"Meski kita tidak dapat mengembalikan waktu.
Tapi waktu mengajarkan kita.
Bahwa semua yang kita lakukan sebagai pelajaran dan juga kenangan yang indah.".......
"Lo tau nggak?" Aku menatap seorang laki laki yang terlihat amat kuat dihadapan ku ini. Tapi kenyataan nya dia jauh lebih rapuh dari yang kelihatannya.
"Lo tau nggak?" Aku balik bertanya, dan ia menautakan alisnya.
Bagi ku laki laki ini adalah Laki laki terbaik yang pernah ku lihat, laki laki terkuat yang pernah ku kenal dan laki laki pembohong besar yang pernah ku ketahui.
"Gua lagi nggak mau bercanda" Dia berucap seakan kata katanya sangat serius yang membuat ku memandang nya amat dalam, seakan ingin mencari tahu tapi ku tak akan pernah tau.
"Gua juga nggak bercanda, Bintang." Laki laki yang bersama ku hari ini di taman adalah Bintang.
Tak tahu kenapa tadi pagi ia menjemput ku untuk bersama nya ke sekolah tapi ternyata dia membohongi ku. Ia mengajak ku bolos sekolah . Baru kali ini aku melakukan hal segila ini dan ini semua akibat Bintang.
Ku lihat bintang memandang taman yang tak jauh dari rumah nya dengan tatapan dan senyum yang merekah, yang membuat tingkat ketampanan nya jauh lebih meningkat berkali kali lipat.
"Langit suka sama lo, nggak tau kenapa dia bisa suka sama lo. Gua bingung, apa yang disuka dari cewe kayak lo?" Dia menoleh kan kepala nya kesamping yang mendapat tatapan mencekam dari ku.
"Lo ngeremehin gua banget sih bintang. Asal lo tau beribu ribu laki laki di galaxy ini suka sama gua." Bintang terkekeh geli mendengar ucapan ku.
Dan bisa ku lihat bibirnya terbuka. "Termasuk alien?" Dia bertanya dengan kekehan dan matanya seakan ikut tertawa.
Ku tarik rambut bintang dia mengaduh kesakitan. Aku pun mengangkat tangan ku kembali setelah dia meminta maaf pada ku. Namun, setelah itu dia kembali tertawa yang membuat ku ikut tertawa bahagia. Baru kali ini aku akrab dengan Bintang, tanpa sebelumnya mengenal dia dengan baik.
Beberapa menit kemudian ia berhenti tertawa. "Gua jadi inget sama cinta monyet gua waktu masih sekolah dasar." Aku tertawa terbahak bahak mendengar kata katanya, ia benar benar terlalu jujur menurutku.
"Lo? Udah suka suka an waktu sekolah dasar? Lo nggak waras ya tang?" Ku angkat tangan ku dan ku pegang dahi nya seakan mengecek keadaan bintang apakah panas atau tidak.
"Dengerin gua dulu kali tar." Aku terdiam mendengar kata katanya dan mengangguk perlahan.
"Jadi, gua pernah ketemu sama anak tk di taman ini. Kayaknya dia tk di dekat taman ini, nama tk di dekat taman ini kalo nggak salah. Mersu Antartika. Saat pertama kali gua ketemu dia, dia itu lucu, imut dan polos. Matanya sayu kayak lo, dan gua pengen nanya namanya tapi malah turun hujan dan dia keburu pergi nggak tau kemana. Gua kira gua nggak bakal ketemu dia lagi ternyata besok nya gua ketemu, gua temanan akrab sama dia sampe beberapa bulan. Tapi selama sebulan itu gua nggak pernah tau namanya siapa. Bodoh ya gua?" Aku mengangguk dan menatap matanya seakan ingin tahu kelanjutan ceritanya.
"Sampe akhirnya dia hilang nggak tau kemana, kata temannya dia udah pindah. Dan lo tau? Gua kira itu cuman cinta cinta an anak sd dan tk tapi ternyata perasaan itu nyata. Sampe sekarang gua nggak tau anak itu siapa, dan gua berharap dia ada disini buat dengerin keluh kesah gua. Karena kayaknya gua suka sama dia sampe nggak bisa ngelupain, dan lo tau lagi? Gua nggak pernah pacaran karena nunggu dia. Bodoh banget." Aku tercengang mendengar pengakuan dari seorang Bintang. Setelah seminggu yang lalu langit mengatakan pengakuannya sekarang Bintang yang membuat aku tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari
Teen FictionRembulan bersedih saat tahu. Bintang tak memilihnya tuk jadi kemilau yang terang. Langit bergemuruh saat tahu. Mentari hanya bersinar untuk sang Bintang. Venus menghilang saat tahu. Awan lebih memilih Mentari yang jauh lebih benderang. "Semua tentan...