Chapter 8 - Pengakuan

625 63 10
                                    

Guru Han tidak mengerti alasan Luhan yang sering telat. Hari ini adalah kali keempat Luhan terlambat dan itu sangat mencurigakan, "Luhan, kenapa kau jadi sering terlambat?" tanya Guru Han. Luhan menelan ludahnya, ia berpikir sejenak, mencari-cari alasan atas keterlambatannya.

"Ah, ehm, itu..." Guru Han menatapnya dengan tajam, "Ada apa Luhan?"

"Itu...aku sakit perut, Guru Han."

Guru Han menggeleng tak percaya, "Mobil mogok, bangun kesiangan dan sekarang, sakit perut. Ini sama sekali bukan dirimu yang biasanya Luhan. Lihat? Seragammu bahkan tidak rapi. Ok, sekarang bantulah si brandalan Kris dan petugas taman menyapu!"

Luhan mengangguk dan langsung pergi dari hadapan Guru Han, ia bernafas dengan lega, setidaknya masih ada alasan yang masuk akal. Luhan pergi ke taman sekolah dan segera membantu petugas taman untuk menyapu. Di pojok taman sekolah ini, Kris Wu tengah menyirami bunga dengan malas. Luhan melirik lelaki itu dan Kris Wu balas menatapnya dengan tatapan tajam.

Dasar remaja!, batin Luhan kesal, ia tau bahwa Kris tidak menyukainya.

Selagi bekerja, Luhan sesekali mengecek ponselnya, menunggu balasan dari wali kelas Ziyu. Hari ini Ziyu demam tapi anak itu masih memaksa untuk datang ke sekolah, jadilah Luhan yang kerepotan dan pastinya terlambat lagi.

"Kenapa kau sangat keras kepala? Appa mu ini jadi khawatir," gumamnya sembari menatap foto Ziyu yang dijadikan wallpaper ponselnya.

***

Setelah melalui pelajaran Guru Song yang membosankan, murid-murid kelas 3A bersiap untuk mengikuti pelajaran olahraga. Jessica Jung membuka tas punggungnya dan mengambil setelan baju olahraganya, namun yang ia dapati adalah setelan baju olahraga untuk laki-laki dengan ukuran besar. Gadis itu mendesah kesal, "Kris Wu sialan!" gerutunya. Dua hari yang lalu Jessica sudah pindah ke kediaman keluarga Wu dan selama dua hari itu, ia menderita karena Kris tak pernah berhenti menjahilinya, ya, seperti sekarang ini, menukar seragam mereka.

Dengan langkah cepat, Jessica keluar kelasnya, ia menghampiri Kim Kai dan Park Chanyeol yang kebetulan sedang dikeluarkan dari kelas oleh pengajar karena ketahuan menyontek. "Dimana Kris Wu?" tanya Jessica.

Kai dan Chanyeol saling mencubit satu sama lain, mulut mereka bahkan terbuka lebar saking terkejutnya dengan kehadiran Jessica. "Woah! Daebak! Kau berbicara padaku?" seru Kai. Chanyeol tertawa terbahak-bahak, "Oh, kau mencari Kris? Hahaha, kurasa kau ingin dibully!"

"Dimana Kris Wu?" tanya Jessica dengan dingin, tatapan matanya bahkan mampu membekukkan tawa Chanyeol dan cengiran bodoh Kai.

"Tentu saja dia di hukum oleh Guru Han, kau bisa tanya Guru Han," ujar Chanyeol. Kai menelan ludahnya susah payah saat Jessica menatapnya, "Eh, itu...kami tidak tau dimana Kris."

Jessica langsung pergi dari hadapan mereka berdua tanpa berkata apapun, sementara itu Kai dan Chanyeol bernafas dengan lega. Satu menit yang lalu mereka seperti berhadapan dengan ratu es yang jahat, "Chanyeol-ah, tanganku gemetar," ujar Kai. Chanyeol mengangguk, "Kurasa dia lebih menyeramkan dari setan manapun. Demi Tuhan, tatapannya itu!" seru Chanyeol, ia langsung berlari ke kamar mandi sebelum mengompol di tempat.

Setelah bertanya pada Guru Han, Jessica akhirnya pergi ke taman sekolah yang berlokasi di belakang gedung kelas dua. Matanya menyisir sudut-sudut tempat sejuk itu, mencari-cari eksistensi Kris Wu, namun yang ia temukan malah Luhan, sahabat satu-satunya yang bertingkah aneh sejak beberapa hari lalu.

"Kenapa kau sangat keras kepala? Appa mu ini jadi khawatir,"

"Cepat sembuh anakku sayang."

Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang