Attention please. This is my first story, dan dibuat karena iseng.
Building comment is welcome.
Happy reading.
***
Wanita itu. Tidak salah lagi. Tian tidak akan pernah lupa wajah itu. Wajah yang membayanginya selama 4 tahun.
Tian melihat wanita itu sedang tertawa dengan seorang pria. Mereka terlihat akrab. Apa dia masih bekerja seperti dulu?
Nina. Nina namanya. Tian tidak akan pernah lupa nama itu. Nama yang terus ada di pikirannya selama 4 tahun.
Dan Tian melihat dengan jelas sekarang siapa pria yang sedang bersama Nina. David Wijaya. David sudah menikah dengan wanita yang manis dan lemah lembut. Tian kenal dengan David, sudah beberapa kali ngobrol di pesta mutual friend mereka.
Tian tidak bisa mendengar percakapan kedua orang itu. Tetapi mereka terlihat mesra. Sesekali David memegang tangan wanita itu. Sialan. Tian tidak rela kalau wanita itu dipakai orang lain. Tian juga tidak mau kalau pernikahan David dan istrinya rusak karena wanita sundal itu. Tian tahu, istri David sangat baik dan tidak pantas diperlakukan seperti itu.
Tian menunggu hingga mereka selesai. Ketika Nina berjalan keluar, Tian mencegatnya.
"Hello cantik"
***
"Hello cantik"
Pria itu. Tidak salah lagi. Nina tidak akan pernah lupa wajah itu. Wajah yang membayanginya selama 4 tahun. Wajah dari pria yang telah membeli keperawanannya.
"Masih ingat dengan saya?"
Tian. Tian namanya. Nina tidak akan pernah lupa nama itu. Nama dari orang yang membuatnya menjadi seorang wanita.
Mau apa orang ini? Pikir Nina dalam hati.
Nina memasang muka datar.
"Ingat. Tian kan?"
"Hahaha, bagus kalau kamu masih ingat."
"Ada apa ya Tian?"
"Saya mau membuat penawaran dengan kamu. Bisa kita ke tempat yang lebih... Privat?"
"Menurut saya tidak perlu. Katakan saja disini"
"Ok kalau itu mau kamu. Saya mau memakai kamu. Exclusively. Berapa tarif kamu sekarang Nina?"
Sialan, umpat Nina dalam hati. Nina hanya menjual dirinya saat itu karena terpaksa. Dan Nina tidak pernah menjual dirinya lagi setelah itu. Karena kesal, Nina menjawab dengan asal.
"Kamu mau yang exclusive? 1 Milyar sebulan"
"Ok, done. Saya setuju. saya akan bayar kamu 1 Milyar."
Gila. Mati saya, pikir Nina dalam hati. Dia harus memikirkan cara untuk keluar dari hal ini.
"Sorry, saat ini I'm still exclusively booked. Jadi saya gak bisa sama kamu."
"Batalkan Nina."
"Gak bisa. Kalau saya batalin, saya harus bayar denda. Emang kamu mau bayar dendanya?"
"Saya akan bayar"
Tian sudah gila. Dia sangat ingin menikmati tubuh itu.
"Maaf, tapi saya gak mau membatalkan kontrak"
"Ok. Ini kartu nama saya. Kalau kamu berubah pikiran, kamu bisa menghubungi saya."
***
Sebastian Barata. CEO dari Barata International. Perusahaan yang memegang kendali atas gerai otomotif, perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan masih banyak lagi.
Nina memandangi kartu nama itu. Sekarang ini Barata International sedang menjadi salah satu klien di kantornya. Nina merupakan salah satu senior auditor di kantor akuntan publik ternama.
"Nina, working paper buat cash and cash equivalent udah jadi ya. Tapi bank confirmation nya masih sisa 1 nih. Tapi kalau lo mau review udah bisa sih", ujar Dodo, associate yang bekerja untuk klien yang sama.
"Ok. Gue review dulu deh kalo gitu. Original reply udah masuk external file kan? Tolong bawain kesini dong. Terus yang area payable udahan belom Do? Biar sekalian gue review."
"Masih gue kerjain Nin. Dan masih ada pending data di klien"
"Ok."
Di tempat lain...
Kemarin Tian menyuruh orang untuk membuntuti Nina. Sekarang, dia tahu informasi mengenai Nina. Umur, 26 tahun. Hm... beda 6 tahun ya. Tidak terlalu jauh.
KAP Tanudibroto, Wicaraka, Rangi dan rekan?
Ternyata dia kerja disitu, batin Tian. Hh, makin gampang nih buat milikin Nina.
***
Nina, saya ada di lobby depan. Segera temui saya.
Maaf, ini siapa ya?
Tian.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
RomanceWanita itu. Tidak salah lagi. Tian tidak akan pernah lupa wajah itu. Wajah yang membayanginya selama 4 tahun. Nina. Nina namanya. Tian tidak akan pernah lupa nama itu. Nama yang terus ada di pikirannya selama 4 tahun. ** Pria itu. Tidak salah lagi...