Mentari tahu cerita Galaxy.

164 8 0
                                    

Tak pernah ku sangka bila aku harus pergi bertemu laki laki sialan yang sering ku sebut Kakak kelas, dirumah nya. Akibat perlakuan Venus pada ku tadi pagi guru BP memanggil ku.

Dia mengucapkan kata kata yang sangat menyebalkan yang pernah terlontar dari mulutnya. "Karena kamu banyak melanggar peraturan sekolah hari ini seperti tidak memakai ikat pinggang, sepatu berwarna pink, tidak memakai dasi, terlambat, dan kaos kaki berwarna abu abu. Kamu akan mendapat hukuman dari ibu."

Aku sudah pasrah untuk menunggu jawabannya. Ku lihat dia mulai membuka bibir tipis yang sangat indah dengan baluran warna merah disana. "Hukumannya kamu harus pergi kerumah Bintang sekarang, dia sudah tidak masuk lima hari dan teman temannya tidak mau pergi kerumah bintang."

Lagi, lagi Bintang. Kenapa harus bintang sih? Aku ingin mengeluarkan kata kata untuk protes. Namun, dia sudah pergi terlebih dahulu.

Dan sekarang disinilah aku. Tepat di depan pintu rumah Bintang bersama Awan. Aku sangat beruntung karena mempunyai sahabat sebaik Awan, yang setia bersama ku dimanapun ia berada.

Ku arahkan telunjuk ku ke arah benda bulat berwarna merah. Suara bel berbunyi dengan jelas dan kemudian seorang laki laki berparas tampan yang umurnya seperti Ayah menghampiriku dan awan.

"Kalian?siapa?" Suara bariton nya sangat mirip dengan Bintang dan Langit. Tapi entah kenapa ia bertanya seperti ketakutan.

"Saya Mentari dan ini teman saya Awan. Saya ingin melihat keadaan Bintang. Kata teman Bintang, Bintang sedang sakit."

Ku lihat laki laki itu terkekeh. "Kamu ingin melihat Bintang?"

Aku mengangguk, namun sedikit bingung. Apakah ini ayah Bintang?namun, kenapa ia terkekeh seperti itu?aku hanya ingin melihat keadaan Bintang. Itu juga karena paksaan guru BP ku.

Belum sempat laki laki paruh baya itu berbicara. Suara deru motor yang sama seperti suara deru motor yang sering terdengar jelas di pendengaran ku setelah pulang sekolah. Itu suara deru motor milik Langit.

"Mentari?" Langit terlihat terkejut. Melihat ku berada dirumah nya. "Ngapain lo kesini?"

Perkataan langit yang terakhir terdengar cukup sinis di pendengaran ku. Dan aku melirik awan sekilas menandakan bahwa ini langit bukan bintang. Awan mengangguk.

"Hai langit, kenalin nama gua Awan temannya Bintang dan Mentari." Awan mengulurkan tangannya dan di balas oleh langit dengan tatapan sinis.

"Gua langit, kakaknya bintang." Langit melihat Ayahnya yang sedang memandang kami dengan tatapan bingung dan terkadang ia terkekeh. Langit tersenyum getir melihat Ayah nya.

Ku pandang langit dan ayahnya berulang kali. Ia mirip, sangat mirip. Dan ku lihat juga Awan yang memandang ayah langit dengan tatapan 'ada yang nggak bener'.

Ku lihat langit membawa Ayahnya masuk dan sekilas pendengaran ku terdengar bahwa Langit berkata dengan nada marah terlampau marah sama seperti Bintang saat memarahi Aster.

Langit keluar dari rumahnya dan menutup pintunya, pandangan nya sayu sama seperti pandanganku. Namun, mata elang yang biasa ku temui masih bertengger di matanya. Tapi, ku lihat elang itu seperti bersedih.

"Jadi, kalian pengen ngapain disini?" Langit berucap sangat to the point menurutku.

"Kita mau ketemu Bintang, gua disuruh buat ngeliat keadaan bintang sama guru BP." Langit mengangguk.

"Lo pulang aja wan, biar gua yang nganter mentari ketemu sama bintang. Dan tenang aja, gua bakal nganter mentari sampe pulang kerumah nya dengan selamat. Jangan khawatir."

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang