Haechan as Mark roommate

1.9K 182 6
                                    

@ dorm NCT Dream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@ dorm NCT Dream

***

"Jeno-ya, ayolah." Ucap seorang anak lelaki berusia 17 tahun, kepada seseorang dihadapannyaㅡ yang tampak membelakangi.
Laki-laki yang ia panggil Jeno menggeleng.
"Aku mendapat Chenle di Undianku, tidak bisa." Jeno berkilah. Sebenarnya bukan karena itu alasannya.
Mark, yang sembari tadi memohon dengan berapi-api, agar hasil undian miliknya bisa ditukar dengan milik Jeno mulai melemah. Dia menatap kertas undiannya kosong.
Jeno memandangi hyeongnya itu, kemudian tertawa.
"pasti akan seru."

***
- MARK POV -

Hari ini aku dan beberapa member dari NCT Dream pindah ke dorm baru di daerah Cheondam-dong, Gangnam-gu dan sekitar 5 menit jika ingin bertolak ke gedung SM. dorm yang baru kelihatannya cukup luas, memiliki 4 kamar kosong dan ruang tengah yang besar sekali. Aku sangat yakin adik-adik kecilku akan betah tinggal disini. Sayangnya, Jisung, anggota termuda kami tidak bisa tinggal di dorm karena dia lebih memilih tinggal dirumah bersama orangtuanya. Hanya tersisa aku dan kelima anggota lainnya, mulai membuat roommate baru.
Sebelumnya, saat aku debut bersama NCT 127 aku sekamar dengan Jaehyun hyeongㅡ soulmateku. Sekarang aku merasa gugup jika sekamar dengan anggota dari Cina seperti Chenle atau Renjun. Mereka berdua belum terlalu mengenalku, tapiㅡ
"Ayo hyeong!" Seru Jaemin seraya mengacak-acak kertas undian berisi nama-nama kami diatas meja.
Aku segera mencomot salah satunya. Kemudian mataku tertuju kepadanya, dia memerhatikanku.

"Wah! Aku sekamar denganmu, hyeong?" Seru Haechan heboh.
Aku menarik napas dalam-dalam. Kemudian mengangguk.

***

Aku memerhatikan gerak-geriknya dikamar. Dia tampak asyik menata majalah-majalah dan kaset Michael Jackson favoritnya diatas meja belajar, seraya bersenandung lagu Louder dari EXO.
Haechanㅡaku lebih menyukai memanggil namanya Donghyuk, adalah teman dekatku di SM. Pertama kali aku melihatnya, dia sangat jahil dan kekanak-kanakkan. Dia sangat suka bermain-main dan bercanda dan kadang dia sangatlah berisik di dorm.
Celotehannya pernah membuat Taeyong hyeongㅡmantan roommatenya stres.
Namun terlepas dari itu, aku juga harus menjaganya sebagai hyeongnya dan leader dari NCT Dream.
"Donghyuk-a, ayo mandi." Ucapku.
Haechan menoleh, menatapku dengan tatapannya yang tajam.
"Apa kau baru saja menyuruhku mandi, Mark Lee? Kau tak melihat barang-barangku masih berantakan? Lagian buat apa kau duduk disitu? Apakah tanganmu sibuk? Bisakah kau pinjamkan kedua tanganmu untuk membantuku membereskan ini semua? Ya ampun, inikah pekerjaan leader di dorm?"
Aku memutarkan bola mataku, sudah dimulai.
Aku bangkit dan menghampirinya, lalu membantunya menata pernak-pernik koleksinya. Aku memberikan gestur tubuhku kepadanya, kau sana pergi mandi, biar aku yang membereskan ini semua.
Haechan memberikan salut sebagai jawaban, kemudian mencium badannya yang seharian belum terkena sabun dan air. Diapun pergi ke kamar mandi, sementara aku menyelesaikan pekerjaannya.

***

Saat itu aku sedang mencoba memejamkan kedua mataku. sudah pukul 2 pagi dan besok banyak sekali jadwal manggung, batinku. Aku mencoba membayangkan melihat ribuan domba dan mulai menghitungnya dalam anganku, saat aku mulai merasa mengantuk aku mendengar suara desahan dari atas ranjangku.
"Hyeong~" suara Haechan terdengar dari atas ranjangku. Ya, kami menggunakan ranjang bertingkat dan dia menghuni tingkat atas.
"Hyeong apa kau sudah tidur? Aku belum mengantuk. Hyeong?" Gumamnya lagi.
Aku berusaha untuk tidak menimpalinya. Akan jadi malam yang panjang jika aku berurusan dengan celotehannya itu.
Selang beberapa menit dia diacuhkan, suasana kembali sepi. Aku lega, mungkin Haechan sudah mencoba untuk tidur.
Rupanya dia menepuk-nepuk bahuku.
"Hyeong, bangun. Temani aku." Gumamnya.
Aku akhirnya membuka mataku dan melihat kepalanya menjuntai dari ranjangnya, memerhatikanku dengan tatapannya yang tampak tak berdosa.
"Aku ngantuk, Donghyuk." Keluhku padanya.
"Baiklah, dengar ceritaku saja." Jawabnya.
Dia kembali ke ranjangnya, kemudian mulai berceloteh ria soal pengalamannya menjadi seorang artis. Dia menceritakan bagaimana dia memandangku dan seluruh anggota NCT. Selanjutnya dia mulai curhat soal kehidupannya.
"Hyeong, ingat tidak saat disekolah kamu dipanggil Lee Market dan mereka semua menyanyikan mars Minimarket? Sungguh itu sangat menggelikanㅡ"
"Dan ingat tidak saat kita promosi bersama NCT 127 dan warna rambutmu seperti burung parkit? Kau seperti parkit"
Aku menutup mukaku dengan bantal.
"Taeyong hyeong kalau dikamar suka memukulku dengan bantal. Katanya aku berisik, memangnya iya?"
Ku eratkan bantalku, berusaha untuk tidak mendengar.
"Hyeong, apa kau sudah mengerjakan tugas? Boleh aku lihat?"
"Hyeong"
Dia menepuk-nepuk bahuku lagi.
"Donghyuk! Biarkan aku tidur!" Bentakku padanya. Dia terdiam sementara aku berusaha melanjutkan kewajibanku.
"Hyeong, tapi aku tak bisa." Dia menepuk bahuku lagi.
Kemudian ia menceritakan pengalaman hidupnya lagi, dan lagi. Hingga waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Aku ingin menangis. Haechan sungguh membuatku tak bisa tidur. Jika aku sudah mulai terlelap, dia akan menepuk-nepuk bahuku lagi atau turun dari ranjangnya dan menggelitiki hidungku sampai bersin.
Malam pertama yang cukup panjang.

***

"Hyeong, apa kau begadang semalam?" Tanya Renjun saat dia menyadari bahwa aku memelihara kantung mata.
Aku tersenyum lalu menggeleng. Andai aku bisa memarahi manusia itu sekarang, tapi dia sedang asyik bermain dengan Chenle dan Jisung. Wajahnya tampak ceria dan tak merasa bersalah. Dia telah membuatku tak tidur semalaman!
"Mark hyeong, ayo main." Seru Haechan. Aku menggeleng ogah. Aku sendiri masih kesal dengannya. Lihat saja, akan kupukul pantatnya jika dia menganggu tidurku lagi.

Malampun berlanjut. tubuhku sangatlah lelah dengan jadwal-jadwal hari ini. Aku duduk di ranjangku dan mendengar suara cipratan air dari kamar mandi. Aku menatap jam, pukul 10.
Aku refleks menoleh ketika Haechan muncul dari kamar mandi. Dia tersenyum padaku dengan polosnya, sementara aku mulai membayangkan kelakuannya nanti malam.
"Hyeong belum tidur?" Tanyanya. Dia kemudian menghampiri tasnya, mengeluarkan dua kotak susu rasa pisang. Dia memberikan salah satunya kepadaku.
"Ini, hyeong. Katanya kalau hyeong insomnia harus minum susu sebelum tidur"
Bukannya kau yang membuatku tak bisa tidur, Haechan?
Aku menerima susu darinya. Kemudian menyesap susu itu tanpa suara. Dia duduk disampingku dan melakukan hal yang sama.
"Hyeong, hari ini kau terlihat lelah. Tidur lebih cepat ya." Ucapnya. Aku mengangguk. Dia mengambil kotak susu dari tanganku setelah aku menghabiskannya. Kemudian aku berbaring, aku sudah sangat siap dengan celotehannya malam ini, namun dia kembali duduk di sisi ranjangku. Dia menyelimutiku dan menepuk-nepuk bahuku pelan, membuatku memejamkan mataku perlahan. Akhirnya.
"Hyeong mau dengar ceritaku tidak?" Tanyanya, berseru keras, mengejutkanku dan membangunkanku dari tidur. Dia tertawa sementara aku menendang pantatnya hingga ia refleks mangkir dari ranjangku.
"Bercanda, hyeong! Maafkan aku." Ucapnya dengan ekspresi meringis.
Dia kemudian naik ke ranjangnya, kepalanya menjuntai dan mata bulatnya menatapku.
"Tidur yang nyenyak, hyeong. Selamat malam." Gumamnya, kemudian menghilang dari pandanganku.
Setelah itu, suasana menjadi damai dan aku bisa tidur dengan pulasnya.

Terima kasih, Haechan.

Imagine With HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang