"(Nama kamu), penggemar kamu dateng tuh."
Kamu terkesiap sesaat setelah temanmu membisikkan kalimat tersebut ke gendang telingamu. Kamu mulai memasang wajah sewot ketika yang datang adalah seorang penggemarmu.
Entah laki-laki itu terobsesi denganmu atau tidak, yang pasti orang itu akan selalu datang menghampirimu saat istirahat dan memberikan sekotak susu stoberi dan roti isi kacang merah. Anak laki-laki itu berasal dari kelas sebelah, dan mulai melakukan hal-hal yang membuatmu risih sejak 3 minggu yang lalu.
Anak itu bernama Haechan. Nama yang lucu memang, tak berbeda jauh dengan karakter anak itu sendiri. Sejauh pengamatan yang kamu lakukan pada Haechan, orang itu sangat periang, aktif, berisik dan imut. Tidak ada yang cacat dari fisik seorang Haechan. Wajahnya tampan dan bersih, badannya tinggi semampai dengan kaki-kakinya yang jenjang. Rambutnya selalu wangi dan tersisir rapih. Haechan juga digilai siswi-siswi dari sekolah lain.
Namun apa yang kau tidak sukai dari Haechan?
Kamu menyadari jika Haechan agak sedikit berbeda dari anak laki-laki kebanyakan. Menurutmu Haechan tidak kelihatan manly. Kamu tidak pernah melihat Haechan melakukan olahraga di sekolah, bahkan lebih sering melihatnya mondar-mandir masuk ke ruang eskul memasak dengan celemek kotak-kotak berwarna merah marun.
Laki-laki manly, suka olahraga, memiliki otot di lengan, cuek, dingin adalah tipe idamanmu selama ini. Kamu tidak melihat tipemu itu pada diri Haechan, dan menjadikanmu seseorang yang kejam jika Haechan ingin mendekatimu.
"(Nama kamu)~ jangan lupa dimakan ya!" Seru Haechan saat ia sudah berada di hadapanmu. Dia terkekeh malu dan tidak berani menatap tatapan tajammu.
"Ambil saja lagi, aku tidak butuh." Jawabmu ketus.
"Tapi bukannya kau suka roti kacang merah?" Air muka Haechan berubah.
"Apa, rotinya tidak enak ya? Aku akan membeli merek lain besok!" Imbuhnya.
"Tidak perlu! Menjauhlah dariku!" Tolakmu mentah-mentah. Haechan menatapmu, bibirnya berusaha tertarik agar bisa membuat sebuah senyuman.
"Apa aku salah jika menyukaimu, (nama kamu)?" Tanyanya.
"Salah! Kau bukan tipeku! Aku risih setiap kali kau menghampiriku seperti lalat menghampiri sebuah tong sampah! Kau sangat berisik sekali dan sangat menggangguku!" Bentakmu hingga kau bangkit dari kursimu. Kau mendorong bahu Haechan dengan telunjukmu hingga anak itu mundur selangkah. Dia hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya malu.
"A-ah begitu ya. Jadi aku di tolak?" Gumamnya pada dirinya sendiri sebelum ia akhirnya meninggalkan kelasmu.
"(Nama kamu), apa tidak keterlaluan?" Tanya temanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine With Haechan
FanfictionBerisi oneshoot-oneshoot berbahasa baku dengan cerita imajinasi Haechan × Kamu. Happy imagine guysie >.<)/