Chapter 6 » Pendekatan

27.1K 1.8K 105
                                    

Aura merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Tugas sekolah yang menumpuk membuatnya merasa sangat lelah. "Kenapa nggak ada liburan tambahan, sih? Gila baru juga masuk tugas udah numpuk aja," seloroh Aura pada atap-atap kamarnya yang seakan menjadi lawan bicaranya.

Sedang asik mengomel, ponsel yang tak sengaja tertindih oleh tubuhnya tiba-tiba bergetar, membuat Aura terlonjak kaget. Dengan gerakan cepat, ia mengambil ponselnya.

From : 081220002916
Selamat malam Aura :)

____________________

To : 081220002916
Sp?

____________________

From : 081220002916
Gibran. Jutek banget :(

____________________

To : 081220002916
B aja.

____________________

From : 081220002916
Lagi apa?

____________________

To : 081220002916
Kepo!

____________________

From : 081220002916
Gibran lagi sakit loh Aur :)

____________________

To : 081220002916
Trs gue peduli?

____________________

From : 081220002916
Tuhan L
Teleponan yukk Aura :)

____________________

To : 081220002916
Ga

____________________

From : 081220002916
Aura ayolah. Save nomor Gibran, ya, please.

___________________

Aura langsung menyimpan nomor Gibran, walaupun sebenarnya enggan.

To : Gibran
Mls. Dah

____________________

From : Gibran
Btw Aur pake hp yang bayarnya per karakter ya? Singkat bgt L

Auraaa pleaseeeee

____________________

To : Gibran
Ssg. Ga.

____________________

From : Gibran
Ssg apaan?
Please sekali ajaa :)

____________________

To : Gibran
Oke terserah

____________________

From : Gibran
Oke siap angkat ya peri cantik ;)

____________________

Aura bergidik, ada-ada saja tingkah lelaki satu ini. Tidak lama kemudian, permintaan sambungan telepon pun muncul. Aura memasang headsetnya lalu menerima panggilan dari Gibran dengan menekan lambang gagang telfon berwarna hijau pada ponselnya.

Di sisi lain...

Tubuh Gibran bergetar saat mendengar suara Aura dari seberang telepon. Entah karena ia benar-benar jatuh cinta atau justru karena perutnya lapar sedari tadi tidak ada asupan makanan. Gibran memang belum makan sejak pagi tadi karena rasa mual yang menyeruak hebat. Laki-laki itu berbaring dengan ponsel yang menempel di telinga.

"Hai... "

"Mau ngapain sih? Kurang kerjaan banget ngajak gue teleponan malam-malam."

"Galak banget, sih, Non. Lekas tua nanti."

BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang