#10

4.3K 326 6
                                    

"Ai Ling," panggil Atong.

Ai Ling berjalan terus tanpa henti menuju rumahnya. Ia tak menggubris panggilan Atong. Ia membuka pintu rumahnya, kemudian menutupnya.

Atong menghela nafas. Mungkin ini bukan saat yang tepat.

Atong kembali masuk ke dalam rumah dan melihat Alie tengah gusar sembari berjalan kesana kemari.

"Pangeran...," panggil Atong.

"Pangeran...," dua.

"Pangeran...," tiga.

"ALIE!"

"Ada apa?" tanya Alie.

"Aku sudah memanggilmu sedari tadi."

"Kutahu pun itu hanya satu kali," ucap Alie tenang.

Atong berdecak-decak. Kesal melihat pangeran di hadapannya.

"Kamu telah membuatnya sakit hati," ucap Atong.

"Siapa?" tanya Alie tanpa minat.

"Ai Ling," jawab Atong singkat.

Alie membelalak matanya, ia baru sadar. Tadi, ia sudah begitu dingin terhadap Ai Ling.

"Baru sadar, hmm?"

"Kali ini kamu benar. Aku merasa bersalah," balas Alie dengan tatapan sendu.

"Jangan bilang kamu sudah mempunyai perasaan lebih padanya?" tanya Atong menyelidik.

"Tentu tidak," elak Alie.

"Lalu? Kenapa kamu bertindak aneh sejak bertemu dengannya?"

"Aku? Mana ada..."

Iya, karena aku mencintainya.

"Terus, kenapa kamu pergi saat melihat Ai Ling bersama pangeran Aren?"

"Aku hanya muak melihat wajah adikku," jawab Alie datar.

Karena aku cemburu.

Aku tahu kamu cemburu dan sudah memiliki perasaan lebih padanya, Alie. Kita selalu bersama dan aku tahu semua rahasiamu dan kamu tidak dapat dan tak akan pernah bisa membohongiku.

HUANG [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang