#24

3.6K 216 8
                                    

"Dimana Alie?" tanya Ai Ling sembari mengedarkan pandangannya di belakang punggung Aren. Alie masih tidak tertangkap oleh matanya.

"Dia? Dia sudah mati," jawab Aren santai.

"Apa maksudmu?"

"Tidak sengaja dia jatuh sendiri ke jurang," jelas Aren tanpa rasa iba.

"KAMU BOHONG!" jerit Ai Ling.

"Cek saja sendiri. Tapi, kamu tidak punya waktu untuk itu."

Aren menarik pergelangan tangan Ai Ling. Ai Ling mencoba melepaskannya, tapi nihil. Ia tidak dapat mengalahkan kekuatan Aren.

"Hentikan sekarang juga! Bawa putriku padaku!" Asiong segera berlari menghampiri tempat berdirinya Aren dan Ai Ling.

"Tidak segampang itu pak tua."

"Pengawal! Cegah pak tua itu. Bila perlu bunuh sekalian."

"HEY! LEPASKAN!" jerit Asiong.

"Lepaskan papaku," ucap Ai Ling.

"Pangeran Aren yang terhormat." Ai Ling menatap Aren penuh kebencian.

Warga yang tadinya bersuka ria, kini tengah terlarut dalam diam. Mereka tidak berani bersuara, karena mereka tahu siapa orang yang kini menjadi musuh mereka.

Bibi Alien telah menghilang sejak ia melihat kedatangan Aren dari jauh. Status bibi Alien adalah rahasia besar yang hanya diketahui Baginda Raja, Alie, dan Atong.

"Tentu saja aku akan menuruti permintaanmu, sayang. Tapi... Ada syaratnya."

Ai Ling bergidik ngeri melihat Aren. Perlakuan Aren bagai iblis yang sebentar lagi akan memangsa buruannya.

"Apa?" tanya Ai Ling dengan nada ketus.

"Menikah denganku. Gampang bukan?"

"Tidak!" Tolak Ai Ling mentah-mentah.

"Berarti kamu ingin papamu terbunuh di tangan pengawalku."

"Kamu--"

"Terima atau papamu mati di tangan pengawalku?" tanya Aren, seperti seorang hakim yang sebentar lagi akan menghukum mati seseorang. Pilihan yang sangat sulit untuk Ai Ling.

Ia tidak siap. Ia baru kehilangan Alie dan sekarang antara ia menerima Aren atau papanya mati tepat di depan matanya.

Aku harus bagaimana? Alie... Mana janjimu?

HUANG [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang