#8

4.4K 348 5
                                    

"Itu mereka! Kejar!" seru salah satu pengawal Aren.

"Hia... Hia... Hia..."

Suara kuda menghebohkan seluruh warga.

"Apa itu?"

"Ada apa?"

"Sebenarnya ada apa ini?"

Berbagai macam pertanyaan di lontarkan warga dan kericuhan pun terjadi di desa.

Kemudian, suara itupun terlewat saat para pengawal beserta Atong dan Alie telah berada di dalam hutan.

Alie tiba-tiba berhenti. "Pangeran! Ayo lari!" jerit Atong.

"Aku tidak akan lari!" balas Alie lantang.

"Maaf pangeran, kami sudah lancang. Tapi, kami tidak berani membantah perintah pangeran Aren."

Para pengawal Aren segera turun dari kuda mereka dan kini mereka tengah melakukan persiapan dengan pedang berada di tangan kanan mereka.

"Hentikan! Kalian begitu kurang ajar!" jerit Atong.

"Diamlah, Atong!"

"Serang!"

"TUNGGU!"

Suara jeritan terdengar begitu melengking, sontak mereka semua berhenti dan melihat kearah suara itu terdengar di telinga mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan? Pergi! Kalian telah mengganggu ketenangan desa ini!" jerit Ai Ling. Ini pertama kalinya ia membentak orang.

Para pengawal melihat Aren. Aren menyuruh mereka mundur lewat tatapan matanya. Mereka mengerti dan langsung pergi meninggalkan mereka berempat. Aren menatap Alie dan Atong dengan tatapan kebencian, Alie menatap Aren dengan tatapan datarnya, Atong menatap Aren dengan tatapan menantang, sedangkan Ai Ling merasa aneh berada di antara mereka bertiga dan ia sama sekali tidak mengetahui apapun mengenai masalah mereka bertiga.

Apa yang sedang terjadi disini? Mengapa aura permusuhan disini sangat kental?

Dan... Sungguh, ini gila! Aku berada di antara mereka bertiga, tanpa tahu sesuatu sekecil apapun itu.

HUANG [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang