Chapter 4 - The Surgery

784 66 12
                                    

A/N: Hai, teman-teman pembaca, silahkan siapkan otak kalian untuk berpikir di Chapter ini hehehe, agak rumit tapi tetap menyenangkan kok :) Selamat membaca, dan jangan lupa baca juga Catatan di bawahnya ya...

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Helikopter L101AWVVIP mengudara dengan tenang menuju ke arah utara, di dalam helikopter berkapasitas 18 orang ini, Sehun dan Luhan duduk berhadapan, sementara itu di samping mereka, Jessica Jung terbaring tak sadarkan diri di atas brankar, wajahny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helikopter L101AWVVIP mengudara dengan tenang menuju ke arah utara, di dalam helikopter berkapasitas 18 orang ini, Sehun dan Luhan duduk berhadapan, sementara itu di samping mereka, Jessica Jung terbaring tak sadarkan diri di atas brankar, wajahnya pucat dan di mulut gadis itu terdapat endotracheal tube yang membantu pernafasannya. Suasana begitu hening hanya ada suara mesin elektrokardiogram yang menunjukkan denyut jantung Jessica yang lemah, Sehun sibuk dengan ponselnya sementara itu Luhan sibuk memandangi gemerlap malam Kota Seoul yang sangat indah.

"Kau terlihat sangat imut dengan baju seragam itu," ujar Sehun tiba-tiba. Luhan menoleh dan menatap lelaki itu dengan sebal, "Diamlah."

"Apa kau tidak sempat mengganti bajumu?" tanya Sehun.

Luhan tersenyum sinis, "Kau pikir aku sempat? Aku harus melakukan penanganan pertama dan melakukan intubasi! Lagipula ini salahmu, kalau saja kau tidak terlambat, operasinya bisa kulakukan sekarang," omelnya. Sehun terkekeh kecil, menyadari bahwa lelaki di hadapannya ini tidak pernah berubah, dia sangat suka mengomel.

"Aku minta maaf, ada kekacauan di laboraturiumku. Apa kau memaafkanku?" Sehun menatap manik mata Luhan sungguh-sungguh, berharap lelaki di hadapannya ini bisa memaafkan kesalahannya, bukan kesalahan yang ini tetapi kesalahan dua tahun lalu yang merusak hubungan mereka. Sehun menghela nafasnya dengan berat ketika Luhan tak merespon apapun, ia juga tak berharap lebih, kejadian dua tahun lalu adalah hasil dari sisi brengseknya dan ia sadar, Luhan tak akan pernah melupakan malam itu, saat Sehun memaksanya untuk melakukan hubungan badan.

"Malam itu, apa kau mabuk?" tanya Luhan, matanya menatap ke jendela, menghindari tatapan sendu Sehun.

Sehun mengangguk, "Ya, aku mabuk dan dalam pengaruh afrodisiak."

"Apa kau memang berniat melakukannya denganku atau ketidaksengajaan?"

Sehun menghembuskan nafasnya kasar, "Luhan, kau tau kalau orientasi seksualku berbeda denganmu dan kau juga tau kalau aku menyukaimu, tapi demi Tuhan, aku tidak pernah berniat melakukan apapun padamu, karena aku juga menyadari posisiku, aku adik tirimu dan kita keluarga." Jelas Sehun, suaranya terdengar lirih, tapi Luhan menangkap ketulusan adiknya itu.

Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang