Mentari yang Bersinar

137 8 0
                                    

Tak terasa sudah lima bulan aku mengenal sosok seorang Bintang, seseorang yang sekarang menjadi dekat dengan ku. Dan entah kenapa aku mulai merasa orang-orang terdekat ku menjauh secara perlahan, Venus bagai bukan Venus yang ku kenal sejak empat bulan lalu. Langit bagai bergemuruh dan sulit tuk ditemui sejak tiga bulan yang lalu. Awan bagai seseorang yang sangat cuek dan tak peduli sejak dua bulan yang lalu. Dan rembulan bagai sosok yang tak pernah ku kenal sejak satu bulan yang lalu.

Semua orang terdekat ku lama lama menghilang satu persatu tanpa aku tahu apa sebab mereka meninggalkan ku.

Hari ini bintang sangat baik pada ku menemaniku sepanjang waktu. Dan sekarang waktu istirahat, bintang mengajak ku ke kantin sekolah seperti biasa.

"Tang." Bintang menoleh kan kepala nya melihat kearah ku.

Aku memandang bakso dalam mangkuk ku dengan tatapan sendu. "Semua orang kayak ngejauh dari gua, tanpa gua tau apa sebab mereka ngejauh. Gua sedih, ya meski Venus adalah kakak biang onar tapi tanpa begitu gua merasa sepi." Aku terdiam, bintang mengamati ku seperti mengerti segalanya.

Ku lanjutkan kata kata ku. "Meski awan protektif tapi dia kayak abang terbaik buat gua. Begitu juga sama langit dan rembulan. Meski langit itu jahil dan amat drama tapi tanpa dia hidup terasa sepi. Meski gua baru kenal Bulan sekitar 6 bulan yang lalu, tapi tanpa bulan hidup gua kayak nggak cerah lagi."

Bintang menarik dagu ku, menaikan kepala ku agar melihat mata elangnya yang dapat menenangkan hati. "Tenang aja mentari, semua akan baik baik aja."

Lagi-lagi kata kata bintang seakan menyihir ku, membuat ku terus tenang dan percaya akan semua yang dia ucapkan. Bintang adalah sosok terhebat dalam hidup ku.

..........

Jam pelajaran sekolah di mulai, tapi semua orang di kelas belum masuk ke kelas, begitu juga rembulan. Aku juga tak melihat guru yang harusnya sudah datang ke kelas tapi ini belum. Aku tak tahu apa yang terjadi.

Aku keluar dari kelas karena ku dengar suara bising yang jarang ku temui. Dan saat aku keluar kelas, ku dengar jelas suara bintang yang menggema seantero Sky. Ia menyerukan nama ku berkali kali lewat speaker sekolah. Aku menautkan alis ku. "Mentari." Begitu seruanya.

Ku hampiri teman teman yang sedang berkumpul di balkon depan kelas. Balkon yang dapat melihat lapangan besar dibawah. Sekarang aku bukan Mentari kelas 10 tapi Mentari kelas 11. Jadi, kelas ku berubah menjadi di lantai dua.

Teman teman ku yang berada di balkon itu tiba tiba memberi jarak agar aku bisa melihat apa yang terjadi di bawah.

Dan betapa terkejut nya aku, saat ku lihat ada awan dengan membawa papan tulis kecil dengan tulisan. 'Mentari maafkan awan.' Dan lagi ku lihat Venus berada di samping Awan dengan membawa papan tulis kecil dengan tulisan. 'Sorry, soal 4 bulan kemaren.' Tanpa ku sadar disamping Venus ada Langit dengan tampangnya seperti kepanasan ia juga sama namun tulisan nya berbeda beda. 'Tari ini semua bukan salah lo, Please Sorry.' Dan terakhir Bulan dengan tulisan. 'Jujur gua iri sama lo, tapi untuk kali ini Maaf banget tar.'

Dan ku lihat bintang berada ditengah mereka dengan sebuah microphone di tangannya ia berkata. "Ayo turun tar."

Saat itu aku langsung berlari menuruni tangga dan mulai menemui mereka yang sudah ada disini. Terutama langit, ia membela belakan untuk bolos sekolah. Mungkin. Untuk meminta maaf pada ku.

Aku tersenyum senang melihat mereka. Namun sebelum aku menghampiri mereka, saat di tangga anak kelas 10 menghampiri ku dan memberikan ku. Puluhan mawar putih, karena setiap anak yang ku jumpai mendatangi ku dan menyerahkan mawar putih itu pada ku. Dan terakhir guru ku yang seharusnya mengajar di kelas ku menyerahkan 5 balon berwarna warni.

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang