Chapter 5 - Meet You

780 69 8
                                    

Ini hari ketiga Jessica Jung tidak masuk sekolah. Di pojok kafetaria, Kris menyeruput es jeruknya dengan cepat dan segera berlari ketika matanya menangkap sosok Xi Luhan hendak meninggalkan kafetaria. Melihat tindakan itu, dua sahabatnya, Kai dan Chanyeol mengerinyitkan keningnya, bingung.

"Ada apa dengan Kris dan lelaki barbie itu?" tanya Kai bingung. Chanyeol semakin bingung, "Lelaki barbie?"

Kai menganggguk, "Maksudku, Xi Luhan. Wajahnya terlalu cantik sebagai lelaki, dia juga terlihat sangat polos seperti anak kecil dan itulah yang membuatku sangat bingung, kenapa uri Kris mengejar anak itu? Menurutmu, ada urusan apa?"

Chanyeol mengetukkan jarinya di atas meja, berpikir sejenak, "Hmm...kurasa ini tentang Jessica Jung. Kris agak terobsesi dengan gadis misterius itu dan ini hari ketiga dia tidak masuk, jadi kupikir Kris menanyakan keberadaan Jessica Jung."

Kai terkekeh geli, "Mungkinkah uri Kris menyukai Jessica? Atau mungkin mencintainya?"

Chanyeol langsung memukul kepala Kai dengan sendok, "Yaa! Kau pikir dia mengerti cinta? Heol, aku yakin Kris hanya mengincar tubuhnya saja, dia lumayan seksi, menurutku."

Kini gantian Kai yang memukul kepala Chanyeol dengan sendok, "Kau tau? Cinta itu datangnya tiba-tiba, sekalipun uri Kris terlihat dingin dan tidak peduli dengan hal-hal seperti cinta, ia pasti bisa merasakannya," Kai menghela nafasnya, ia tersenyum lebar, "Tapi, aku setuju denganmu, si misterius itu lumayan seksi, hahaha."

Chanyeol menggerutu, "Kata-katamu itu murahan sekali, Kkamjong! Aku ingin muntah mendengarnya!"

Selanjutnya, aksi pukul memukul dengan sendok antara Kai dan Chanyeol menjadi tontonan murid-murid RIS yang sedang berada di kafetaria.

***

Luhan mempercepat langkahnya, niatnya ia ingin kembali ke kelas setelah makan siang, namun ternyata lelaki jangkung itu mengikutinya. "Sialan," gerutu Luhan pelan. Ia merasa terintimidasi dengan suara derap langkah Kris. "Luhan Appa, huh?" teriak Kris, mencoba menghentikan Luhan yang tiba-tiba berlari dengan cepat.

Ia menoleh ke belakang dan setelah memastikan Kris tidak mengikutinya lagi, Luhan langsung naik ke atap sekolah dan menenangkan diri di sana. Ia duduk di atas bangku kayu tua, merenung dan mencari cara untuk melawan Kris yang sepertinya sudah berusaha membongkar jati dirinya. Saat pikirannya sedang berkelana, sosok jangkung itu tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Apa maumu?" tanya Luhan sinis. Kris tertawa meremehkan, "Kau tau? Aku bahkan tidak bisa memahami hidup seperti apa yang kau jalani, Luhan." Kata-kata Kris berhasil menohok Luhan. Memangnya, Hidup seperti apa yang aku jalani?

"Kalau begitu menjauhlah dan jangan ganggu aku." Ujar Luhan dingin.

Kris tersenyum sinis, "Sayang sekali, aku tidak bisa mengabaikan apa yang sudah kulihat dan kudengar," ia menyalakan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto seorang anak lelaki pada Luhan, "Luhan Appa, huh?"

Luhan menggeram kesal, ia langsung mencengkram kerah kemeja Kris dan menatapnya dengan penuh amarah, "Kau mengunjunginya? Apa yang kau lakukan padanya?"

Kris menepis tangan Luhan, "Woah, just relax, bro! Aku hanya mengajaknya makan es krim," ia menatap foto itu dengan datar, "Ziyu anak yang manis, sayang sekali Appa-nya tidak tinggal bersamanya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang