"Meski semua orang akan berakhir sama.
Tapi setidaknya kita dapat hidup Bahagia.
Bila tuhan sudah memberikan waktu yang panjang.
Mengapa kita harus tenggelam dalam bayang?"
(Langit Lintang Prasetya).....
Pagi ini matahari bersinar untuk puluhan waktu yang lama. Karena sudah 23 tahun aku menikmati matahari yang bersinar disana. Yang telah memancarkan cahaya kemilau nya yang membuat manusia, tumbuhan dan hewan dapat hidup dengan baik.
Aku bersyukur karena tuhan masih memberikan berkah kepadaku sehingga aku dapat berdiri disini, waktu ini dan sampai sekarang ini. Karena hidup adalah sebuah anugerah terbesar yang pernah ku tahu.
Karena aku pernah kehilangan dia. Dia yang amat ku sayang. Dia yang pernah ada dalam hidup ku. Satu satunya orang yang sangat amat berarti dan tak pernah dinanti lagi.
Hidup ku bagai tumbuhan tanpa carbondioksida. Karena tumbuhan tak akan berfotosintesis bila tak ada gas itu di dunia ini. Dan akhirnya tumbuhan itu tak akan ada manfaat atau mengeluarkan buah yang sangat berarti bagi manusia.
Seperti aku 7 tahun yang lalu saat dia pergi meninggalkan ku. Aku tak dapat berpikir, pikiran ku sempit dan tak dapat membuahkan suatu yang berarti.
Hingga berapa bulan berikutnya saat dia menghilang. Seseorang yang dulu pernah aku sia-siakan kehadirannya. Kembali membuat ku bangkit dari keterpurukan ku setelah kehilangan dirimu.
Dia bagai sinar baru di hidupku. Mungkin, dia hanya sebuah bayang?atau Mungkin memang dia takdir ku?
Aku tak pernah tahu apa yang ditakdirkan untuk ku oleh sang kuasa. Tapi mungkin aku mengerti alurnya. Mengerti kenapa dia yang bisa menemani ku.
Karena dia sangat mirip dengan mu. Seperti bayangan yang selalu tampak sama namun tak pernah berarti. Dan seperti itu lah dia yang sekarang menemaniku. Selalu menjadi bayang seorang bintang.
Seiring berjalannya waktu. Aku mulai mengerti bagaimana cara menjalani hidup dengan baik. Bagaimana cara hidup ini memutar semua rasa. Rasa yang pernah tersimpan atau yang masih tenggelam dan aku tahu bagaimana cara mengatasinya. Akibat waktu yang selalu membantu. Waktu yang membuat ku tumbuh menjadi wanita dewasa seperti sekarang.
Bagai laut yang selalu menyapu desir ombak. Begitu pula, hati yang selalu disapu oleh waktu.
Dan begitupula aku mengerti bahwa hati tak selalu bersama dia. Dia masih ku kenang, masih ku sayang tapi perasaan itu tak seperti dulu lagi. Oh Bintang maafkan aku karena tak bisa menyimpan rasa untuk mu lebih lama.
Karena sekarang sudah ada dia.
....
Gadis berparas cantik melangkahkan kaki jenjangnya menuju sebuah meja cendana besar berwarna coklat. Tangan dan jemari lentiknya memegang sebuah map yang sedang dibacanya dengan amat teliti.
Suara gemirisik diluar membuat gadis itu mengalihkan pandangannya kearah pintu berwarna putih. Dan tampak lah seorang gadis yang sangat terburu buru memasuki ruangan gadis berparas cantik tadi. Gadis yang memasuki ruangan itu memakai seragam putih bak seorang suster dan di sebelah kanan seragamnya tertera sebuah nametag bertulis. 'Anaya Ratu S.'
Gadis berparas cantik menatap Aya dengan pandangan memicing. Seakan terus bertanya.
Aya menarik napas nya perlahan dan menghembuskannya secara perlahan . Ia mulai membuka bibir tipisnya. "Itu dok, ada pasien yang lagi kritis."
"Ruang apa? Nomor berapa?"
Aya menunjuk pintu putih itu berkali-kali, seakan terus berpikir. "Hm. Dimana ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari
Teen FictionRembulan bersedih saat tahu. Bintang tak memilihnya tuk jadi kemilau yang terang. Langit bergemuruh saat tahu. Mentari hanya bersinar untuk sang Bintang. Venus menghilang saat tahu. Awan lebih memilih Mentari yang jauh lebih benderang. "Semua tentan...