#21

3.4K 265 5
                                    

"Tidak! Sekali tidak, ya tidak!" bantah Asiong-papa Ai Ling.

Kini mereka tengah berada di rumah Ai Ling-ruang tamu bersama bibi Alien, Asiong, Alie, dan Ai Ling.

"Tolong restui kami paman," ucap Alie pelan.

"Aku tidak akan merestui sampai aku mati sekali pun. Aku tidak akan membiarkan putriku satu-satunya menikah dengan sesama marga dan hidup menderita. Tidak! Tidak akan!"

"Ini semua demi kebaikan kita bersama, paman."

"Demi kebaikan dirimu seorang. Jika kamu tidak datang kemari, semua ini tidak akan pernah terjadi. Ini semua salahmu!"

"Paman, aku mencintai Ai Ling. Aku mohon." Alie berlutut di hadapan Asiong. Baik Asiong, bibi Alien, dan Ai Ling mereka sama-sama terkejut.

Bagaimana bisa seorang pangeran rela berlutut demi seorang gadis seperti Ai Ling?

"Berdiri nak, jangan begini. Kamu seorang pangeran, tidak pantas jika kamu berlutut seperti ini." Akhirnya Asiong melunak.

"Tidak sampai paman merestui kami." Alie tetap nekat dan tidak akan bangkit, jika tidak mendapatkan restu dari papa Ai Ling.

"Tolong mengertilah, nak. Aku tidak mau putriku kenapa-kenapa nantinya. Kamu tahu bukan, satu marga itu sangat di larang untuk melakukan pernikahan."

"Aku tidak tahu kapan adikku akan datang kemari dan bertindak di luar kendali papaku. Jadi, aku akan membawa Ai Ling pergi jauh agar ia tidak dapat menemukan kita dan merusak desa ini. Jadi, aku mohon paman."

Ai Ling menghampiri Asiong dan berlutut. "Pa, tolong restui kami. Aku mencintainya." Sontak Asiong membelalak matanya. Asiong tidak menyangka akan mendengar ucapan itu dari putrinya.

Sedari kecil ia yang menjaga Ai Ling dan tidak pernah Ai Ling berlaku seperti sekarang ini. Ada rasa kecewa, sedih, dan marah sekaligus.

"Ai, papa--"

"Pa, aku benar-benar mencintainya dan aku tidak ingin papa dan seluruh warga di desa ini terkena masalah," potong Ai Ling terburu-buru.

"Ai, kamu terlalu baik. Jangan karena kami semua, kamu berkorban sampai sedemikian," ucap Asiong sembari mengusap pelan rambut Ai Ling.

Bibi Alien mulai membuka suara. "Ekhem... Baiklah, pembicaraan kalian telah usai dan kini giliranku."

"Siong, sebaiknya kamu restui saja mereka dan segera lakukan pernikahan untuk mereka. Meskipun takdir yang kita lawan," ungkap bibi Alien.

"Kalau kamu sudah bicara begitu, aku turuti saja Lien," jawab Asiong pasrah.

Dua orang yang sedang berlutut saling bertatapan dan tersenyum.

Aku akan melindungimu.

Aku rela berbuat apapun untuk keluarga dan warga di desaku.

HUANG [Dreame/Innovel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang