Chapter 2 - Hukuman

682 77 9
                                    

Pagi ini kelas 3A sangat ricuh, pasalnya Kris dan kedua temannya, Kai dan Chanyeol melakukan keonaran. Ketiganya menghadang pintu masuk kelas, menanti target mereka yang baru saja tiba, Jessica Jung.

"Woah! Selamat pagi, freak. Kau terlihat buruk dengan mata panda itu!" seru Kris heboh, kedua temannya langsung tertawa.

Jessica menatap lelaki tinggi di hadapannya dengan tajam, tangannya mengepal dengan erat, ia berusaha menahan emosinya. "Menyingkirlah," perintah Jessica, singkat dan dingin. Untuk beberapa sekon, Kris merasa tertampar.

Apa katanya? Menyingkir? Berani sekali kau!

Kris mendekatkan tubuhnya ke arah Jessica, "Woah! Apa kau bilang?"

Jessica melipat tangannya di atas dada, matanya menatap Kris dengan tajam, "Menyingkirlah dari hadapanku, kau tidak mengerti?"

Emosi Kris mulai terpancing, selama ini tak satupun siswi di RIS berani memperlakukannya seperti sampah. Kris mengangkat dagu Jessica, ia menatap kedua manik mata gadis itu dengan tajam, "Aku tidak mengerti, bisa kau jelaskan lagi?"

Jessica mendecih, kemudian, tanpa disangka-sangka gadis itu menendang tulang kering milik Kris dan langsung menerobos blokade yang diciptakan oleh Kai dan Chanyeol. "Holy shit!" erang Kris penuh kesakitan. Chanyeol menatapnya prihatin, "Dia ganas sekali ya."

Kai mengulurkan tangannya, membantu Kris berdiri, "Sudahlah Kris, dia tidak asyik."

Kris menganggukkan kepalanya, "Ck! Singa betina itu sepertinya sedang datang bulan, dia benar-benar membuatku kesal!" gerutu Kris, kedua temannya tertawa mendengar julukan baru untuk Jessica. Tawa mereka terhenti saat sosok Luhan menatap ketiganya dengan tajam, "Apa yang kalian lakukan pada Jessica?" tanyanya dingin. Chanyeol berdecih, "Pahlawan kesiangan," ejeknya.

Kris tersenyum miring, "Menurutmu apa yang kami lakukan dan akan kulakukan?

***

"Sistem Pers suatu negara berhubungan erat dengan ideologi yang dianut oleh negara tersebut, mari kita ambil contoh, Amerika Serikat merupakan negara liberal maka sistem persnya pun libertarian yang..."

Beberapa murid kelas 3A menguap lebar-lebar mendengar penjelasan guru mata pelajaran Politik Negara, beberapa di antara mereka sibuk mencorat-coret bagian belakang buku tulis, ada pula yang sesekali memainkan ponselnya, di jajaran paling depan para bintang kelas mendengarkan dengan serius materi yang dijelaskan oleh Guru Song. Di jajaran paling belakang, Kris Wu sibuk memperhatikan seorang gadis yang duduk di sampingnya, Jessica Jung.

"Hoi!" panggil Kris, tapi gadis yang dipanggil hanya diam, menyibukkan diri dengan secarik kertas bertuliskan angka-angka. Awalnya, Kris mengira Jessica sedang main sudoku tapi setelah dilihat lebih teliti, gadis itu hanya menulis angka-angka acak yang aneh.

"Hoi!" panggil Kris lagi. Tak ada respon. Merasa kesal tak direspon, Kris mendecak, "Ck! Kau tuli ya? Hey, singa ganas!"

Gadis itu sepertinya terlarut dalam dunia angka yang rumit. Untuk pertama kalinya, Kris Wu merasa diabaikan oleh seorang gadis, tapi, bukan Kris Wu namanya jika ia menyerah begitu saja. Lelaki jangkung itu menyobek lembaran buku tulisnya dan meremasnya hingga membentuk bola.

Pluk!

Kris melemparkan bola kertasnya dan tepat berhenti di meja Jessica. Sesuai dugaannya, gadis misterius itu menoleh, namun tak mengatakan apapun, hanya sebuah tatapan dingin yang entah kenapa berhasil menusuk hati Kris. Sial! Ada apa dengan tatapannya?

"Jangan menatapku seperti itu, kau menyebalkan," ujar Kris dengan santai. Jessica menggeram kesal, "Kau melemparku dengan kertas hanya karena ingin mengatakan itu?" tanyanya ketus.

Gravity [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang