Hari ini kamu baru saja pindahan ke rumah barumu. Kamu merasa takut karena komplek baru itu terlalu sepi dan kamu takut tidak memiliki teman baru. Kamu masih sibuk mengangkat barang-barang milikmu dari truk sewaan. Selama beberapa kali kau terus bolak-balik keluar masuk rumah, dan tidak menyadari seseorang dari seberang rumahmu memerhatikanmu. Hingga kau menyadari kehadirannya sesaat setelah bola basket milikmu menggelinding ke arah rumahnya. Kau menatapnya takut, sementara dia tersenyum, mencoba ramah kepadamu.
"Halo, salam kenal tetangga baru." serunya. Kamu mengangguk sebagai jawaban.
"Namaku Donghyuk, namamu siapa?" Tanyanya tiba-tiba.
"(Nama kamu)" jawabmu. Dia mengangguk semangat, lalu berjalan menghampirimu.
"Mau kubantu?" Dia menawarkan dirinya.
"Tidak usah, terima kasih." Jawabmu. Namun ia merebut bola basket yang ada di genggamanmu, lalu merangkulnya.
"Tapi kamu kelihatan capek, biar aku bantu." Dia berjalan mendahuluimu, menuju truk sewaan. Dia menyimpan bola basketmu di box lalu mengangkat box itu.
"Terima kasih, Donghyuk-ssi." Ucapmu. Dia menoleh kearahmu lalu tertawa.
"Panggil saja Donghyukie, kita seumuran kan?"
"Tahu darimana?"
"Aku melihat nama sekolahmu di dalam box ini."
"Ohㅡ ya Donghyukie."
"Aku masuk ya, ini berat."
Dia bergegas membawa masuk box itu kedalam rumahmu. Kau langsung merasa bahwa dia mungkin bisa menjadi teman baikmu disini.
Setelah sejam bolak-balik mengangkut barang milikmu, Haechan langsung duduk didepan rumahmu. Kamu bisa melihat wajahnya yang memerah dan penuh keringat, dan dia terengah-engah.
"Mau kubuatkan minuman?" Tanyamu.
"Tentu saja!" Dia segera menjawab.
Kamupun segera berjalan melewatinya, namun dia meraih dan menangkap pergelangan tanganmu. Kamu menatapnya,
"Ada apa?"
"Tidak usah, melihatmu saja aku sudah lebih baik."
Kau tidak mengerti apa yang dia maksudkan, tapi kamu menurutinya dan ikut duduk disampingnya. Dia mengusap keringat-keringat yang sempat menghiasi dahinya itu, lalu kebagian lehernya. Kamu tidak sadar bahwa kamu terus memerhatikan gerak geriknya. Laki-laki yang duduk disampingmu cukup membuatmu tertarik, ditambah dengan suaranya yang lucu dan dia baik hati. Kaupun ragu, jika Haechan tidak mau berteman denganmu.
Dia akhirnya berhenti dan menatapmu balik. Kamu membuang muka setelah dia menatapmu dengan ekspresi ada apa? Ada yang aneh dari diriku? Kamu menggaruk tengkukmu.
"Kamu sebelumnya tinggal dimana, (nama kamu)" tanyanya.
"Sebelumnya aku dari luar kota. Ayahku dipindahtugaskan ke sini dan aku harus mengikuti Ayahku pindah. Aku sudah 5 kali pindah dari kota ini ke kota itu, bahkan aku belum sempat mencari teman disana." Kau menjelaskan masalahmu kepadanya.
"Aku mau jadi teman pertamamu disini, boleh?" Tanyanya, membuatmu terkejut. Apakah Haechan bisa membaca keraguan yang ada dihatimu.
"B-bolehㅡ"
"Bagus! Kalau begitu aku bisa main kerumahmu setiap saat dan meminta makan ke mamamu" Dia tertawa terbahak, kau mendengus senang.
"Kau sekolah dimana, Donghyukie?"
"Aku sekolah di SOPA. Kamu disini sekolah dimana?"
Kau semakin terkejut,
"Aku juga!"
Haechan menatapmu lekat, mulutnya terbuka lebar.
"Wah! Setiap pagi aku juga bisa mengajakmu berangkat ke sekolah bersama-sama! Aku sekarang jadi punya teman jalan" Dia tertawa lagi. Kali ini kamu tersenyum menanggapinya.
Akhirnya kamu memiliki teman baru dan Tuhan mentakdirkan Haechan denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Haechan
FanfictionBerisi oneshoot-oneshoot berbahasa baku dengan cerita imajinasi Haechan × Kamu. Happy imagine guysie >.<)/