6

5.9K 283 2
                                    

"Jelasin ke kakak sekarang Nina, apa maksud kamu jual diri demi kakak?"

Nina diam saja. Dia memalingkan wajahnya ke samping. Dengan penuh amarah, Anna menghampiri Nina.

"Kalau kakak tanya jawab Nina!," teriak Anna sambil mengguncang bahu Nina.

"Kamu tenang dulu Na"

"Gimana bisa tenang mas? Mas David juga tahu?"

David hanya diam.

"Kalian harus menjelaskan ke saya sekarang juga"

Nina dan David saling menatap. Nina menggeleng kecil, namun David dengan mantap berkata,

"Saya akan cerita Na"

Lutut Nina langsung lemas. Dia tidak ingin hati kakaknya terluka.

"Kamu masih ingat Na, 4 tahun yang lalu kamu kecelakaan? Waktu itu keadaan kamu kritis dan harus segera dioperasi. Biayanya tidak kecil bagi kalian waktu itu."

Kali ini giliran lutut Anna yang lemas. Anna jatuh terduduk di samping Nina. Mata Anna memanas dan berkaca-kaca. Dia merasa marah. 

Plakk. Anna menampar Nina.

"Dasar bodoh. Ngapain kamu ngejual diri kamu untuk kakak, Nina? Lebih baik kakak mati, tau kamu?"

Nina memegang pipi yang ditampar oleh Anna, matanya berkaca-kaca.

"Kak Anna gak boleh ngomong gitu! Nyawa kakak gak bisa dinilai dengan apapun. Lebih baik Nina jual diri 100 kali, bahkan 1000 kali daripada kakak mati"

Anna memeluk Nina dengan erat. Muka mereka sudah penuh airmata.

"Maafkan kakak Nina. Kakak yang menyebabkan kamu seperti ini."

Nina melepaskan pelukan Anna. Anna tidak bisa menatap Nina. Dia merasa sangat bersalah.

"Kak..."

"Apa waktu itu kakak sengaja mencelakakan diri?"

Anna hanya menggeleng. Air matanya terus turun tidak mau berhenti.

"Kalau begitu kakak gak usah minta maaf. Kakak gak salah apa-apa, jadi gak ada yang perlu dimaafkan"

"Tapi Nin, gara-gara itu kamu...," Anna tidak sanggup melanjutkannya. Menyakitkan bagi Anna untuk mengatakan kalau Nina menjual diri.

"Kak, kalau kakak mau perhitungan kayak gitu, hutang Nina ke kakak lebih banyak."

"Kakak yang waktu itu rela kerja siang malam demi bayar uang sekolah Nina. Kakak rela hanya lulus SMK, langsung kerja untuk menghidupi kita, padahal Nina tahu, kakak masih mau kuliah. Nina juga tahu, waktu itu kakak pernah pura-pura udah makan malam dan kasih nasi bungkus ke Nina karena pembayaran gaji ditunda satu minggu dan uang kakak sudah habis. Perlu Nina sebut satu-satu apa yang pernah kakak lakuin buat Nina?"

Anna tidak menjawab, tetapi tangisannya makin kencang.

"Nina cuma perlu melakukan satu hal demi menyelamatkan kakak."

"Iya, tapi satu hal itu yang menghancurkan seluruh hidup kamu!"

"Hidup Nina gak hancur kak. Hidup Nina akan hancur kalau waktu itu kakak gak selamat. Gak ada lagi kakak dan sahabat yang selalu dukung Nina"

"Udah dong kak, jangan nangis terus, kasian dedek bayi di perut kakak, nanti ikut sedih loh"

Tiba-tiba Anna mengerti kalau yang ingin didengar oleh Nina bukan kata maaf.

Anna memeluk Nina lagi, dan berbisik, "Terima kasih Nina"

"Sama-sama kak, sama-sama", jawab Nina sambil tersenyum.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang