Rembulan datang.
Mengganti hari tuk asa mendatang.
Bersama bintang dengan kemilau yang terang.
Bersama langit dengan gelap yang tenang.
Namun, Mentari terus Berkilau Benderang..........
Matahari bersinar dengan indah bersama langit dan awan biru putih yang indah di atas sana. Matahari itu menyinari taman yang indah dengan bunga bermekaran berwarna warni. Anak perempuan mengadahkan kepala nya tuk melihat keindahan yang di buat oleh Pencipta Alam. Ia sering berfikir Bagaimana bisa Tuhan menciptakan matahari yang sangat indah ? Anak perempuan itu berdecak kagum dalam hatinya. Akan keindahan yang telah Tuhan berikan kepada setiap orang.
"Mentari itu indah ya" Kata seorang anak lelaki berparas tampan yang berada di dekat Anak perempuan ini. Dilihat dari perawakannya ia terpaut lebih tua dari anak perempuan yang sedang berada di sebelahnya.
"Itu Matahari bukan Mentari" Balas Anak perempuan itu menolehkan kepala nya menghadap anak lelaki .
"Apa bedanya?itu sama saja" Balas Anak laki laki itu tak mau kalah. Sorot matanya terlihat marah. Namun, anak perempuan itu memandang nya dengan tatapan sendu. Anak laki laki itu memalingkan wajahnya dari anak perempuan itu.
"Jangan menangis" Anak lelaki itu berkata seraya pergi meninggalkan anak perempuan itu.
"AKU TIDAK MENANGIS" Seru anak perempuan itu dengan lantang.
Anak laki laki itu berhenti memandang dari jauh anak perempuan yang ada dihadapannya. Namun, anak laki laki itu melihat lagi tatapan sendu yang diberikan anak perempuan itu.
"Namamu siapa?" Seru anak laki laki itu.
Anak perempuan itu mengalihkan pandangannya, Ia menatap langit yang tampaknya sudah larut oleh kabut dan awan hitam. Anak perempuan itu berlari menjauh dari Anak laki laki itu.
Anak laki laki itu bergumam. "Aku hanya ingin tahu namanya."
13 Agustus 2004
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari
Genç KurguRembulan bersedih saat tahu. Bintang tak memilihnya tuk jadi kemilau yang terang. Langit bergemuruh saat tahu. Mentari hanya bersinar untuk sang Bintang. Venus menghilang saat tahu. Awan lebih memilih Mentari yang jauh lebih benderang. "Semua tentan...