Chapter 11 - Sica Chu

1.1K 97 59
                                    

Ini hari keempat Zhang Yixing berusaha untuk memperoleh informasi dari Sehun, tetapi, tetap saja hasilnya nihil. Sehun seperti orang baru yang terlahir kembali, ia tidak ingat apapun mengenai proyek itu.

"Kau benar-benar tidak ingat?"

Sehun mengangguk lalu kembali menyusun berkas-berkas kerjanya yang sempat terbengkalai saat ia dirawat di rumah sakit. Yixing menghela nafasnya dengan berat, proyek C-ZONE sudah menunjukkan indikator hijau artinya sudah siap untuk diluncurkan. Sejauh ini, Yixing hanya bisa mengakses sedikit data mengenai C-ZONE, belum ada perintah dari atasannya jadi pergerakannya pun terbatas.

"Hyung, kau baik-baik saja?"

Yixing tersenyum simpul, "Aku tidak baik. Sehun, coba kau ingat-ingat lagi ya,"

Sehun menundukkan wajahnya, "Aku tau aku tidak membantumu sama sekali, tapi aku berani bersumpah, aku tidak mengingat apapun mengenai proyek itu, Hyung. Aku bahkan tidak ingat hal apa yang aku lakukan selama dua tahun terakhir ini! Kau tau? Ingatanku seperti puzzle yang tidak tersusun, banyak bagian yang hilang," Sehun menatap Yixing dengan serius, "Kau harus percaya padaku, Hyung."

Yixing memegang kedua bahu Sehun, "Dua tahun terakhir? Kau serius?"

Sehun mengangguk, "Saat aku terbangun di rumah sakit, hal terakhir yang kuingat adalah aku duduk di balik meja kerjaku dan berpikir, entah tentang apa."

"Apalagi yang kau ingat?"

"Aku ingat, Luhan hyung menjauhiku, hubungan kami memburuk entah karena apa. Aku ingat, Luhan hyung dan aku pernah melakukan operasi bersama, entah kapan dan operasi apa itu. Lalu, Luhan hyung memberikan dermegera,"

"Hanya itu? Tidak mungkin,"

"Ah, aku juga ingat kalau Yixing hyung sedang mengkloning seekor Panda!"

Yixing menepuk jidatnya sendiri, bingung dengan keadaan ini. "Sehun, aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu, pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada gangguan apapun pada dirimu, kau seratus persen sehat."

"Aku tau, Hyung, ini aneh 'kan?"

Yixing mengangguk, "Untuk sementara ini, bisakah kau diam di apartemen Luhan?"

"Tapi, hubunganku dan Luhan hyung sedang tidak baik,"

Yixing menggelengkan kepalanya, "Tidak, kalian sudah baikan. Kau mungkin tidak ingat, tapi aku tau itu."

"Aku menolak, aku ingin mencari tau apa yang terjadi pada diriku!"

"Tidak, Sehun. Kalau kau diam di sini, aku takut sesuatu terjadi padamu."

Sehun mengangguk pelan, "Baiklah, tapi libatkan aku kalau itu menyangkut diriku,"

Yixing mengangguk, "Pasti. Aku akan mengurus cuti panjangmu, sekarang pulanglah," Yixing memberikan rosarionya, "Berdoalah pada Tuhan, hanya Dia penguasa semesta ini."

Sehun mengerinyitkan keningnya, berdoa entah kapan terakhir kali ia melakukannya. "Terima kasih, Hyung."

Yixing tersenyum lalu memeluk Sehun erat, "Aku senang kau kembali pada dirimu, Sehun. Tuhan memberkatimu, Adikku."

***

Minggu pagi seharusnya menjadi waktu yang tenang untuk Jessica Jung, tapi sejak Irene datang semuanya terasa menyebalkan, kehadiran gadis berambut ombre merah muda itu sangat mengganggunya. Irene selalu mengoceh tentang hal-hal yang tidak dimengerti olehnya dan terkadang mengumpat dalam bahasa yang Jessica yakini adalah bahasa Belanda. Bahkan di waktu sarapan pagi seperti saat ini, gadis menyebalkan itu masih sempat-sempatnya mengoceh tentang makhluk astral atau apapun itulah, yang pasti Jessica tidak menyukai kehadiran Irene.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang