga tidak peduli terhadap apa yang dilakukan gadis itu.
Namun, kali ini ia peduli.Anak tirinya sama sekali tidak boleh ikut Kompetisi Antar Kepulauan.
"Kita tidak bisa mengambil risiko." Andi .W akhirnya berkata, dengan intonasi tegas seakan-akan itu adalah akhir pembicaraan.
Kali ini, Tana benar-benar kehilangan kendali.
Ia berdiri, menarik kencang taplak meja yang sudah dicengkeramnya sejak awal. Piring-piring berisi makanan mewah ala Kepulauan Tenggara berserakan di lantai.
Tiara tersentak kaget.
Wajah Ketua Umum terlihat mengeras."Aku tidak menginginkan semua ini." Tana mendesis. "Dan kau tidak punya hak untuk melarangku mengikuti Kompetisi."
Andi .W tertawa sopan. "Bahkan jika aku sudah kehilangan hak asuhku, aku masih lebih dari berwenang untuk melakukannya."
Tubuh Tana bergetar dengan amarah.
Tiara memegang lengan kakaknya, tahu bahwa ia tidak akan menang melawan ayah tirinya, atau lebih tepatnya Ketua Umum.Tana menepis tangan adiknya.
Ia marah, ia kesal, ia ingin mengamuk dengan semua benda di ruangan ini. Namun, ia tidak bisa berkata apa-apa.
Ia sudah kalah.
Andi .W menekan tombol alat komunikasi semacam handsfree yang selalu terpasang di telinganya.
"Tolong bersihkan ruang makan saya, secepatnya." Jeda sejenak, lalu menatap putri tirinya dengan penuh kemenangan.
"Dan satu lagi, singkirkan perahu Nona Tana dari hadapanku."
***
Tana mengemudi seperti orang gila.
Memacu hovernya secepat mungkin, meskipun ia tahu ia tetap tidak bisa menyelamatkan satu-satunya hadiah dari ibunya.Ia menyalip hover-hover lain yang memenuhi langit pada akhir pekan, dengan kecepatan melebihi batas maksimum yang tidak dilirik oleh para polisi karena mereka mengenalinya sebagai hover milik sang Ketua Umum.
Hover mendarat di samping dermaga.
Dermaga itu gelap gulita, pemerintah tidak tertarik berinvestasi pada daerah tepian pantai yang tidak dihuni.
Tidak ada tanda-tanda siapapun.
Tidak ada tanda-tanda Solar.
Dermaga itu kosong, dengan tali terputus.Gadis itu menangis.
Itu tangisan pertamanya sejak ibunya meninggal.***
*hover : semacam teknologi yang membuat kendaraan terbang dg gesekan udara.
Komennya ditunggu manteman. 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Aquatris
Khoa học viễn tưởngTana Sanchez tinggal di Kepulauan Tenggara, satu dari delapan sub-negara kepulauan yang tersisa setelah arus gelombang memusnahkan hampir seluruh daratan dunia. Ia lebih suka berkeliaran dengan perahunya dibanding kuliah, untuk menghindari ayah tiri...