2

71 11 5
                                    

Aku bangun sebelum alarmku berbunyi. Menyadari suhu tubuhku meningkat, jadi kuputuskan untuk terjaga dan minum sebanyak mungkin air -- yang sanggup kuminum dan berharap suhu tubuhku menurun sebelum mereka bangun. Aku hanya tidak mau mereka khawatir; ayah, kak Suri dan juga ibu.

Aku ambil termometer di kotak P3K dan kubawa ke kamar beberapa saat. Di kamar aku melilitkan badanku dengan sebanyak-banyaknya kain. Membuat tubuh ini berkeringat.
Setelah kurasa banyak keringat yang keluar aku menaruh termometer ke telingaku. Angka 37 derajat tertera di sana. Aku menyentuh bagian punggung dan kurasakan bajuku basah. Setelah berganti pakaian dan meminum air yang ada di dalam gelas. Aku merebahkan tubuhku, sebelum turun ke bawah.

Ibu memanggil dan aktifitas harian berjalan seperti biasa. Dari berangkat sekolah hingga aku membaca buku si ayam petelur itu. Coba kuingat, sepertinya aku melupakan sesuatu. Ooh iya,akhirnya aku ingat, teman sebangkuku punya nama panjang. Aku kembali mengingat banyak hal ketika berada di perpus sore ini. Sayangnya aku melupakan bagian 'nama panjang teman sebangku-ku' mungkin aku harus melihat namanya di badgenya.

Kembali lagi ke aktifitas membacaku yang bisa membuat aku terbawa suasana. Aku kagum dengan cara penulis fabel ini bercerita. Melihat sosok hewan yang seakan-akan seperti manusia, sampai akhirnya terbersit untuk membuat cerita, tapi langsung kuurungkan niatku.

Aku sudahi kegiatan membacaku, dan ke arah lobi untuk bergegas mengambil tas. Jam menunjukkan pukul 17.30, saat aku keluar dari perpus. Check.

Jalanan yang lenggang membuatku sampai ke rumah lebih cepat. 30 menit. Aku melihat kondisi rumah yang masih hening.

Kehadiran anggota keluarga baru dirasa saat selepas magrib atau lebih larut lagi. Senyuman ibu menyambut kehadiranku seperti biasa. Aku segera ke atas dan membersihkan tubuhku. Setelah selesai aku memeriksa catatanku kembali, sambil sesekali kutatap smartphone dan laptop yang ada di atas meja. Sebagian tubuhku merespon untuk mendekati dua benda ajaib itu, tapi sebagian lagi melarangnya.

Oh, ayolah ada banyak pekerjaan yang seharusnya dapat kukerjakan. Itu yang kupikirkan,tapi nyatanya tubuhku menghianatiku dan berjalan kearah dua alat itu. Aku mencoba menyalakan dua benda itu setelah sekian lama.

Dan benar saja, si kotak lima inchi berwarna gelap itu sudah meraung minta diperhatikan. Aku tidak menggubris karena sudah mengetahui dengan pasti notifikasi apa saja yang aku terima lewat kotak itu. Pandanganku langsung teralih pada benda kotak yang lebih besar. Membuka browser untuk mencari hal yang bergelayut di otak.

Mungkin kalau ingin membuat sebuah tulisan, maka bloglah yang akan terpilih. Sayangnya, aku hanya membutuhkan wadah di mana fabel tumpah ruah. Dan akan kupilih sebagai tempat aku membaca ketika sampai ke rumah.

Aku langsung ke search engine google dan memasukkan key word 'website publikasi kepenulisan'. Ada beberapa pilihan disana, dari yang dibuat lokal, hingga luar, dari yang berbentuk website hingga yang berbentuk aplikasi. Banyaknya pilihan membuat aku merasa bingung, sampai akhirnya aku memilih aplikasi berlambang Q. Karena keunikan hurufnya. Berapa kata yang mungkin bisa dipilih dari huruf q,x, ataupun z. Tak banyak kurasa.

Warna hitam putih yang mendominasi, memberikan kesan yang misterius. Itu yang aku rasa saat pertama kali aku memilih dan membuka aplikasi itu. Setelah memasukan email dan melakukan aktivasi akun. Akupun segera mencoba mencari buku berdasarkan tag 'fabel'. Dan cukup kecewa dengan minimnya cerita bertema fabel di sini.

Saat sibuk dengan tulisan-tulisan dunia maya, satu persatu penghuni rumah hadir. Kak suri mengucapkan salam yang suaranya terdengar hingga ke kamar dan dehaman ayah setiap masuk rumah terdengar selang beberapa menit. Aku segera menutup smartphone dan laptopku. Bergegas ke meja makan, seolah terlihat menyambut mereka.

Jam makan merupakan jam yang mendekatkan kami. Itu yang kurasa, walaupun aku sulit berekspresi tetapi kehadiran 'jam makan bersama' membuat aku merasa sedikit hangat. Aku sendiri harus mengawali setiap 'pertemuan keluarga' ini dengan sebuah tarikan nafas yang dalam, kemudian diakhiri dengan senyuman menyenangkan yang aku rindukan. Sangat lama kurindukan.

Aku sampai di meja makan, ketika ibu sedang menaruh masakannya diatas meja makan,tidak ada yang lainnya. Suara gemericik air, meyakinkanku tentang keberadaaan ayah dan kak Suri yang mandi di kamar masing-masing. Ibu tersenyum begitu melihat aku mematung di ujung pintu, memberikan isyarat untuk membantu menyiapkan makanan malam ini.

Makan malam ini berjalan baik. Tidak ada saling bertanya, meledek apalagi mengejek satu sama lain. Ayah memberikan lelucon di sela acara makan bersama. Aku berkali-kali tersenyum dan merasakan kehangatan di dadaku. Selesai membereskan meja makan kami beralih ke ruang keluarga --yang setahuku belum pernah kusinggahi. Aku dan kak Suri berjalan, membuntuti ayah dan ibu.

"Kalian tahu kan, kalau kalian hadiah terindah kami. Harta yang paling berharga " ayah berkata saat kami sudah duduk di ruang keluarga dan saling berhadapan. Aku yang mendengar hal itu langsung memandang ibu, yang dibalas dengan anggukan serta isyarat pelukan agar kami mendekat. Sebelum masuk ke kamar masing-masing, ayah dan ibu memeluk dan mencium kami bergantian.

Aku bahagia untuk hari ini dan optimis untuk esoknya. Check.
***

Jam menunjukkan pukul tiga pagi. Sudah dua hari ini aku terbangun di saat hampir setiap orang terlelap tidur. Mataku berkali-kali kupaksa untuk tertutup dan akupun gagal berkali-kali. aku mengalihkan perhatian ke arah kotak lima inci. Berjalan ke arah kotak hitam dan kuhidupkan kembali kotak hitam itu.
Yang terpikirkan olehku saat menggenggam smartphone itu adalah Q dan keinginan untuk berselancar di dunia maya. Atau lebih tepatnya menenggelamkan pikiranku ke ribuaan buku yang terpampang di aplikasi itu, untuk melelahkan mataku.

Baru saja masuk ke beranda dan terkejut begitu melihat ada notifikasi di sana. Sebuah .... pesan.

Selamat datang di Q Indonesia.
kamu tepilih sebagai peserta dalam event yang sedang berlangsung di Q regional ini.
Kami tunggu kontribusinya.

Black Q (Sebuah Prototipe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang