Mentari Mengerti Semuanya.

177 9 0
                                    

Bila seseorang membuat kesalahan.
Sadarkan dia atas apa kesalahannya.
Bukan menjauh tanpa sebab.
Bukan terdiam dalam bisu.
(Bintang dan terus Bintang)
.......

Aku amati foto itu berkali kali diatas rembulan yang bersinar terang. Ku lihat terus menerus foto bintang saat ia memandang matahari yang terik diatas sana.

Minggu lalu aku bersama nya, ia mengajak ku untuk menonton film kesukaannya 'Alice Through The Looking Glass' di bioskop dekat rumah ku. Wajah polos nya sangat terlihat jelas dibenak ku saat ia menonton film itu dengan tatapan sendu ingin menangis dan hal yang paling aku ingat dari nya adalah perkataan nya.

Dia berkata pada ku "Ingat ya tar, kalo aku ninggalin kamu suatu saat nanti. Kamu jangan nyalahin waktu, tapi kamu bersyukur sama waktu, karena kita udah dipertemukan kayak gini. Kita harus belajar dari masa lalu dan selalu menatap masa depan."

Perkataannya membuat ku menatapnya sedih. Aku tahu jelas kenapa ia berkata seperti ini. Meski dia belum mengatakan tentang penyakit kronis nya pada ku, namun aku tahu apa yang dia rasakan sekarang. Bahkan aku sekarang selalu memanjatkan doa di setiap waktu ku, agar dia tetap selalu bersama ku.

Dan foto itu aku ambil saat dia berada di taman dekat Mall saat ia menunjukan matahari indah itu padaku. Aku ingat jelas perkataan nya saat menunjukan matahari itu dan bercerita tentang masa kecil aku dan dirinya.

"Kamu lihat deh matahari itu, sama kayak matahari kita dulu." Saat pandangan bintang menatap matahari dengan cepat ku arahkan ponsel ku menghadapnya dan sekarang foto itu sudah ada di ponsel ku. Wajah tampannya terlihat amat jelas.

"Kamu pernah cerita sama mama kamu ya? Waktu kita ketemu pertama kali." Bintang mengangguk.

"Iya, tapi mama nggak pernah tau kalo habis itu, aku ketemu lagi sama kamu." Dan saat itu aku selalu tersenyum saat bersamanya.

Dan tanpa ku sangka sekarang aku sudah menjalin hubungan bersama Bintang selama 3 Bulan. Venus, Awan, Rembulan serta Langit tetap sama. Mereka masih baik pada ku namun untuk Venus, ia masih menampakkan sorot tak suka nya pada ku.

Aku membuang nafas berat ku dan memandang bintang gemerlap diatas sana serta bulan yang memancarkan cahaya matahari yang dipinjamnya.

"Aku tak tahu, bagaimana semua akan berlangsung kedepannya. Tapi aku mohon, agar semua nya berjalan semestinya. Semoga kau berikan aku yang terbaik." Mata ku terpejam saat doaku terpanjat untuk sang kuasa.

......

Hari ini, Bintang tak masuk lagi aku tak tahu sebabnya dan Bulan selalu tak bisa diajak pergi setiap pulang sekolah. Venus, dia selalu pergi dengan teman temannya. Awan selalu tak mau jalan berdua dengan ku lagi tak tahu mengapa.

Hari ini aku harus pergi ke rumah sakit sendiri karena semua orang sibuk dengan urusannya masing masing. Tapi sebelum itu aku mengunjungi toko buku yang sering ku kunjungi bersama bintang.

Ku dorong pintu toko itu dan kehadiran ku disambut oleh bunyi pintu dari toko ini, Seorang Pelayan toko itu menghampiri ku, ia berjalan dengan langkah anggun nan mempesona. "Eh, adik kecil lagi. Mana pacarnya?"

Aku tersenyum malu, karena ia menggoda ku. Karena biasanya aku selalu bersama bintang bila ke toko buku ini dan ku rasa pelayan toko sudah hapal dengan wajah ku dan bintang. "Nggak tau, dia tanpa kabar gitu."

"Adik kecil duduk sini dulu deh." Pelayan toko yang cantik itu menyuruhku untuk duduk disampingnya. Aku mengikutinya dan duduk disampingnya.

"Kemaren aku lihat dua orang laki laki yang mirip pacar kamu, satu laki laki rambutnya botak dan yang satu lagi sangat tampan. Yang satu lagi, dia memakai kursi roda yang satu lagi tidak. Dan dua orang laki laki itu bersama satu perempuan kalau tidak salah nama perempuan itu bulan dan mereka membeli buku 'Atasi Kanker Stadium Akhir' ku rasa itu buat laki laki dengan kursi roda itu. Tapi pacar mu tambah ganteng aja lho." Dia melanjutkan perkataannya.

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang