Chapter 9 - Under The Stars

688 66 11
                                    


Dunia ini memang tidak sempurna, dan karena ketidaksempurnaannya itu dunia tidak pernah membosankan. Akan tetapi, Manusia dan ketamakannya selalu mencoba menciptakan dunia yang sempurna. Sempurna? Pada dasarnya itu adalah relatif, bagaimana seseorang menilai sebuah kesempurnaan adalah tergantung pada persepsi masing-masing. Hal yang unik dari manusia adalah mereka selalu membutuhkan asumsi. Sehun, dia mengasumsikan bahwa dunia yang sempurna adalah yang terbaik. Menciptakan utopia dan menjadi Dewa bagi para manusia, itukah tujuannya?

Semesta dan manusia memiliki hubungan korelatif, namun, di atas langit ini ada sebuah kekuatan absolut yang mengatur keduanya.

Kekuatan milik Tuhan.

Zhang Yixing menyudahi renungan paginya, ia menutup alkitabnya dan memasukkannya ke dalam tas kerja. Ia tersenyum lembut kepada suster yang sudah menemaninya, "Kurasa hari ini akan berjalan dengan baik, Suster Sylvia," ujar Yixing.

Wanita berusia lanjut itu mengusap pucuk kepala Yixing dengan lembut, "Dalam Yesaya 41:40 Allah berkata, Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Ingatlah itu, maka kau akan menjalani harimu dengan tenang. Tuhan memberkatimu, nak." Ujarnya, lalu tersenyum hangat.

"Terima kasih, Suster Sylvia. Tuhan memberkatimu."

Saat mentari masih bersinar malu-malu, Yixing meninggalkan gereja dan segera melajukan mobilnya ke daerah Seongsu-dong, hari ini ia akan menemui seseorang yang mungkin satu pemikiran dengannya.

***

Sesuatu yang berbeda pasti selalu menarik perhatian banyak orang, dan pagi ini RIS dihebohkan oleh kehadiran Jessica Jung bersama tiga kingkas, Kris Wu, Park Chanyeol dan Kim Kai. Nama Jessica Jung tiba-tiba saja menjadi bahan pembicaraan seantero sekolah, ada yang langsung membencinya karena dekat-dekat dengan trio idola itu dan ada pula yang bersyukur karena Jessica tidak menempel lagi pada Sang Teladan Sekolah, Luhan. Telinga Jessica rasanya berdenging, namanya tak henti-hentinya disebut oleh para fanclub The Royal King atau Luhan Lovers, begitulah segerombol gadis itu menamai diri mereka.

Saat ini Jessica tengah duduk di kafetaria sekolah bersama Kris, Chanyeol dan Kai. Gadis itu sibuk memakan nasi goreng kimchinya, tak memperdulikan omongan murid lain mengenai dirinya. Kai yang sedaritadi mendengar kasak-kusuk murid lain, berdecak kagum, "Woah! Lihat, kau langsung jadi populer," komentarnya. Jessica tak menjawab dan kembali menyuap sesendok nasi goreng kimchinya.

Chanyeol menyentuh pundak Jessica dengan sumpitnya, "Yah, coba lihat! Mereka semua menatap ke arahmu," ujarnya. Jessica mengabaikannya, gadis itu memilih untuk menyedot jus jeruknya.

"Jess," panggil Kai.

"Jessica Jung! Lihatlah, banyak yang menatapmu," serunya dengan antusias.

"Oh, apa kau akan diam terus begini?" tanya Chanyeol, ia menatap gadis di sampingnya ini dengan sebal.

"Tak ingin bereaksi? Atau mengatakan bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Kai, namun, masih tak ada respon.

"Yaa! Jessica Jung!" teriak Kai dan Chanyeol bersamaan. Keduanya merasa kesal diabaikan oleh ice princess itu.

Jessica meletakkan sendoknya dan menatap Kai dan Chanyeol bergantian, "Mendengarkan omongan orang lain tidak akan membuatku kenyang." Ujarnya, singkat dan dingin.

Kris yang sedaritadi memperhatikan interaksi ketiganya langsung tertawa terbahak-bahak mendengar kalimat pedas Jessica yang langsung membuat Chanyeol dan Kai bungkam. "Jangan main-main dengan kekasihku, hahaha!"

Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang